Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Ikhtisar Visual Ruang Publik
13 Oktober 2017 9:28 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Bahtiar Dwi Susanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengikuti jejak digital seniman kota Tangerang ini memang cukup bisa ikut merasakan bagaimana perhatiannya pada kehidupan lorong-lorong kota. Memberi sentuhan abjad, mengeja kata dan warna menjaga 'kegairahan menjadi ghirah' begitu dia menyebut aktifitasnya.
ADVERTISEMENT
Pameran yang dikemas dijalanan, jl. Perintis Kemerdekaan Cikokol ini mungkin menjadi tekadnya untuk tetap menjaga 'kewarasan' ditengah riuhnya persoalan ekonomi, sosial dan politik.
Edi Bonetski menyatakan bahwa kebudayaan dalam bahaya, gawat darurat saat seniman, budayawan hanya hadir di galeri... Meninggalkan ruang publik.
Dalam bagian akhir teks pameran, Edi menuliskan:
Maka kemakluman menjaga kehidupan merawat kesadaran, merawat akar harmoni Kampung Halaman adalah jalan yang harus ditempuh.
Belum terlambat untuk memulai, hanya saja teramat berat untuk memberi (tanda) buat mengawali PROSES KEMULAAN.
Semoga Semua Sampai!
Wassalam
Edi