Semangat Gotong Royong dalam Program Mentorship Indonesia Mengglobal

Indonesia Mengglobal
Indonesia Mengglobal adalah sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk menjadi sarana informasi dan sumber inspirasi bagi masyarakat Indonesia untuk menempuh pendidikan dan meniti karir di kancah global. Kunjungi www.indonesiamengglobal.com
Konten dari Pengguna
5 Mei 2021 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indonesia Mengglobal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Program mentorship pro bono Indonesia Mengglobal telah mengantarkan banyak anak muda menempuh pendidikan di kampus-kampus dunia. Sumber: Indonesia Mengglobal
zoom-in-whitePerbesar
Program mentorship pro bono Indonesia Mengglobal telah mengantarkan banyak anak muda menempuh pendidikan di kampus-kampus dunia. Sumber: Indonesia Mengglobal
ADVERTISEMENT
Jika kita membuka catatan sejarah, konsep orang Indonesia menuntut ilmu di luar negeri sebenarnya bukan hal baru. Sejak masih bernama Hindia Belanda, beberapa pemuda bumiputra yang kemudian menjadi Founding Fathers seperti Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Tan Malaka pernah mengenyam pendidikan di Belanda. Beberapa dekade sebelum kemerdekaan, RA Kartini juga sempat mendapatkan beasiswa untuk belajar di Negeri Kincir Angin. Sayang, karena kondisinya yang sudah menikah dan dengan adat di era itu, tak memungkinkan baginya untuk meninggalkan suami dan anak untuk sekolah tinggi di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Kesempatan sekolah di Belanda pada zaman itu memang bagian dari kebijakan politik etis. Namun, kesempatan tersebut telah turut melahirkan kelompok intelektual yang memiliki kesadaran bahwa rakyat Hindia Belanda harus mampu bersaing dengan bangsa lain untuk mencapai kemajuan.
Mohammad Hatta (Kedua dari kiri) dan Sutan Sjahrir (Kedua dari kanan) adalah founding fathers yang pernah menempuh studi di luar negeri. Sumber foto: Liputan6
Dekade demi dekade, kesempatan orang Indonesia menempuh pendidikan di luar negeri semakin terbuka. Saat ini, pemerintah Indonesia bahkan sudah bisa membiayai sendiri tunas-tunas bangsanya bersekolah tinggi dengan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Berdasarkan data, sepanjang 2013-2019, pemerintah telah memberikan beasiswa LPDP kepada 24.926 orang.
Sampai di sini, ada satu benang merah semangat belajar yang tak lekang oleh waktu sejak zaman pra-kemerdekaan. Bahwa baik sejak bernama Hindia Belanda maupun setelah merdeka sebagai negara Indonesia, kesadaran untuk mampu bersaing dengan bangsa lain untuk mencapai kemajuan terus ada. Dan dengan semangat gotong royong yang juga bertahan melintasi zaman, kesempatan lebih banyak untuk anak-anak muda Indonesia bersekolah di kampus-kampus terbaik di dunia menjadi lebih mungkin karena diupayakan bersama.
ADVERTISEMENT
Mengapa penting untuk mempunyai lebih banyak anak Indonesia di kampus dunia? Pertama, tentunya karena dengan begitu kita bisa mengejar peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kedua, dengan bonus demografi yang sedang dimiliki Indonesia saat ini, kesempatan menjadi negara maju sekaligus menghindari jebakan kelas menengah (middle income trap) bisa tercapai—dan lagi-lagi—dukungan kualitas sumber daya manusia adalah komponen pentingnya.
Berikutnya, peran Indonesia di panggung global semakin besar. Saat ini, Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki populasi terbesar keempat sedunia, serta akan memegang Presidensi G20 pada 2022 dan Charimanship ASEAN pada 2023. Representasi Indonesia di kampus dunia akan menjadi faktor pendukung dalam peranan Indonesia di panggung global yang berdampak.
Alasan-alasan di atas belum ditambah benefit sekolah di luar negeri, seperti kesempatan untuk mempelajari berbagai bidang dan kebijakan dari tempat terbaiknya dan menciptakan anak-anak bangsa yang mampu berinteraksi di lingkungan global dan berpikiran terbuka.
ADVERTISEMENT
Indonesia Mengglobal berupaya mendukung tujuan memiliki lebih banyak representasi Indonesia di kampus dunia melalui program mentorship. Sejak 2013, program mentorship telah dijalankan dengan semangat gotong royong. Program ini adalah manifestasi keinginan saling membantu antar anak-anak muda Indonesia agar lebih besar nama negerinya bergaung di kampus-kampus dunia.
Beberapa sesi kegiatan Mentorship Indonesia Mengglobal. Sumber: Indonesia Mengglobal
Kombinasi antara desain program yang intensif dan dievaluasi tiap tahun, kurikulum komprehensif, para mentor yang mumpuni, kelompok mentee dengan komitmen dan semangat tinggi, serta manajemen tim yang sangat berdedikasi menjadikan program ini bisa terus berjalan secara gratis dari tahun ke tahun. Bahkan ketika pandemi, program mentorship Indonesia Mengglobal tetap berjalan.
Seperti setiap perjuangan yang tak mengkhianati hasil, mentee dari program mentorship probono Indonesia Mengglobal telah diterima di berbagai kampus bergengsi, misalnya Harvard University, MIT, Columbia University, Duke University, University of Pennsylvania, Cornell University, Stanford University, Oxford, LSE, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Tentu jalan menuju cita-cita negara maju tak serta merta tercapai dengan mengirim putra-putri bangsa ke negara seberang. Tetapi ini adalah langkah awal yang berarti. Seperti sebuah pepatah China,
the journey of a thousand miles begins with one step. Dan sebagai sebuah upaya gotong royong, program mentorship Indonesia Mengglobal bisa jadi adalah salah satu turunan dari semangat para founding fathers untuk mewujudkan generasi yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain, demi mencapai kemajuan.
----------------
Program mentorship Indonesia Mengglobal masih membuka pendaftaran untuk mentor dan mentee hingga 9 Mei 2021.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi
Untuk mendaftar sebagai mentee, lengkapi formulir di
---------------
Profil Penulis: Dwinanda Ardhi Swasono adalah Presiden Indonesia Mengglobal 2021-2022. Penulis menyelesaikan pendidikan S2 di Sanford School of Public Policy, Duke University pada program Master in International Development Policy dengan beasiswa LPDP. Ardhi meraih gelar Sarjana dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.
ADVERTISEMENT