Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Perkembangan Pertanian di Indonesia
30 September 2021 21:45 WIB
Tulisan dari Indra Darmawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Berdasarkan sejarah pertanian pada masa lampau, pertanian muncul ketika suatu masyarakat didorong harus mampu untuk menjaga ketersediaan pangan sehingga dapat bertahan hidup minimal untuk dirinya sendiri dan juga untuk keluarga atau kelompoknya. Pertanian memaksa suatu kelompok orang untuk menetap di suatu tempat dan dengan demikian mendorong munculnya peradaban. Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan peradaban dalam sistem kepercayaan, pengembangan alat-alat pendukung kehidupan, dan juga kesenian akibat diadopsinya beragam teknologi pertanian dari yang sangat sederhana hingga modern di Era Revolusi Industri 4.0 saat ini.
ADVERTISEMENT
Pada era sekarang ini, Negara Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah menjadikannya sebagai negara agraris yang identik dengan pertaniannya, maka sudah semestinya jika negeri ini lebih memperhatikan sektor pertanian. Hal utama yang selayaknya mendapat perhatian dalam sektor pertanian saat ini adalah modernisasi. Sebab, bagaimanapun juga modernisasi di sektor pertanian merupakan keniscayaan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat berbasis pertanian.
Adapun upaya yang telah dilakukan pemerintah melalui penerapan teknologi dan inovasi terbaru di bidang agronomi terdapat peningkatan yang cukup signifikan. Terlihat dalam kebijakan -kebijakan yang dikeluarkan pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan), seperti program optimalisasi pemanfaatan lahan sub optimal, penggunaan bibit unggul, peningkatan produksi dan produktivitas, juga usaha mendorong peningkatan nilai tambah komoditas melalui peningkatan kualitas produk pertanian.
ADVERTISEMENT
Dari upaya tersebut, Perhimpunan Agronomi Indonesia (Peragi) sangat mengapresiasi penerapan inovasi teknologi dan mekanisasi pertanian yang gencar dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) selama lima tahun terakhir. program-program yang dilakukan pemerintah sesuai dengan visi utama oraganisasinya, yaitu menghasilkan sistem pertanian modern dan efisien dengan berbasiskan penerapan inovasi teknologi di bidang agronomi.
Menurut data catatan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, pemerintah telah memberikan bantuan alsintan sekitar 720 ribu unit dengan berbagai jenis. Jumlah itu diperkirakan naik hampir 500% dari sebelumnya. Alsintan tersebut berupa rice transplanter, combine harvester, dryer, power thresher, corn sheller dan rice milling unit, traktor, serta pompa air. Pada tahun 2015, bantuan alsintan sebanyak 54.083 unit, tahun 2016 naik menjadi 148.832 unit. Sedangkan pada tahun 2017 sebanyak 82.560 unit, dan pada tahun 2018 sebanyak 112.525 unit. Tahun 2019, Kementan juga telah mengalokasikan alsintan sebanyak 50 ribu unit. Masih menurut data catatan Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, puluhan ribu alsintan tersebut adalah berupa traktor roda dua sebanyak 20 ribu unit, traktor roda empat 3 ribu unit, pompa air 20 ribu unit, rice transplanter 2 ribu unit, cultivator 4.970 unit, dan excavator 30 unit. Bantuan alsintan itu merupakan terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mengingat negeri ini harus terus berpacu dengan rendahnya produktivitas petani, hal ini merupakan konsekuensi beragam masalah seperti keterbatasan sumber daya manusia petani, penyusutan luas lahan produksi, tidak memadainya sarana produksi, pembangunan infrastruktur yang terbengkelai, dan lain-lain. Salah satu kebutuhan pokok manusia yang paling utama adalah kebutuhan pangan. Dengan adanya peningkatan jumlah penduduk yang sedemikian besar, kebutuhan makanan diperkirakan bisa mencapai dua kali lipat dari kebutuhan makanan saat ini. Oleh karena itu, diperlukan inovasi-inovasi untuk mencukupi kebutuhan pangan di masa depan. Salah satunya, adalah melalui bantuan alsintan.
Selain hal tersebut di atas muncul lagi permasalahan - permasalahan baru yaitu pada akhir tahun 2019 sejak WHO mengumumkan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai pandemi global, hal tersebut sangat berdampak pada sektor pembangunan pertanian di Indonesia. Salah satu imbasnya adalah terganggunya produksi diseluruh daerah (Komisi IV DPR RI Siaran Pers 23/4/2020) Setidaknya ada 6 dampak mempengaruhi sektor pertanian yaitu harga pasar dan pertanian, rantai pasokan pangan melambat dan kekurangan, kesehatan petani, tenaga kerja pertanian, keselamatan pekerja dan alat pelindung diri (APD), dan kerusakan sumberdaya pangan.
ADVERTISEMENT
Salah satu solusi yang telah dilakukan pemerintah di sektor pertanian adalah dengan mengeluarkannya kebijakan dalam menjaga keberlanjutan pertanian dalam negeri. Melalui Kementrian Pertanian telah mengeluarkan Surat Edaran Sekjen Kementrian Pertanian No. 1056/SE/RC.10/03/2020 tentang Strategi dalam Pencegahan dan Perlindungan Covid 19.
Pertama, penyediaan bahan pangan pokok utamanya beras dan jagung bagi 267 juta masyarkat Indonesia.
Kedua, percepatan ekspor komunitas strategis dalam mendukung keberlangsungan pertanian dan ekonomi nasional.
Ketiga, sosialisasi kepada petani dan kepada petugas lapangan (PPL dan POPT) untuk pencegahan berkembangnya virus corona sebagaimana standar.
Keempat, pembuatan dan pengembangan pasar tani di setiap provinsi, optimasi pangan lokal, kordinasi infrastuktur logistik, dan e-Marketing.
Kelima, program kegiatan padat karya agar sasaran pembanguan pertanian dicapai dan masyarakat langsung menerima dana tunai.
ADVERTISEMENT