Jokowi Diminta Tuntaskan Kasus Novel, Jangan Ulangi SBY di Kasus Tama

17 April 2017 19:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Para Ulama Bertemu Jokowi  (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Para Ulama Bertemu Jokowi (Foto: Yudhistira Amran/kumparan)
Penyiraman air keras ke wajah penyidik KPK Novel Baswedan membuat PP Muhammadiyah meminta Presiden Joko Widodo untuk segera mencari pelakunya. Jangan sampai, sikap Jokowi sama dengan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tak menuntaskan kasus pembacokan terhadap Tama S Langkun terkait pengungkapan kasus rekening gendut beberapa tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, sebenarnya Jokowi bisa dengan mudah mencari aktor penyiraman tersebut. Hal itu dikatakan Dahnil Anzar di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/4).
"Masalah radikalisme. Yang kami sebut ini radikalisme, saya sampaikan langsung, ada tiga hal kaitan antara radikalisme. Pertama berangkat dari narkoba, kemudian korupsi dan terorisme. Semuanya saling punya hubungan benang merah. Contoh penangan kasus terhadap Novel itu harus disegerakan karena pasti ada kaitannya dengan praktik-praktik terorisme," kata Dahnil Anzar.
"Zaman Pak SBY itu tidak tuntas pembacokan terhadap Tama S Langkun, sebenarnya kan mudah untuk menyelesaikan itu. Aparat Kepolisian mudah menyelesaikan itu, bisa dideteksi. Masalah terorisme kok bisa dan mudah si A jaringan ini bisa dijelaskan. Ini hal yang mudah misalnya Novel disiram air keras yang ada rekaman cctv nya tapi enggak bisa dituntaskan," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Sehingga Dahnil mengharapkan, kasus Novel ini menjadi ancaman terhadap pemberantasan korupsi dan tidak tuntas sama dengan kasus yang Tama S langkun. Ditegaskan Dahnil, jangan sampai Jokowi mengalami sikap seperti apa yang terjadi di masa SBY.
Jokowi di Peresmian Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari (Foto: Dok. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi di Peresmian Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari (Foto: Dok. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)
"Ini harus dituntaskan karena pasti mudah bagi polisi. Tinggal ada enggak political will dari polisi dan juga dari Pak Jokowi. Itu yang saya sampaikan, Pak Jokowi punya PR loh jangan sampai Pak Jokowi sama dengan Pak SBY, kira-kira begitu," tegas Dahnil Anzar.
Sebelumnya, dalam pernyataan Jokowi, dirinya mengutuk aksi penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Jokowi juga memerintahkan Kapolri untuk menyelidiki kasus penyerangan tersebut sampai tuntas.
"Ya itu tindakan brutal yang saya mengutuk keras dan saya perintahkan kepada Kapolri untuk dicari siapa," kata Jokowi dengan tegas di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/4).
ADVERTISEMENT
Jokowi juga mengimbau seluruh pihak agar tidak melukai orang yang punya prinsip teguh. Apalagi dengan cara tidak beradab. "Saya kira hal itu enggak boleh terulang," lanjut dia.