Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Penilaian Dampak dengan Metode Life Cycle Analysis (LCA)
11 Februari 2025 6:46 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Indra Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ditulis oleh: Indra Firmansyah
Analisis Daur Hidup (Life Cycle Analysis/LCA) merupakan suatu pendekatan ilmiah yang digunakan untuk mengevaluasi seberapa ramah lingkungan suatu produk dalam rangka mencapai keberlanjutan. Analisis ini telah diterapkan selama lebih dari dua dekade dengan menggunakan metode kuantitatif guna menilai dampak lingkungan suatu produk sepanjang siklus hidupnya (Carvalho et al., 2021).
ADVERTISEMENT
Menurut Haedi (2019), LCA secara umum merupakan metode untuk mengukur dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh suatu produk atau aktivitas, dimulai dari tahap ekstraksi bahan baku, proses produksi, penggunaan, hingga pengelolaan limbah. Dalam implementasinya, terdapat dua pendekatan utama dalam penilaian dampak lingkungan, yaitu pendekatan berbasis masalah (problem-oriented) atau midpoint, serta pendekatan berbasis kerusakan (damage-oriented) atau endpoint.
Standar untuk pelaksanaan analisis LCA telah ditetapkan oleh International Organization for Standardization (ISO) dalam ISO 14040:2006, yang menggarisbawahi bahwa proses analisis LCA harus dapat diukur dan didefinisikan dengan jelas sesuai dengan standar yang berlaku. Lebih lanjut, menurut ISO 14040:2016, LCA merupakan metode yang digunakan untuk mengevaluasi input, output, serta potensi dampak lingkungan dari suatu sistem produk sepanjang siklus hidupnya melalui empat tahapan utama.
Empat tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
1. Penentuan Tujuan dan Ruang Lingkup (Goal and Scope Definition)
Tahap awal dalam analisis LCA bertujuan untuk menentukan tujuan penerapan LCA serta mengidentifikasi audiens yang menjadi sasaran. Selain itu, LCA juga digunakan untuk mengidentifikasi hotspot atau titik kritis dalam berbagai proses siklus hidup suatu produk, yang memungkinkan perbaikan lebih lanjut. Analisis hotspot bertujuan untuk mengidentifikasi komponen, baik dalam bentuk proses maupun bahan, yang memberikan kontribusi terbesar terhadap dampak lingkungan (Shiu et al., 2019). Secara umum, suatu hotspot didefinisikan sebagai komponen dengan kontribusi dampak lingkungan yang paling signifikan, dengan ambang batas minimal sebesar 10% dari total dampak yang dihasilkan (Pelton & Smith, 2014).
Setelah tujuan dan sasaran ditetapkan, tahap selanjutnya dalam LCA adalah menentukan lingkup studi. Lingkup ini mencakup sistem produk yang akan dianalisis, batasan sistem, unit fungsional, serta asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis. Beberapa pendekatan umum dalam penentuan lingkup studi meliputi Cradle-to-Grave, Cradle-to-Gate, Gate-to-Gate, dan Cradle-to-Cradle, yang masing-masing merepresentasikan cakupan berbeda dalam analisis siklus hidup suatu produk.
ADVERTISEMENT
2. Analisis Inventarisasi Siklus Hidup (Life Cycle Inventory Analysis)
Pada tahap ini, seluruh kebutuhan energi dan material (input), serta semua emisi atau limbah yang dilepaskan ke lingkungan (output), dikumpulkan dan diorganisir selama siklus hidup suatu proses. Pengumpulan data dilakukan melalui studi lapangan, termasuk pengukuran langsung dan wawancara dengan pihak terkait. Data yang diperoleh mencakup berbagai aspek yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan, seperti konsumsi energi (misalnya listrik dan bahan bakar), penggunaan air, serta pemakaian alat dan bahan dalam proses produksi.
Selanjutnya, data yang telah dikumpulkan dianalisis secara kuantitatif dan dimodelkan menggunakan perangkat lunak khusus. Perangkat lunak yang umum digunakan dalam LCA meliputi SimaPro dan OpenLCA, yang dirancang untuk memfasilitasi perhitungan serta evaluasi dampak lingkungan.
ADVERTISEMENT
3. Penilaian Dampak Siklus Hidup (Life Cycle Impact Assessment)
Penilaian dampak lingkungan (Life Cycle Impact Assessment/LCIA) dilakukan berdasarkan hasil analisis inventori siklus hidup (Life Cycle Inventory/LCI). Tahap ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak suatu proses terhadap lingkungan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Penilaian dampak lingkungan dalam LCIA disesuaikan dengan karakteristik proses yang dianalisis. Analisis ini mencakup evaluasi terhadap emisi yang dihasilkan serta potensinya dalam menyebabkan berbagai dampak lingkungan, seperti potensi pemanasan global (Global Warming Potential/GWP), potensi pengasaman (Acidification Potential/AP), potensi pembentukan partikel (Particulate Matter Formation Potential/PMFP), potensi pembentukan ozon fotokimia (Photochemical Ozone Formation Potential/POFP), dan potensi toksisitas terhadap manusia akibat senyawa karsinogenik (Human Toxicity with Cancer/HTPc) (Bisinella, 2024).
ADVERTISEMENT
4. Interpretasi Siklus Hidup (Life Cycle Interpretation)
Interpretasi Siklus Hidup (Life Cycle Interpretation) bertujuan untuk menganalisis hasil Life Cycle Impact Assessment (LCIA) guna memastikan kesesuaiannya dengan tujuan penelitian serta memberikan rekomendasi perbaikan. Berbagai skenario alternatif dapat diterapkan untuk meminimalkan dampak lingkungan, seperti pengurangan emisi COâ‚‚, yang merupakan kontributor utama Global Warming Potential (GWP).
Interpretasi hasil LCIA umumnya dilakukan menggunakan perangkat lunak analisis dan difokuskan pada identifikasi serta solusi untuk hotspot atau strategi pengelolaan limbah yang lebih berkelanjutan (Bisinella, 2016). Dengan demikian, interpretasi ini berperan dalam mendukung pengambilan keputusan untuk mengurangi emisi sepanjang siklus hidup suatu produk, sehingga dampak lingkungan dapat diminimalkan dan keberlanjutan (sustainability) di masa depan dapat terwujud.
ADVERTISEMENT
Metode LCA sebagai Kriteria Penilaian PROPER
Metode LCA ini juga telah menjadi salah satu kriteria penilaian untuk Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK-RI). Penerapan (LCA) ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberlanjutan penggunaan sumber daya alam, serta mengevaluasi dan menerapkan kemungkinan perbaikan lingkungan.
Referensi:
Bisinella, V., Conradsen, K., Christensen, T.H., Astrup, T.F. (2016). A global approach for sparse representation of uncertainty in Life Cycle Assessments of waste management systems. Int. Journal Life Cycle Assess. 21, 378–394. https://doi.org/10.1007/s11367- 015-1014-4
Carvalho, L. S., Willers, C. D., Soares, B. B., Nogueira, A. R., Almeida Neto, J. A., & Rodrigues, L. B. (2022). Environmental life cycle assessment of cow milk in a conventional semi-intensive Brazilian production system. Environmental Science and Pollution Research, 29, 21259-21274. https://doi.org/10.1007/s11356-021-17317-5
ADVERTISEMENT
Firmansyah, I., Santoso, A.D., Nuha, N., Sahwan, F.L., Suryanto, F. and Wahyono, S.. (2025). Environmental impact of car wash services by performing life cycle perspective. Global Journal of Environmental Science and Management, 11(1), pp.261-276.
Shiu, H.-Y., Lee, M., Chao, Y., Chang, K.-C., Hou, C.-H., & Chiueh, P.-T. (2019). Hotspot analysis and improvement schemes for capacitive deionization (CDI) using life cycle assessment. Desalination, 468, 114087. https://doi.org/10.1016/j.desal.2019.114087