Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Apa sih kartu Jakarta Jomblo? Apakah jomblo akan senang dengan Kartu Jakarta Jomblo?
ADVERTISEMENT
Kartu Jakarta Jomblo ini salah satu program Sandiaga Uno yang ditujukan untuk para jomblo yang ada di ibu kota. Tentu yang senang, tapi ada juga yang tidak dengan kartu ini. Urusan jomblo adalah ranah pribadi, demikian juga untuk mencari pasangan apakah mau menikah atau tidak kembali kepada orangnya
Sebenarnya Sandiaga Uno memiliki niat baik dengan membuat Kartu Jakarta Jomblo. Pada masa kampanye ide Kartu untuk para jomblo ini terlontar dari mulut Wagub DKI terpilih ini.
Saat itu dia menyebutkan, kartu ini akan hanya digunakan selama enam bulan untuk para jomblo yang memegangnya. Kartu jomblo menjadi ajang silaturahim bagi para warga yang tidak memiliki pasangan.
ADVERTISEMENT
"KJJ itu menjadi ajang silaturahim, ajang taaruf aja," kata Sandi akhir April lalu.
KJJ akan direalisasikan dengan melakukan kegiatan di ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) atau ruang publik lainnya. Sayangnya hingga kini secara detil kartu jomblo ini belum pernah dijelaskan secara rinci.
Konsep soal kartu ini juga masih belum terkuak. Masih seribu tanda tanya soal kartu ini. Apakah nanti para jomblo yang memiliki kartu ini bisa saling terkoneksi di RPTRA, karena Sandi menyebut lokasi itu menjadi tempat pertemuan para jomblo yang disebut pojok taaruf.
Sandiaga sendiri beberapa kali menyatakan rasa optimisnya mengenai kartu ini. Walau tidak menjelaskan secara rinci, tetapi menurut dia peluncuran kartu itu menanggapi aspirasi dari warga.
ADVERTISEMENT
"Jumlah populasi menurun karena banyak (jomblo), saya melihat ini ada di Singapura, waktu itu pemerintah (Singapura) mengambil inisiatif menciptakan Social Dealing Unit (SDU) yang kira-kira mirip seperti KJJ seperti itu," jelas Sandiaga.
Sandi memiliki kerisauan soal urusan jomblo di Jakarta ini. Yang kata, jangan sampai nantinya Jakarta seperti Singapura dan Jepang yang jumlah populasinya menurun.
"Penyebabnya karena jomblo-jomblo di kota tersebut sibuk menikmati kesendiriannya dan akhirnya populasi berkurang," ucap Sandi.
Bicara soal kartu Jakarta Jomblo dan pojok taaruf ini, masukan datang dari Ketua Komisi Dakwah MUI KH Cholil Nafis. Ada berbagai macam persoalan dengan urusan jomblo
"Saya pikir tak perlu kartu segala ya, cukup pemerintah mendorong lembaga sosial dan kondisi masyarakat agar berkeluarga. Karena orang yang sudah cukup umur tapi belum berkeluarga itu banyak dan beda-beda faktornya," beber Cholil.
ADVERTISEMENT