Yani Suryani Membeberkan Alasan Menggugat Ibu Kandungnya Rp 1,8 M

25 Maret 2017 12:00 WIB
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Hari Ibu (Foto: Spesial / Thinkstock by Getty Images)
Yani Suryani (53), anak ke-9 dari 13 bersaudara menggugat ibu kandungnya Siti Rukoyah (83) ke Pengadilan Negeri Garut. Yani mengaku gugatan Rp 1,8 miliar atas utang piutang ini bukan untuk mencelakakan orangtuanya. Yani justru ingin membela ibunya.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (25/3) Yani mengutarakan secara gamblang niatan dia melakukan gugatan.
"Saya itu ingin membela ibu saya," jelas Yani lewat sambungan telepon.
Yani menjelaskan, apa yang dia lakukan sebagai pelajaran. Selama ini dia menilai ibunya dimanfaatkan oleh saudara-saudaranya. Salah satunya untuk meminjam uang ke bank, yakni dengan memakai sertifikat atas nama ibunya.
Ilustrasi makna ibu. (Foto: Pixabay/Godsgirl_madi)
"Kalau saya menang gugatan, saya juga hanya ambil pokoknya saja. Semua uang saya berikan ke ibu saya," urai Yani.
Selama ini Yani kerap membantu keluarga besar di Garut. Yani adalah yang paling sukses dari segi ekonomi dan tinggal di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Selama ini komunikasi saya putus, saya tidak bisa bertemu ibu. Di pengadilan saja saya mau cium tangan tidak boleh didorong," tegasnya.
Bahkan sekedar menitip uang untuk ibunya Yani pun tidak bisa. Sama sekali tidak ada akses kepada ibunya.
"Sekarang biarlah pengadilan yang membuktikan faktanya, siapa sebenarnya yang salah," imbuhnya.
Yani juga menyinggung mengenai warisan ibunya. Dia bukannya mau meminta warisan, karena dari sisi ekonomi saja sudah cukup. Keluarga mertua Yani dari keluarga terpandang, guru besar di salah satu kampus negeri.
"Saya tidak mau warisan, saya mau ibu saya diurus dengan baik. Dan warisan jangan dijual, jangan dibagi-bagi. Itu punya ibu saya," tutur dia.
Rukoyah sendiri kini tinggal bersama putri bungsunya. Yani mengaku hanya bisa berkomunikasi dengan whatsapp ke adiknya dan menanyakan kabar ibunya.
ADVERTISEMENT
"Sekarang pemberitaan saya jadi disudutkan, dahulu saya yang bantu keluarga di sana," tegas dia.
Yani mengaku selama ini dia kerja keras, bahkan menjadi pembantu agar bisa berkuliah. Hingga akhirnya dia mendapatkan seorang suami dari keluarga terpandang dan mampu. Yani mengaku tidak mau apa-apa lagi dari Garut, dia berharap bisa diberi kesempatan mencium ibunya.