Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Pengalaman Magang : Manajemen Konflik dan Emosi
30 Januari 2025 15:14 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Indra Kurniantoro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Belajar Manajemen Konflik dan Emosi Selama Magang di Toyota Nasmoco Solo Baru
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa manajemen, salah satu pengalaman paling berkesan dalam perjalanan akademik saya adalah menjalani magang di Toyota Nasmoco Solo Baru sebagai Customer Relations Coordinator (CRC). Di sini, saya tidak hanya mempraktikkan teori yang dipelajari di kelas, tetapi juga belajar banyak tentang cara menghadapi konflik dan mengelola emosi di dunia kerja yang sesungguhnya.
Konflik, Sahabat Baru di Dunia Kerja
Saat pertama kali bergabung, saya berpikir pekerjaan di divisi CRC hanya soal berkomunikasi dengan pelanggan. Tapi ternyata, konflik adalah bagian tak terpisahkan dari pekerjaan ini. Hampir setiap hari, kami menghadapi situasi yang menuntut kemampuan menyelesaikan masalah.
Salah satu pengalaman yang paling saya ingat adalah ketika seorang pelanggan mengeluhkan keterlambatan layanan. Situasi ini mengharuskan saya untuk berkoordinasi dengan tim teknis dan administrasi. Kadang, sudut pandang antar tim berbeda, dan tugas saya adalah menjadi jembatan di antara mereka.
ADVERTISEMENT
Dari pengalaman ini, saya belajar beberapa hal penting:
Saya terinspirasi oleh teori Thomas-Kilmann Conflict Mode Instrument, yang menekankan bahwa pendekatan kolaboratif efektif karena semua pihak merasa diakomodasi.
Mengelola Emosi di Tengah Tekanan
Di lingkungan kerja yang dinamis seperti ini, tekanan adalah hal biasa. Awalnya, menerima kritik terasa berat. Saya sempat merasa gagal. Namun, saya akhirnya menyadari bahwa kritik adalah peluang untuk berkembang, bukan serangan terhadap diri saya.
ADVERTISEMENT
Untuk menjaga emosi tetap stabil, saya menerapkan beberapa cara:
Pelajaran Hidup: Dewasa dan Tangguh
Magang ini mengajarkan saya bahwa keberhasilan di dunia kerja tidak hanya bergantung pada kemampuan teknis, tetapi juga keterampilan interpersonal. Saya belajar bagaimana menjadi pendengar yang baik, berbicara dengan jelas, dan bersikap empati.
Meski hanya seorang magang, saya tidak membiarkan rasa minder menghalangi saya untuk memberikan yang terbaik. Teknik relaksasi, mindfulness, dan fokus pada solusi menjadi senjata utama saya dalam menghadapi tantangan.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, pengalaman di Toyota Nasmoco Solo Baru tidak hanya membuat saya lebih percaya diri dalam melayani pelanggan, tetapi juga membantu saya menjadi individu yang lebih matang dan siap menghadapi dunia kerja. Saya berharap pengalaman ini bisa menginspirasi teman-teman mahasiswa lain untuk terus belajar dan berkembang, karena dunia kerja adalah tempat di mana karakter kita benar-benar diuji dan dibentuk.