Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kisah Driver Ojek Online yang Dijemput Densus 88 karena Disangka ISIS
13 Juli 2017 17:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Solihin (32) mungkin tak menyangka kalau kain hitam bertuliskan kalimat tauhid di kepalanya membuat dia terkena fitnah. Foto itu dia pasang di akun facebooknya. Lalu ada seorang perempuan bernama Siti Nurjanah yang berkomentar di akun facebooknya. 'Waspada ini komplotan ISIS, sekarang kerja di ojek online'.
ADVERTISEMENT
"Saya enggak kenal Siti Nurjanah," beber Solihin yang ditemui kumparan (kumparan.com) di rumahnya di Pasar Minggu, Jaksel, Kamis (13/7).
Solihin masih tinggal di rumah orangtuanya. Rumah sederhana satu lantai beratap genteng yang mulai kusam itu ditempati bersama kakak dan orangtuanya. Rumahnya berada di perkampungan padat penduduk di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Saat kumparan bertamu, kakak Solihin hangat menyambut. Dengan ramah pria paruh baya itu mempersilakan kumparan duduk dan menawarkan minuman. Solihin yang sedang berada di dalam rumah kemudian dipanggil.
Solihin memberi syarat saat diwawancara, dia tak mau difoto. Dia juga meminta agar wawancara yang dilakukannya ini jangan sampai membuat dia repot, berurusan lagi dengan polisi.
Solihin lalu bercerita, pada Minggu (9/7) sekitar 10 petugas kepolisian datang ke rumahnya. Mereka lalu melakukan penggeledahan.
ADVERTISEMENT
"Jam 4 pagi, subuh ada petugas ketok pintu rumah, orangtua bukain pintu kemudian petugas bilang ada surat penangkapan atas nama saya. Ya sudah orangtua nyerahin. Kemudian rumah digeledah barang saya digeledah saya kasih saja barang-barang yang kira diperluin. Kayak HP, ada kurang lebih 10 orang petugas waktu itu. Penggeledahan di rumah sekitar 30-45 menit hampir sejam lah ya. Sehabis azan subuh saya dibawa ke Bareskrim Cyber di Cideng," beber Solihin yang sudah empat bulan ini menjadi driver ojek online.
Di sela wawancara, kakak Solihin menyela. Dia membawakan kopi susu dan cemilan, lalu mempersilakan kumparan menikmati hidangan. Setelah itu sang kakak pergi, dan Solihin kembali melanjutkan ceritanya.
Pagi itu dia dibawa petugas ke Bareskrim Polri. Sejak pukul 07.00 WIB sampai pukul 23.00 WIB dia diperiksa.
ADVERTISEMENT
"Di sana saya enggak ditaruh di sel, saya di ruangan dan saya diinterogasi doang dari pagi jam 7-11 malem. Sebenarnya jam 4 sore sudah kelar, kemudian ada kesalahan, saya diinterogasi ulang katanya enggak sempat ke save laporannya," tutur Solihin.
Menurut dia, selama interogasi penyidik kepolisian ramah. Tidak ada bentak-bentak, apalagi sampai mengintimidasi.
"Yang interogasi biasa baik ngobrol ya, ketawa-ketawa saja biasa," tegas Solihin.
Setelah menjalani pemeriksaan dan dilepas, Solihin lalu melaporkan Siti Nurjanah, perempuan di facebook yang memfitnahnya dengan menyebutnya kelompok ISIS.
ADVERTISEMENT
"Terus saya ngelaporin siapa yg meng-upload video saya dan foto saya yang memfitnah saya ISIS," ungkapnya.
Jadi ada juga video di laman facebook-nya terkait ISIS. Padahal menurutnya, dia sama sekali tak terkait ISIS. Solihin, pria yang masih lajang ini sehari-hari aktif di pengajian dan karang taruna.
"Sebelumnya pernah ada temen yang bilang, ada yang fitnah lu nih katanya lu anggota ISIS, tapi enggak saya tanggepin," urai dia.
"Kemudian ada video, video ini masih baru. Habis bikin editan foto, karena enggak ada tanggapan mungkin dibikinin video editan juga," tambahnya.
Kini HP miliknya masih disita polisi. HP itu dia gunakan untuk mengambil orderan ojek online. Saat melakukan wajib lapor, penyidik kepolisian hanya berpesan agar dia berhati-hati di media sosial, demikian juga saat beraktivitas di luar. Karena itu juga dia lebih banyak memilih tinggal di dalam rumah.
ADVERTISEMENT
"Mas harus hati hati, jangan ke luar, ini ada yang usil ke mas, kata petugas gitu. Saya kan enggak narkoba, enggak kekerasan seksual. Ini kan cuman fitnah, jadi ya biasa saja," tutup dia.
reporter: Ferio Pristiawan