Mantan TKI Berpenghasilan Rp 1 M Sebulan

20 Mei 2017 13:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Abdullah Hadi, juragan ayam. (Foto: Dok. Aji Surya)
zoom-in-whitePerbesar
Abdullah Hadi, juragan ayam. (Foto: Dok. Aji Surya)
Bukan sulap bukan sihir. Pria ndeso dan sederhana ini sekarang layaknya seorang miliarder. Selain berpenghasilan relatif besar, juga suka membantu sesama. Ia mendorong orang-orang di sekitarnya menjadi makmur berkecukupan.
ADVERTISEMENT
Abdullah Hadi, "hanyalah" seorang mantan TKI dari Korea Selatan sepuluh tahun lalu. Namun berkat program pemberdayaan BNP2TKI, kegigihan dan kecerdikannya, lelaki asal Pati ini bisa dibilang telah menjadi orang sangat sukses. Dalam sebulan, penghasilan yang masuk kantongnya tidak kurang dari 1 miliar rupiah. Ia bahkan dengan lantang menganjurkan bahwa menjadi TKI cukup sekali saja.
Sekilas, Hadi adalah peternak ayam potong dan pemilik lembaga pendidikan dan ketrampilan Bahasa Korea (SONAGI). Berkat penemuannya, ia mampu mengembangbiakkan ayam potong dengan tingkat keberhasilan yang sangat tinggi. Ia lalu digandeng sebuah perusahaan asal Korea, CEIL JEDANG.
"Saya membuat kandang ayam tertutup yang sering dikenal dengam nama kandang closed house. Dengan sistem ini kandang mampu menjaga stabilitas suhu dan kelembapan, serta kecepatan angin yang bisa kita atur sesuai dengam kebutuhan tubuh ayam. Sehingga ayam merasa nyaman.Dengan metode seperti ini maka kematian ayam menjadi sangat minim," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan penemuan terakhir, Hadi telah mengganti tenaga listrik dengan diesel khusus pada penggerak blowernya. Sehingga ongkos bisa ditekan dan tidak tergantung pada listrik PLN yang kadang byar pet. Stabilitas suhu udara, katanya, harus dijaga agar ternak tetap nyaman dan tidak stres.
Abdullah Hadi dan karyawan peternakan ayamnya. (Foto: Dok. Aji Surya)
zoom-in-whitePerbesar
Abdullah Hadi dan karyawan peternakan ayamnya. (Foto: Dok. Aji Surya)
Kini, Hadi memiliki 7 kadang ayam dengam kapasitas 200 ribu ekor yang siap dipanen setiap 35 hari. Melalui mekanisme kemitraan dengan perusahaan asal Korea, maka semua ayam senantiasa terjual dengan mudah. Eloknya lagi, dari hasil penggemukan ayam ini saja, pria asal kampung Sukolilo ini mengaku bisa meraup tiap panen kisaran Rp 1 M. Itu belum ditambah kegiatan bisnis lainnya.
Tidak heran bila Hadi kini hidup berkecukupan. Tidak kekurangan sandang, papan dan mobil baru. Apapun yang ia inginkan bisa tersedia. "Saya banyak belajar etos kerja keras dan gigih saat bekerja di Korea dulu. Hasilnya memang luar biasa," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Karena ia merintis usaha dari kecil, maka Hadi juga sangat peduli terhadap orang kecil. Salah satu yang ia lakukan adalah memberikan pendidikan ternak secara gratis serta meminjamkan separuh modal bagi mantan TKI Korea asal Pati yang ingin usaha bidang ayam. Dan kini, sudah ratusan orang yang jadi makmur dan hidup dari uluran tangan Hadi.
"Saya selalu mendorong mantan TKI Korea tidak perlu balik lagi menjadi TKI. Mari bekerja dan memakmurkan negeri kita. Menjadi TKI cukup sekali saja," katanya dengan serius.
Hadi dan timnya kini tidak hanya menularkan ilmunya dengan mantan TKI, tetapi juga keluarga yang sedang ditinggal TKI ke manca negara. Tidak lupa ia sempatkan keliling ke banyak negara untuk menginspirasi WNI tentang bisnis ayam.
ADVERTISEMENT
Laporan: Aji Surya