Konten dari Pengguna

Idul Adha, Memaknai Berkurban yang Peduli Lingkungan

Indra Arif Firmansyah
Entrepreneur and Graduate Student Enviromental Science at University of Indonesia (UI)
5 Juni 2024 14:51 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indra Arif Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana penjualan hewan kurban di kawasan Jalan Buncit Raya, Jakarta Selatan, Jumat (24/5). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana penjualan hewan kurban di kawasan Jalan Buncit Raya, Jakarta Selatan, Jumat (24/5). Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hari itu puluhan peserta calon juru sembelih halal (Juleha) tampak fokus mencatat dan menyimak materi yang dipaparkan. Mereka sedang mengikuti serangkaian pelatihan tata cara penyembelihan yang dilaksanakan oleh salah satu Dewan Kemakmuran Mesjid yang bekerja sama dengan Dewan Pimpinan Pusat Juleha tingkat Kabupaten. Mengingat Hari Raya Idul Adha tinggal beberapa hari lagi.
ADVERTISEMENT
Tampaknya, sejumlah panitia kurban di berbagai wilayah di Indonesia sedang menyiapkan sumber daya manusianya untuk belajar bagaimana prosesi sembelih hewan yang baik dan benar.
Umat muslim di berbagai seantero nusantara akan serentak berkurban, menebar kebaikan kepada sesama. Karena selama ini jika kita peka, tidak semua orang mampu menikmati hidangan daging yang nikmat. Momen idul adha ini, ibaratnya, anugerah bagi mereka yang terbelakang secara ekonomi.
Spirit idul adha mengajarkan kita makna berbagi terhadap sesama. Kadang kita lupa, semangat baik ini tidak diiringi dengan perilaku kita yang ramah lingkungan. Karena masih dijumpai saudara kita yang lupa akan perlunya sifat bijak untuk tidak membuang limbah sisa hewan kurban yang dapat mencemari lingkungan.
Maraknya warga yang masih membuang organ sisa dan darah hewan kurban yang mengalir ke badan air, seperti sungai dan jalur got/drainase. Ada yang mencuci potongan organ kurban di pinggir sungai. Hal tersebut bisa merusak kualitas air, membunuh ekosistem di perairan, dan yang paling dihindari adalah menyebabkan sumber penyakit akibat pengaruh bakteri yang timbul seperti e.coli yang tinggi. Mengingat sungai sebagai bagian sumber kehidupan kita yang penting.
ADVERTISEMENT
Potret lainnya, kadang dijumpai ceceran dibuang begitu saja di lahan terbuka yang dapat menimbulkan bau tak sedap dan dikerumuni lalat yang jadi biang penyakit di lingkungan sekitar.
Perilaku-perilaku tersebut sepatutnya perlu kita antisipasi dengan berbagai skenario, seperti: edukasi melalui berbagai elemen dan langkah-langkah mitigasi pengelolaan limbah sisa hewan kurban yang secara volume di prediksi akan tinggi pada beberapa hari selama perayaan Idul adha.

Pengumpulan Limbah Secara Komunal

Pemerintah daerah di berbagai wilayah Indonesia diharapkan menyiapkan suku dinasnya untuk mengambil langkah-langkah seperti imbauan dan arahan hingga ke tingkat kecamatan/kelurahan/RW/RT bahkan hingga Dewan Kemakmuran Mesjid untuk memberikan panduan mengenai standardisasi pengelolaan limbah sisa hewan kurban sesuai arahan di Surat Edaran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya Nomor : SE.2/PSLB3/PS/PLB.0/7/2019 Tanggal 31 Juli 2019 Tentang Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha Tanpa Sampah, salah satunya dengan prinsip kurban peduli lingkungan: tidak membiarkan limbah tanpa penanganan, manfaatkan seoptimal mungkin bagian-bagian hewan kurban, lalu gunakan material yang efisien
ADVERTISEMENT
Skenario ini dapat dilakukan dengan pemerintah daerah menyediakan tempat penimbunan sementara (TPS) limbah sisa hewan kurban di berbagai titik wilayah yang dapat dijangkau oleh para panitia penyembelih hewan kurban. Agar mereka – panitia pelaksana hewan kurban – mempunyai alternatif membuang limbah sisa hewan kurban ke TPS yang sudah disediakan. Selanjutnya menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mengolah secara komunal di instalasi pengolahan limbah yang sudah disiapkan

Pengolahan Limbah Secara Mandiri

Budaya mengolah limbah sendiri ini masih menjadi pekerjaan rumah. Jangankan mengolah. Sekedar pilah jenis-jenis sampah kadang masyarakat kita abai dan kurang peduli. Namun, ikhtiar membudayakan hal tersebut tetap perlu digaungkan.
Dalam konteks pengolahan limbah sisa kurban ini, diharapkan panitia melakukan inisiatif melakukan pengolahan sederhana soal buangan seperti darah dan jeroan/isi perut hewan. Untuk limbah isi perut alternatif yang direkomendasikan ialah melakukan proses pengomposan sebagai pupuk organik.
ADVERTISEMENT
Pilihan lain ialah dilakukan penimbunan sesuai arahan Permentan No. 114/2014 tentang Pemotongan Hewan Kurban bahwa perlu menyiapkan lubang penampungan darah berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm untuk tiap 10 ekor kambing atau domba, atau 50 cm x 50 cm x 100 cm untuk tiap 10 ekor sapi atau kerbau.
Pengolahan dengan cara penimbunan harus memastikan bahwa area yang digunakan sebagai proses penyembelihan benar-benar tidak dekat dengan badan dan sumber air dan dilakukan proses disinfeksi serta sterilisasi setelah proses penutupan dengan tanah.
Limbah berupa kulit hewan sangat banyak nilai ekonomi yang didapat. Banyak pengepul yang mau menerima dan memberi harga yang kompetitif, karena untuk disalurkan kembali kepada pelaku usaha seperti pengrajin kulit sepatu, dompet, ikat pinggang, jaket, hingga sebagai alas bedug. Beberapa diolah sebagai sajian kerupuk kulit yang renyah.
ADVERTISEMENT
Untuk distribusi daging biasanya kita selalu menggunakan plastik sekali pakai yang berjenis sulit terurai. Jika terpaksa menggunakan plastik, gunakan jenis yang mudah terurai (degredable) atau terurai secara biologi (biodegredable). Mengingat momen idul adha, akan banyak distribusi daging ke para penerima, ada beberapa alternatif solusi menggunakan material yang tepat guna dan efisien selain plastik.
Penggunaan daun pisang atau besek dari serat bambu bisa digunakan, karena limbahnya bersifat organik alias mudah diolah. Jika memungkinkan, para penerima hewan kurban dapat menggunakan wadah masing-masing yang berulang-ulang dapat dipakai.
Berbicara tentang edukasi kepada masyarakat, peran Juru sembelih halal atau Juleha, istilah populer sekarang, dapat berperan dalam memberikan edukasi peduli lingkungan soal penanganan limbah hewan kurban.
ADVERTISEMENT
Selain edukasi kompetensi juru sembelih, higiene dan sanitasi hewan kurban, ia juga berperan untuk memberikan pemahaman bagaimana menangani standardisasi penanganan soal limbah sisa hewan kurban yang sesuai peraturan lingkungan. Diharapkan asosiasi Juleha dapat berkontribusi mengedukasi calon-calon tenaga juru sembelihnya yang berwawasan sesuai syariat agama dan peduli lingkungan.
Mari kita rayakan semarak Idul Adha yang berwawasan lingkungan. Wawasan yang siap melakukan perubahan. Menyadari perubahan itu tidak akan sempurna, namun ikhtiar itu tidak akan pernah usai.