Anak Geng Motor Ada yang Pakai Narkotika Saat Berbuat Onar

2 Juni 2017 18:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Stick Golf yang Digunakan Geng Motor (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Stick Golf yang Digunakan Geng Motor (Foto: Aria Pradana/kumparan)
Anak geng motor ternyata memakai narkotika. Racun itu digunakan untuk menambah keberanian. Saat dalam pengaruh narkotika itu mereka tak sungkan membacok orang.
ADVERTISEMENT
Dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Jakarta, Jumat (2/6), Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan menyampaikan, penyidik menemukan seorang tersangka remaja pelaku geng motor yang membacok orang sampai belasan kali positif narkotika.
"Dari pelaku melakukan perbuatan apakah sadar atau tidak, dua orang terindikasi sadar, satu orang memakai amphetamine metaphetamine, artinya narkotika itu positif. Tapi mungkin tidak selalu begitu, yang jelas mereka melakukan 15 kali tadi," jelas Iriawan.
Iriawan menjelaskan, remaja pelaku geng motor ini melakukan kekerasan dan ikut dalam kelompok geng motor untuk mencari jati diri. Mereka mendapatkan kepuasan dari pengakuan.
Pelaku Geng Motor. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku Geng Motor. (Foto: Aria Pradana/kumparan)
"Mereka mencari jati diri, dan mereka kalau bisa melukai itu pangkatnya tinggi, pangkatnya tinggi jadi naik gradenya sehingga mereka mengambil dan melukai mereka rata-rata mendapat handphone atau motor," terang Iriawan.
ADVERTISEMENT
"Itu kalau dijual handphone bisa lima ratus bisa sejuta. Kalau sehari dapat tiga atau empat, sudah empat juta, belum kalau motor, diperetelin mereka jual. Jadi mereka memang punya nilai price tinggi di mata teman-temannya," tambah Iriawan lagi.
Karena itu, Iriawan meminta agar para orangtua mengawasi anak-anaknya. Jangan sampai anak mereka melakukan atau bergabung dengan geng motor.
"Karena ini banyak yang lepas dari pantauan orangtua. Rata-rata mereka sudah berpisah antara ayah ibunya sehingga tidak ada mungkin kasih sayang atau pantauan didikan dari orangtuanya," tutup dia.