Konten dari Pengguna

Buku Fisik atau Buku Digital?

Indra Saputra
Mahasiswa program studi perpustakaan dan sains informasi Universitas Islam Negeri Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto
23 Desember 2024 14:51 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indra Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gambar telah disediakan canva dan diedit sendiri menggunakan canva
zoom-in-whitePerbesar
Gambar telah disediakan canva dan diedit sendiri menggunakan canva
Manusia acapkali melupakan siapa yang memberi mereka ilmu pengetahuan dan sebuah media yang membuat mereka hidup dengan kemudahan di periode sekarang. Apakah hal tersebut merujuk kepada seorang guru? Tentu tidak, tidak hanya seorang guru yang bisa menyalurkan ilmu pengetahuan, akan tetapi buku atau sebutan lainnya pustaka juga merupakan suatu media yang dapat menyimpan pengetahuan. Tidak hanya itu saja, buku juga menjadi perantara ilmu pengetahuan antar zaman. Apakah seorang guru dapat bertahan ratusan bahkan ribuan tahun? Tentu tidak, tapi karya seorang guru dapat bertahan ratusan hingga ribuan tahun. Di zaman serba digital sekarang, perkembangan ilmu pengetahuan manusia yang sebelumnya masih mengandalkan serba konvensional kini berubah menjadi serba digital. Salah satunya adalah perkembangan buku, kertas papirus yang ditemukan di Mesir pada tahun 2400- an SM ini menjelma menjadi sebuah media penghantar ilmu pengetahuan ke seluruh dunia. Sampai sekarang pun buku terus menjadi pilihan yang tak tergantikan sebagai sumber bacaan. Akan tetapi yang menjadi masalah adalah apakah buku fisik akan tergantikan dengan buku digital di periode yang serba teknologi ini? Kenapa buku digital? Buku digital memang menawarkan sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh buku cetak. Pertama, terdapat kemudahan akses. Dengan menggunakan satu perangkat, seperti tablet atau gawai, individu dapat memuat ribuan buku dalam satu genggaman. Hal ini sangat menguntungkan bagi pembaca yang sering bepergian atau memiliki ruang penyimpanan yang terbatas untuk buku fisik. Kedua, buku digital unggul dalam hal efisiensi pembuatannya. Proses produksi buku fisik memerlukan kertas, tinta, dan energi dalam jumlah besar, sementara buku digital hanya membutuhkan distribusi data elektronik. Ketiga, buku digital cenderung lebih ekonomis dibandingkan dengan buku cetak. Karena dapat meminimalkan biaya produksi dan distribusi lebih rendah yang memungkinkan penerbit untuk menawarkan harga yang lebih kompetitif. Buku fisik lebih menggoda Meskipun demikian, buku fisik memiliki daya tarik yang unik dan sulit untuk tergantikan. Banyak individu menikmati pengalaman sensorik yang ditawarkan oleh buku fisik, mulai dari bau khas aroma kertas, tekstur halaman, hingga suara yang dihasilkan saat membalik halaman. Elemen- elemen ini memberikan pengalaman membaca yang lebih mendalam. Lebih lanjut, buku fisik tidak memerlukan perangkat atau sumber daya listrik, sehingga dapat diakses kapan saja tanpa ketergantungan pada teknologi. Dalam konteks koleksi, buku fisik juga memiliki nilai estetika yang tidak dimiliki oleh buku digital. Perbedaan inilah yang membuat kedua media tersebut seringkali diperbandingkan, apakah lebih baik menggunakan buku fisik atau menggunakan buku digital? Meskipun buku digital populer, banyak sekali tantangan agar penggunaan buku digital dapat merata. Masalah tidak ketersediaannya akses internet di beberapa tempat negara berkembang masih menjadi masalah utama dalam penggunaan buku digital. Oleh karena itu, buku fisik masih berperan dalam menutupi masalah tersebut. Kemudian masalah lain dalam penggunaan buku digital adalah tidak semua orang nyaman membaca berjam- jam melalui gawai atau tablet. Masalah keduanya Pembajakan buku digital juga menjadi masalah penting dalam penyebaran penggunaan buku digital. Tidak hanya buku digital, buku fisik juga seringkali memiliki buku bajakan yang dijual murah di toko- toko. Masalah tersebut masih menjadi mimpi buruk untuk keduanya. Walaupun buku bajakan dihargai lebih murah, akan tetapi memberi kesan buruk bagi penulis karena merasa tidak dihargai. Oleh karena itu, lebih baik menghindari buku- buku bajakan. Saling melengkapi Alih- alih untuk membandingkan keunggulan antara buku dengan buku digital, sebenarnya dua media tersebut saling hidup berdampingan untuk menutupi kekurangannya masing- masing. Di setiapnya terdapat memiliki kelebihan dan kekurangannya masing- masing yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing- masing individu. Buku digital masih cocok untuk situasi yang tidak memungkinkan membawa banyak barang. Sementara itu, buku fisik masih menjadi pilihan utama bagi mereka yang menghargai pengalaman membaca yang lebih tradisional. Kesimpulan Walaupun buku digital menawarkan efisiensi dan aksesibilitas yang begitu hebat. Namun, buku fisik dengan pesonanya masih menawarkan pengalaman terbaik dalam segi estetika dan pengalaman membaca. Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing- masing yang dapat saling melengkapi satu sama lain. Jadi, tidak usah diperdebatkan antara buku dan buku digital karena keduanya akan saling hidup berdampingan. Indra Saputra, mahasiswa Prodi Perpustakaan dan Sains Informasi UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.
ADVERTISEMENT