news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Pengoptimalan Pariwisata Demi Menyongsong Era-Endemi

Indonesia Tourism Watch
Lembaga Swadaya Masyarakat Pengamat Pariwisata Indonesia/Indonesia Tourism Watch (NGO-ITW) Sebuah LSM yang lahir dengan semangat kolaboratif
Konten dari Pengguna
26 April 2022 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indonesia Tourism Watch tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua MPR RI dalam membuka kegiatan Buka Bersama dan Diskusi Pra-Inagurasi ITW pada tanggal 25 April 2022
Jakarta – Pada hari Senin tanggal 25 April 2022, Dewan Eksekutif Nasional (DEN) Indonesia Tourism Watch (ITW) sukses mengadakan kegiatan buka puasa bersama, Diskusi Pra-Inagurasi ITW bertajuk Ngobrol Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Yuk “NGOPEK KUY” Edisi Ramadhan dengan mengangkat tema “Pariwisata Siap Hadapi Endemi?” serta pembagian makanan berbuka puasa untuk supir ojek, taksi online serta pekerja pariwisata. Kegiatan tersebut sukses dilaksanakan secara Hybrid (daring dan luring).
ADVERTISEMENT
Buka bersama dan diskusi pra-inagurasi ITW dihadiri oleh Ichwan Abdillah (Ketua Umum DEN ITW), dan Ali Muhammad Hilabi (Bendahara Umum Dewan Eksekutif Nasional ITW), Himpunan Mahasiswa Pariwisata Program Vokasi Universitas Indonesia (HIMTA UI), Kepresidenan Mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta (Kepresma STP Trisakti Jakarta), Himpunan Mahasiswa Pariwisata Universitas Gajah Mada Yogjakarta (HIMAPA UGM Yogyakarta), dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Denpasar (BEM F-PAR Udayana Denpasar) serta pengurs Dewan Eksekuif Daerah ITW dari 5 Provinsi. Diskusi pra-inagurasi ITW sendiri dipandu oleh Adyta Raja Sibarani (Sekretaris Jendral DEN ITW), dan Dewi Rahmawati (Manajer Program Kreatif DEN ITW).
Jajaran Pengurus DEN ITW
Diskusi pra-inagurasi sendiri dibuka dengan Keynote Speakers dari H. Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI. Dengan memberikan paparan bahwa keadaan pandemic covid-19 sudah mulai terkontrol dengan ditandai rasio kesembuhan pasien covid-19 telah mencapai 97 persen. Kemudian menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) ada lima indikator utama dalam perubahan status dari pandemi ke endemi yakni angka laju penularan kurang dari 1 persen, Positivity Rate kurang dari 5 persen, tingkat perawatan rumah sakit kurang dari 5 persen, rasio angka kematian kurang dari 3 persen, dan PPKM berada pada transmisi lokal level tingkat 1. Kelima indikator tersebut juga harus terjadi dalam rentang waktu enam bulan.
ADVERTISEMENT
Bamsoet berharap momentum perubahan tatus dari pandemi menjadi endemi, nantinya harus dapat dioptimalkan untuk menghidupkan dan merekonstruksi kembali aktivitas sosial masyarakat, serta menjadi stimulan membangun kembali sendi-sendi perekonomian nasional, termasuk pada sektor pariwisata. Terlebih itu Indonesia telah terpilih sebagai tuan rumah peringatan World Tourism Day 2022 (WTD 2022), yang akan diselenggarakan di Bali pada 27 September mendatang. Terpilihnya Indonesia dalam forum Sidang Majelis Umum Organisasi Pariwisata Dunia PBB (United Nations World Tourism Organization/UNWTO), mengisyaratkan pengakuan dunia atas eksistensi Indonesia dalam industri pariwisata global. Kemudian Bamsoet berharap “ITW dapat turut aktif dalam mensukseskan WTD 2022 serta memberikan solusi-solusi dengan menjadi mitra berfikir bagi seluruh asosiasi kepariwisataan demi membangkitkan pariwisata Indonesia setelah masa pandemi usai” Tutup Ketua MPR RI.
Ketua Umum DEN ITW membagikan makanan berbuka puasa untuk Pekerja Hotel bersama Bendahara Umum ITW dan Manejer Pengembangan Program DEN ITW.
Kemudian diskusi dilanjutkan dengan diskusi dengan Sekretaris Jendral Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran, Deputi KADIN Indonesia bidang tenaga kerja Nofel Saleh Hilabi dan Presiden Mahasiswa (Presma) STP Trisakti Samuel Andreas.
ADVERTISEMENT
Dalam diskusi, Nofel Saleh Hilabi berharap adanya kebijakan terkait pemulihan keuangan bagi pelaku usaha pariwisata. Karena menurutnya, selama pandemi berlangsung pelaku usaha pariwisata mengalami penurunan cash flow secara drastis bahkan okupansi usaha pariwisata rata-rata turun hingga dibawah 20 persen yang menandakan para pelaku usaha pariwisata telah terancam tutup usahanya dan dapat berefek luas terutama terhadap keberlangsungan hidup bagi ribuan pekerja disektor pariwisata. Bahkan Bank yang diharapkan menjadi solusi bagi pelaku usaha pariwisata ditengah masa transisi dari pandemi ke endemi, tidak mempermudah bantuan permodalan bahkan cenderung menekan pelaku usaha pariwisata dengan menaikan suku bunga restrukturisasi pungkas Nofel Saleh Hilabi. Diakhir diskusi Nofel Saleh Hilabi, berharap adanya kebijakan yang memberikan solusi bagi pelaku usaha pariwisata agar mampu menghadapi era-endemi.
ADVERTISEMENT
Sedangkan Sekjen PHRI, menerangkan bahwa Hotel dan Restoran diseluruh Indonesia telah lebih dahulu mangambil langkah untuk mengadapai era-endemi dengan menjalankan regulasi CHSE (Cleanliness/Kebersihan), Health/Kesehatan), Safety/Keamanan), dan Environment Sustainability/Kelestarian Lingkungan). Hal ini merupakan sebuah langkah taktis agar aminitas pariwisata dapat tercapai. Kedepannya PHRI akan berusaha menciptakan inovasi-inovasi dalam memperkuat permodalan hotel dan restoran yang sempat runtuh ditengah pandemi.
Dalam diskusi ini Presma STP Trisakti juga memberikan harapan-harapannya yang dimana baik kebijakan dan bisnis pariwisata dapat saling mendukung untuk menciptakan iklim industri pariwisata yang sehat agar kedepannya para pemuda yang memiliki keinginan untuk menjadi pekerja disektor pariwisata tidak memiliki rasa khawatir akan masa depannya. Terlebih dimasa endemi industri pariwisata pasti meningkat akan kuantitas tenaga kerja pariwisata.
Kiri-kanan : Ali Muhammad Hilabi (Bendahara Umum DEN ITW), Ichwan Abdillah (Ketua Umum DEN ITW), dan Adyta Raja Sibarani (Sekretaris Jendral DEN ITW)
Setelah kegiatan buka puasa bersama dan Diskusi Pra-Inagurasi ITW, ditempat terpisah Ketua Umum DEN ITW Ichwan Abdillah memberikan keterangan “hadirnya ITW bukan sekedar untuk menekan atau menghantam kebijakan pemerintah disektor pariwisata namun juga akan memberikan pemikiran berupa rekomendasi-rekomendasi strategis maupun teknis bagi pemerintah maupun asosiasi-asosiasi kepariwisataan supaya kedepannya sektor pariwisata dapat menjadi industri unggulan yang sehat dan mengedepankan sisi ketahanan lingkungan serta ketahanan sosial budaya sesuai dengan kampanye yang dicanangkan ITW, yaitu Eco-Sociotourism” Tutup Ichwan Abdillah.
ADVERTISEMENT