Retno Anjarwati, Geolog yang Memasuki Dunia Seni Rupa karena Pandemi

Bahtiar Dwi Susanto
observer: seni, fotografi dan perjalanan sekitaran
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2023 13:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bahtiar Dwi Susanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Retno Anjarwati berpose didepan karyanya yang berjudul 'Krisis Identitas'/ Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Retno Anjarwati berpose didepan karyanya yang berjudul 'Krisis Identitas'/ Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat pandemi covid-19 datang mendera seluruh dunia pada akhir tahun 2019, menyebabkan banyak aktifitas manusia menjadi terbatas sehingga saat itu ekonomi nyaris lumpuh. Diantara banyak cerita duka saat pandemi, ada juga manusia kreatif yang menemukan cara untuk tetap bertahan untuk tetap beraktifitas. Karena dari sekian banyak dampak yang tidak orang pikirkan adalah dampak psikologis manusia saat pembatasan aktifitas dilakukan diberbagai tempat dan negara diseluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Retno Anjarwati, yang saat itu sedang menempuh pendidikan S3 di Fakultas Teknik Geologi UPN Yogyakarta pun mencari cara untuk tetap bertahan; beraktifitas mengisi hari-hari yang membosankan selama pandemi, serambi tetap mengajar secara daring di Fakultas Teknik Geologi Universitas Mulawarman Kalimantan Timur.
Kegiatan membuat lukisan berjudul 'Ibu'/ Dokumentasi Pribadi
Tanpa sengaja berbekal informasi dari grup Whatsapp tentang kegiatan yang diasuh oleh Prof. Dr. Muhammad Baiquni, M.A -dosen Geografi UGM yang mempunyai konsen pada pembelajaran pariwisata; di Prambanan ketika itu akhirnya Rento Anjarwati mulai berkenalan dengan kegiatan komunitas seni rupa Yogyakarta. Lambat laun keinginannya untuk belajar melukis menjadi bulat, kegiatan yang sebenarnya sudah diminati sejak di bangku kuliah S1 terutama ketika jam pelajaran kuliah berlangsung sering diisi dengan menggambar untuk menghilangkan rasa bosan.
ADVERTISEMENT
Juga ketika menjadi inisiator kelompok studi 'Literasi Visual Kebencanaan Indonesia' yang berkegiatan membuat webinar selama periode 2020-2022 mendorong lahir karya-karya yang berbasis pada pengetahuan ilmu bumi yang dimilikinya. Meski karya-karyanya secara umum banyak bersinggungan dengan tema perempuan dengan berbagai macam latar ide karya.
Berfoto bersama GKR Mangkubumi saat pembukaan pameran keompok 'Ratu'/ Dokumentasi Pribadi
Dengan talenta yang dimiliki serta keberanian mencoba dan belajar dengan banyak perupa membuat karya-karyanya selama 2 tahun masa pandemi memiliki 'kekhasan' dan pencapaian luar biasa sebagai seorang otodidak yang memulai berkarya dalam usia yang tidak muda lagi. Goresan yang ekspresif dan tematik persoalan personal, pencarian jati diri, dan seputar wilayah domestik adalah kekhasan karyanya yang banyak disebutkan mirip dengan karya-karya Frida Kahlo - pelukis asal Mexico yang paling dikenal karena potret dirinya
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa karya-karyanya periode 2021-2022:
Karya berjudul 'Pemimpin Perempuan'/ Dokumentasi Pribadi
Karya lukisan dan instalasi dalam pameran Seni Patung kelompok Bhellgejrets/ Dokumentasi Pribadi
Karya berjudul 'Gadis Dayak'/ Dokumentasi Pribadi
Karya berjudul 'Ibu Gunung'/ Dokumentasi Pribadi
Karya berjudul 'Rose from Kiss'/ Dokumentasi Pribadi
Era seni kontemporer di Indonesia saat ini telah membuka peluang yang lebih besar pada setiap orang, pun bagi seorang otodidak. Modal gagasan yang kuat dalam percaturan wacana seni rupa; merespon peristiwa-peristiwa pada momen yang tepat, dan memunculkan ide karya pada ruang dan waktu yang tepat serta konsistensi pada 'keberanian' sikap berkesenian merupakan tuntutan seniman kontemporer saat ini.
Selamat datang untuk perupa perempuan; seniman otodidak yang mampu bertahan di 'pasar seni rupa' yang tidak menentu, tetap kritis bersuara dalam karya-karya yang orinisil tanpa harus membebek pada permintaan pasar. Selamat untuk siapa saja yang turut mewarnai seni rupa Indonesia dengan beragam pengetahuan latar belakang akan menjadi kekayaan 'khasanah' sejarah seni rupa Indonesia.
Karya 'Potret Diri' yang dibuat saat On The Spot Komunitas Perupa Yogyakarta/ Dokumentasi Pribadi