Mengkritik Para Jaksa yang Bermain #OTTRECEHAN di Media Sosial

12 Juni 2017 20:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jaksa yang Kecewa OTT KPK (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Jaksa yang Kecewa OTT KPK (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Kami terus bekerja walau anggaran terbatas, kami tetap semangat walau tanpa pencitraan. Kinerja kami jangan kamu hancurkan dengan #OTTRECEHAN.” Begitu isi salah satu tulisan yang dipegang seorang jaksa.
ADVERTISEMENT
Kampanye ini dilakukan beberapa jaksa di media sosial. Kampanye mereka terang menohok KPK yang beberapa hari lalu menangkap seorang jaksa di Bengkulu yang menerima suap dengan barang bukti Rp 10 juta.
Uang yang sedikit itu mungkin yang disoal para jaksa. Mungkin juga mereka berpikir penangkapan KPK pada rekan mereka malah membuat citra kejaksaan hancur.
Ulah para jaksa yang menyoal nilai operasi tangkap tangan KPK atau OTT KPK ini malah mendapat kritikan pedas dari sejumlah aktivis antikorupsi.
Gedung Kejaksaan Agung RI (Foto: kejaksaan.go.id)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Kejaksaan Agung RI (Foto: kejaksaan.go.id)
"Soal itu kelihatannya bukan mau menyerang jaksa yang tertangkap tetapi mau mengkritik KPK yang menangkap OTT yang jumlah uangnya kecil. Banyak yang salah paham memang dengan KPK, termasuk aparat penegak hukum. Bahwa upaya OTT KPK tidak sekadar terkait jumlah uang korupsi yang besar tetapi juga terkait pelaku," tegas Koordinator Pusat Antikorupsi Universitas Andalas (PUSAKO), Feri Amsari saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Senin (12/6).
ADVERTISEMENT
Menurut Feri, KPK juga fokus menangkap aparat penegak hukum meskipun uangnya kecil karena berkaitan dengan dampak perilaku menyimpang aparat yang berkaitan dgn rasa keadilan.
"Apapun itu kejaksaan harus berhati-hati bersikap, jangan sampai terkesan melindungi teman karena publik bisa saja berasumsi ini bagian dari semangat korps yang salah," tegas Feri.
Hal senada juga disampaikan Deputi Sekjen FITRA Apung Widadi yang menilai semestinya sesama penegak hukum harus saling menghormati, harus satu tujuan memberantas korupsi.
"Logikanya gini, sepuluh juta saja nilai transaksinya, segitu rendahkah mental aparat penegak hukum itu? Murah banget. Jaksa ditangkap bukan hanya kali ini saja kok, sudah berulang kali. Kalau saya tetap percaya KPK dan mendukung KPK. Justru Kejaksaan harus intropeksi bersih bersih diri," tutup Apung.
ADVERTISEMENT