Konten dari Pengguna

Pengukuran Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat dengan Metode SROI

Indra Firmansyah
Dosen dan Peneliti pada Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran
15 Agustus 2024 11:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indra Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Program pemberdayaan masyarakat merupakan program peningkatan kesejahteraan Masyarakat dan kemandirian dengan cara mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan masyarakat. Program berupaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh individu atau kelompok masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Masyarakat sebagai penerima manfaat juga ikut dilibatkan dan berpartisipasi secara aktif dalam perencanaan program dan pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
Program pemberdayaan masyarakat banyak yang telah diterapkan. Contohnya, program permberdayaan masyarakat dalam budidaya produk-produk pertanian, budidaya lebah madu, pemanfaatan lahan pertanian, pelatihan penggunaan alat pertanian, hingga manajemen keuangan dan bisnis pertanian.
Kunjungan ke Kelompok Tani Hutan (KTH) Madu Darajat Berkah, Kabupaten Garut untuk Studi SROI. Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Kunjungan ke Kelompok Tani Hutan (KTH) Madu Darajat Berkah, Kabupaten Garut untuk Studi SROI. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Program pemberdayaan tersebut diharapkan tidak hanya memiliki dampak positif kepada Masyarakat sebagai penerima manfaat langsung (direct beneficiaries), akan tetapi juga bagi penerima manfaat tidak langsung (indirect beneficiaries). Dampak ataupun manfaat yang dihasilkan tidak hanya bersifat ekonomi, akan tetapi juga dapat memberikan dampak kepada lingkungan dan sosial Masyarakat sehingga dapat memenuhi aspek keberlanjutan (Sustainability).
Penilaian aspek keberlanjutan diharapkan sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang harus dicapai pada tahun 2030. Untuk mencapai TPB perlu melibatkan banyak pihak dimana program pemberdayaan masyarakat perlu lebih dikembangkan dan memerlukan penilaian dampak dari program-program tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengukuran dampak dan manfaat dari suatu program pemberdayaan masyarakat adalah menggunakan metode Social Return on Investment (SROI). SROI adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi dampak dari suatu program atau investasi dengan membandingkan nilai dampak yang dihasilkan terhadap investasi yang dikeluarkan baik oleh suatu organisasi ataupun Perusahaan. Hasil SROI dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi kelayakan program melalui perbandingan antara nilai manfaat yang tercipta dan biaya program yang sudah diinvestasikan.
Metode SROI dapat diterapkan untuk memonetisasi dampak ekonomi, sosial dan lingkungan. Besaran nilai monetisasi menggambarkan seberapa jauh dampak atau perubahan yang terjadi akibat suatu program pemberdayaan masyarakat dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Terdapat 2 tipe perhitungan SROI: (1) SROI yang bersifat evaluasi, Dimana perhitungan dampak berdasarkan hasil atau manfaat dari program yang sudah berjalan; (2) SROI yang bersifat estimasi, dimana dampak suatu program pemberdayaan outcome dapat diprediksi pada tahap perencanaan.
ADVERTISEMENT
Adapun tahapan dalam perhitungan SROI adalah (1) menetapkan ruang lingkup dan mengidentifikasi pemangku kepentingan (stakeholders), serta menetapkan bagaimana keterlibatan setiap stakeholder, (2) memetakan manfaat yang diterima setiap stakeholders yang terlibat, (3) Menetapkan indikator dan nilai dari setiap manfaat. (4) Fiksasi dampak dalam rangka mengurangi resiko terjadinya klaim yang berlebihan terhadap manfaat, (5) Perhitungan SROI, dan (6) pelaporan SROI.
Secara sederhana perhitungan SROI (Rasio SROI) merupakan perbandingan antara total dampak dan total nilai investasi atas suatu program pemberdayaan Masyarakat. Perhitungan ini harus sesuai dengan prinsip SROI. Prinsip yang pertama adalah analisis SROI harus melibatkan stakeholder baik dalam tahapan monetisasi maupun interpretasi atas hasil perhitungan. Stakeholder tersebut adalah pihak-pihak baik secara individual maupun kelompok/institusi yang mengalami perubahan sebagai akibat dari program pemberdayaan masyarakat yang ada. Selain itu, analisis SROI perlu mempertimbangkan pemahaman atas perubahan dan memberikan nilai atas hal-hal yang bersifat penting. Data dan informasi yang disajikan dalam analisis harus dapat diverifikasi terhadap dokumen sumber atau bukti relevan yang memiliki materialitas yang terukur. Diharapkan analisis yang dilakukan menghindari klaim yang sifatnya berlebihan. Dalam analisis ini, setiap nilai yang disajikan didasari oleh referensi terhadap kecenderungan perubahan (untuk membantu menilai perubahan yang disebabkan oleh program. Hasil analisis yang disajikan harus berdasarkan prinsip transparansi. Hasil SROI juga dapat diverifikasi dan pada akhirnya bersikap responsif.
ADVERTISEMENT
Aplikasi metode SROI ini juga telah menjadi salah satu kriteria penilaian untuk Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK-RI).