Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
LIMA KOMPONEN PENTING DALAM KEWIRAUSAHAAN SOSIAL
12 April 2018 13:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Gamal Albinsaid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: dr. Gamal Albinsaid, M. Biomed. (CEO Indonesia Medika)
1. Resources
ADVERTISEMENT
Dalam bisnis kita mengenal 2 fase, yaitu fase eksplorasi dan fase eksploitasi. Fase eksplorasi adalah fase dimana Anda memulai pengembangan usaha Anda, Anda mencoba mengembangkan, memodifikasi, dan melakukan penguatan pada model bisnis Anda. Pada fase ini, sering kali bisnis kita belum menghasilkan keuntungan, terus membutuhkan modal, dan belum bisa mandiri secara finansial. Fase ini sering terasa menyakitkan, karena Anda harus membakar banyak uang, tanpa sebuah kepastian akan kesuksesan usaha.
Modal ini menjadi sangat penting jika yang Anda kembangkan adalah sesuatu yang baru, inovatif, dan bisnis model yang unik. Bisnis yang inovatif memang mudah mendapatkan perhatian publik dan bisa meninggalkan persaingan yang keras dari pada kompetitor, namun biasanya membutuhkan waktu sedikit lebih lama dalam mencapai kestabilan finansial. Hal ini diakibatkan fase modifikasi inovasi dan penyesuaian model bisnis kepada customer untuk akhirnya mampu menerima inovasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Mengapa inovasi terkadang membutuhkan lebih banyak sumber daya? Inovasi umumnya merupakan hipotesa baru yang harus diuji coba melalui implementasi yang juga bersifat eksperimen. Hipotesa anda soal inovasi bisa benar dan bisa salah. Jika benar, usaha anda bisa tumbuh pesat dan meledak. Jika salah, usaha anda mungkin memerlukan modifikasi atau harus diakhiri. Dalam kondisi inilah resource menjadi hal yang sangat fundamental.
Oleh karena itu, saya ingin katakan bahwa modal ini menjadi hal yang sangat penting dalam pengembangan sebuah bisnis maupun inovasi. Dengan modal Anda bisa bergerak, belajar mengenai bisnis Anda, melakukan akselerasi, sebelum bisnis sampai ke tahap yang matang. Oleh karena itu, sering kita jumpai orang – orang yang tidak bisa berwirausaha menjadikan modal sebagai pembenaran atas kegagalan memulai sebuah usaha. Itu salah, karena mempersiapkan bahan bakar untuk memulai usaha adalah tugas seorang wirausaha. Jika itu mudah, semua orang akan berwirausaha.
ADVERTISEMENT
Setelah melalui fase eksplorasi ini, Anda akan masuk ke fase eksploitasi, mungkin secara bahasa terdengar tidak enak, tapi itulah bisnis. Pada tahap eksploitasi Anda sudah bisa mengomersialisasi bisnis Anda secara kuat, bahkan lebih jauh lagi Anda bisa mendorong financial impact ataupun social impact bisnis Anda secara cepat dan akseleratif. Anda bisa menggunakan personal saving, bisa menjalin kerjasama dengan jejaring yang Anda miliki, bisa juga melirik ke arah venture capitalist atau investor.
Setelah selesai fase eksplorasi yang membutuhkan banyak resource untuk mulai mengembangkan bisnis, di fase eksplorasi lagi - lagi Anda juga memerlukan banyak resource untuk melakukan percepatan. Jika Anda sudah menemukan formula yang tepat, yang Anda butuhkan selanjutnya adalah sumber daya untuk mengakselerasi impact yang Anda hasilkan. Jika Anda tidak tangkas di fase ini, kompetitor yang mencoba mengikuti keberhasilan Anda, bisa saja mengejar Anda, bahkan melampaui Anda, dengan sumber daya yang ia miliki.
ADVERTISEMENT
Sebagai wirausaha sosial, kita tidak dapat memiliki dampak besar, jika kita tidak dapat memperoleh sumber daya yang kita butuhkan untuk tumbuh lebih besar. Sebagai gambaran di Inggris, kurang dari 10% dari puluhan ribu wirausaha sosial yang menghasilkan pendapatan lebih dari 1 juta poundsterling. Untuk meluaskan dampak kita butuh sumber daya. Untuk mendapatkan sumber daya, kita butuh kemampuan pengembangan bisnis yang memadai.
2. Networking
Jaringan ini bagi saya sesuatu yang sangat penting untuk dibangun dan dijaga. Banyak anak seorang pengusaha sukses yang tidak bisa mengembangkan usaha kedua orang tuanya karena tidak memiliki jaringan yang memadai. Bahkan tidak jarang dari mereka berakhir tragis, karena tidak mempelajari pentingnya manajemen sumber daya jaringan. Saya punya prinsip, orang akan bekerja sama dengan kita jika mereka mengetahui kita (know), menyukai kita (like), dan mempercayai kita (trust). Setelah memiliki sumber daya jaringa, yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita mampu mengoptimalkan sumber daya jaringan yang kita miliki untuk mengakselerasi bisnis yang kita bangun. Portofolio dan reputasi kita adalah kartu nama terbaik, berfokuslah membangun dan menjaga keduanya.
ADVERTISEMENT
3. Research and development,
Penelitian dan pengembangan adalah satu aspek penting yang tidak banyak diperhatikan oleh start up. Kami di Indonesia Medika berusaha konsisten melakukan saintifikasi dalam semua inovasi yang kami kembangkan. Saya yakin dan telah membuktikan bahwa penelitian pada inovasi-inovasi kita, bisa mengubah opini atau asumsi kita menjadi data dan realita.
Hal tersebut akan membangun kepercayaan pada inovasi kita, meningkatkan daya saing kita, dan menjadi salah satu elemen yang membangun kredibilitas kita. Tapi yang jauh lebih penting dari itu, research and development memberikan kita informasi yang cukup dan benar untuk menjadi panduan dalam memodifikasi inovasi kita berdasarkan penelitian yang kita lakukan.
Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa bisnis atau inovasi lahir dari hipotesa kita. Hipotesa ini bisa benar dan bisa saja salah. Disana kita harus melakukan penelitian dan pengembangan di fase awal. Sering kali kita terlalu optimis dengan hipotesa kita, kita terlalu yakin bahwa ide kita cemerlang, disruptive, dan berdampak besar. Namun, setelah perusahaan mengalokasikan sumber daya yang begitu besar dan waktu yang begitu lama, kita baru menyadari bahwa hipotesa kita salah. Itulah pentingnya research and development, sehingga kita bisa melakukan eksperimen ide kita dalam skala kecil, sebelum perusahaan memutuskan berjalan lebih jauh.
ADVERTISEMENT
Research and development ini menjadi penting untuk pertimbangan kita melanjutkan inovasi, memodifikasi inovasi, atau menghentikannya. Jika hipotesa kita benar, penelitian dan pengembangan ini bisa membantu kita memodifikasi konsep sejak awal dan membantu kita mengalokasikan sumber daya secara tepat. Namun, jika hipotesa kita salah, perusahaan bisa mencegah kehilangan sumber daya untuk ide inovasi atau ide bisnis yang ternyata di kemudian hari akan gagal.
4. Packaging, marketing, and branding
Hal keempat yang esensial adalah packaging, marketing, dan branding pada inovasi-inovasi kita. Percuma saja kita bekerja keras dalam berbagai sektor mulai research and development, product development, business development, namun pada akhirnya masyarakat atau customer tidak tahu apa yang kita tawarkan dan produk kita hanya digunakan atau dinikmati sedikit orang. Besarnya usaha kita mengembangkan produk atau bisnis, juga harus diikuti besarnya usaha kita dalam marketing sehingga produk yang kita hasilkan dengan kerja keras bisa dinikmati lebih banyak orang.
ADVERTISEMENT
Marketing dan branding bukan hanya soal penjualan atau luasnya jangkauan kita. Diantara berbagai konsep marketing dan branding, 2 konsep yang paling penting adalah character dan relate. Pertanyaan pertama, “Diantara banyaknya orang, perusahaan, dan organisasi yang ada, bagaimana masyarakat itu memilih untuk mengingat kita?” Jawabannya adalah karakter kita yang berbeda dengan kebanyakan orang lain. Untuk menentukan karakter, mulailah dengan menentukan apa value yang anda ingin orang lain melihat anda, perusahaan anda, atau organisasi anda, dari pandangan mereka. Pertanyaan kedua yang tidak kalah penting adalah “Apa yang membuat masyarakat merasa terhubung dengan kita?” Jawabannya adalah relate. Untuk itu, kita harus membangun banyak kesamaan dengan customer atau masyarakat, sehingga mereka bisa merasa terhubung dengan kita. Selama 2 tahun terakhir kami selalu menerapkan emotional branding, bagaimana inovasi-inovasi kami mampu menyentuh hati masyarakat. Kami bekerja keras menerjemahkan misi kami dalam sebuah bahasa komunikasi yang mudah dipahami dan dirasakan oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
5. Leadership and Entrepreneurship
Pada awalnya saya tidak memasukkan kepemimpinan dan kewirausahaan sebagai komponen penting dalam kewirausahaan sosial yang harus Anda bangun dan siapkan. Berjalannya waktu, saya melihat banyak inovator – inovator muda yang gagal mempertahankan bisnisnya dan gagal memastikan keberlanjutannya. Saya lihat, banyak diantara mereka kurang memiliki kapasitas kepemimpinan yang memadai dan kemampuan kewirausahaan yang matang.
Banyak sekali teori – teori kepemimpinan yang bertebaran di buku - buku dan internet yang bisa membuat kita tersesat, namun menurut Forbes ada 10 kualitas kepemimpinan, yang utama. Sepuluh kualitas kepemimpinan itu, antara lain kejujuran, kemampuan mendelegasikan, komunikasi, kepercayaan diri, komitmen, sikap positif, kreativitas, intuisi, kemampuan menginspirasi, dan kemampuan pendekatan. Sepuluh hal tersebut merepresentasikan kapabilitas utama yang harus dimiliki seorang pemimpin. Selain itu, konsep lain menggunakan pendekatan “4 E’s of leadership”, yaitu envision, energize, enable, dan empower.
ADVERTISEMENT
Disamping itu, secara spesifik, pemimpin wirausaha sosial menghadapi banyak tantangan. Banyak dari mereka tidak memiliki pendidikan bisnis secara formal dan membangun perusahaan semata - mata didorong oleh semangat memecahkan masalah. Motivasi tersebut besar, namun kemampuan, pengalaman, dan keilmuan mereka dalam hal ekonomi, bisnis, dan keuangan sangat minim. Survei global dari Schwab Social Entrepreneurs menyimpulkan 4 tantangan utama yang dihadapi oleh pemimpin wirausaha sosial, antara lain membangun tim, delegasi dan suksesi, menyeimbangkan dan mengintegrasikan, pengembangan pribadi dan profesional.
Sering kali tanpa disadari seorang pemimpin mencampuradukkan antara manajemen dan kepemimpinan, ini 2 hal yang berbeda dan harus dilakukan dengan cara yang berbeda. Manajemen bicara mengenai organisasi, integrasi, perencanaan, pengukuran dan penganggaran, serta pengembangan orang. Sedangkan kepemimpinan bicara soal motivasi, dorongan, memilih orang-orang berbakat, pembinaan dan pelatihan, serta membangun kepercayaan. Manajemen bicara soal fungsi, sedangkan kepemimpinan bicara soal hubungan. Sering kita jumpai, seorang pemimpin juga harus menjadi seorang manajer, dalam kondisi itu, seni membangun harmoni antara keduanya menjadi sangat penting dan krusial.
ADVERTISEMENT