Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Makam Imam Bukhari, Jejak Bung Karno di Uzbekistan
4 Maret 2018 14:24 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
Tulisan dari Indra Agustini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Komplek Makam Imam Bukhari di Samarkand (Dok. Pribadi)
Siapa yang tidak kenal dengan sosok Ir. Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia. Bagi rakyat Indonesia, Soekarno atau yang lebih dikenal dengan Bung Karno merupakan Sang Proklamator yang atas jasa-jasanya telah berhasil melepaskan bangsa Indonesia dari penjajahan. Sang Orator Ulung yang di setiap orasinya berhasil membangkitkan semangat di tiap dada para pendengarnya dan The Founding Father yang mendirikan bangsa ini.
ADVERTISEMENT
Kebesaran nama Bung Karno tidak hanya dikenal di seluruh pelosok Indonesia, namun juga menggema di dunia internasional. Dia dikenal sebagai sosok pemimpin yang berani, tegas, berkharisma, dan tidak mudah diatur oleh bangsa manapun.
Tidak hanya bagi bangsa Indonesia, kisah kepahlawanan Bung Karno juga dirasakan bagi umat muslim di dunia, salah satunya di Uzbekistan. Bung Karno telah berperan dalam menemukan kembali makam Amirul Mukminin Fil Hadist Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan. Di negara pecahan Uni Soviet yang berada di Asia Tengah dengan mayoritas penduduknya beragama Islam.
Kisah ini berawal saat penguasa tertinggi Uni Soviet, Nikita Khrushchev mengundang Bung Karno untuk mengunjungi Moskow pada tahun 1961. Tentunya undangan tersebut tidak terlepas dari motif politik yang cukup kental kala itu. Undangan dari Nikita Khrushchev tersebut dinilai sebagai langkah politis Uni Soviet untuk menujukkan kepada dunia khususnya Blok Barat bahwa Indonesia berada di belakang Uni Soviet.
ADVERTISEMENT
Tidak mau terjebak dan terkesan mendukung salah satu blok, Bung Karno mengajukan permintaan untuk dapat mengunjungi makam Imam Bukhari di Uzbekistan. Sehingga kunjungan Bung Karno adalah semata-mata untuk berziarah ke makam Imam Bukhari.
Bagi Uni Soviet yang saat itu beraliran komunis, tentu tidak mudah untuk menemukan makam Imam Bukhari yang telah lama terlupakan. Berbagai upaya dilakukan oleh pihak Uni Soviet untuk menemukan makam perawi hadist tersebut dengan mengumpulkan informasi dari orang-orang tua Muslim di sekitar Samarkand. Saat ditemukan, kondisi makam Imam Bukhari dalam keadaan yang terbengkalai dan tak terawat. Namun demi kunjungan Bung Karno, akhirnya Pemimpin Uni Soviet mengintruksikan agar makam tersebut direstorasi dan dipercantik.
Presiden Sukarno di Uzbekistan tahun 1961 (Dok. yesmuslim.blogspot.com)
ADVERTISEMENT
Berkat jasanya, saat ini komplek makam Imam Bukhari yang terletak di Desa Hartang, 25 kilometer dari Samarkand, Uzbekistan, telah menjadi salah satu destinasi wisata religi utama di Uzbekistan.
Sosok kepahlawanan Bung Karno hingga kini sangat dihormati dan dikenal luas oleh masyarakat Uzbekistan. Masyarakat Indonesia yang berkunjung ke Uzbekistan selalu mendapatkan kesan tersendiri di hati mereka.
Tentu hal tersebut bukan hanya sekedar cerita biasa, ketika saya tinggal di Uzbekistan selama satu tahun untuk kursus Bahasa Rusia, saya merasakan sendiri nama besar Bung Karno di mata masyarakat Uzbekistan. Beberapa kali mereka menanyakan asal negara saya, dan ketika saya mengatakan Indonesia, mereka secara otomatis mengasosiasikan dengan Presiden Sukarno. Tentunya ada rasa bangga, betapa aura kebesaran Bung Karno sangat dihormati di negara yang jauh dari Indonesia, yang bahkan tidak semua masyarakat Indonesia tahu sosok di balik yang menghidupkan kembali makam Imam Bukhari di Uzbekistan.
ADVERTISEMENT
Saya juga tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengunjungi makam Imam Bukhari di Samarkand. Saya dan beberapa teman memutuskan untuk menggunakan kereta api dari Tashkent, ibukota Uzbekistan dengan waktu tempuh sekitar empat jam. Setibanya di stasiun Samarkand, kami menyambung perjalanan sekitar 30 menit dengan bus untuk sampai ke komplek makam ahli hadist tersebut.
Dalam komplek makam Imam Bukhari yang cukup luas tersebut, para peziarah dan turis tidak hanya bisa mengujungi makam namun juga bisa menunaikan sholat di masjid, mengunjungi perpustakaan yang menyimpan sejarah tentang perjalanan Islam di dunia, dan madrasah sebagai pusat belajar hadist.
Sementara, makam Imam Bukhari terletak terpisah dari bangunan lain dengan kubah dihiasi dengan mosaik biru dan dinding dihiasi dengan ubin berbagai motif. Makamnya sendiri teletak di bawah tanah yang berdinding batu bata yang hanya bisa menampung sekitar 10 orang peziarah.
Replika Makam Imam Bukhari, makam asli terletak tepat di bawah bangunan ini (Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Kunjungan ke makam Imam Bukhari tersebut tentunya memberikan kesan dan pengalaman yang sangat berharga bagi saya, karena dapat secara langsung berziarah ke makam Imam penting bagi umat Islam di dunia. Imam Bukhari adalah salah satu perawi hadits paling termahsyur selain Imam Muslim, Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah maupun An Nasa'i. Salah satu kitab karyanya yang berjudul Al Jami’ Ash-Sholih atau yang lebih dikenal dengan nama Shohih Bukhari, merupakan salah satu kitab hadist yang menjadi rujukan utama umat muslim di dunia.