Konten dari Pengguna

Di Balik Kemeriahan Festival Film Cannes, Prancis

21 Agustus 2020 9:17 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indri Kesuma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana Festival Film Cannes 2019. Foto: Google Images
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Festival Film Cannes 2019. Foto: Google Images
ADVERTISEMENT
Bulan Mei merupakan bulan favorit saya ketika bertugas di Marseille, Prancis bagian Selatan tahun 2014-2017. Selain udara yang mulai menghangat, bulan Mei adalah bulan di mana Festival Film Cannes digelar.
ADVERTISEMENT
Selama dua minggu, kota kecil yang tidak lebih besar dari Cianjur ini dibanjiri oleh hampir 50 ribu pelaku industri perfilman dari seluruh dunia, termasuk di antaranya Indonesia.
Chicco Jerikho dan Tara Basro. Foto: Google Images
Selalu muncul di benak saya, “film apa ya yang akan mengharumkan nama Indonesia tahun ini?”, selain pertanyaan-pertanyaan seperti “Tara Basro? yang mana ya Tara Basro??” ketika membaca daftar delegasi yang datang. Termasuk ketika membaca nama Chicco Jerikho. Maklum, saya lebih update dengan pelajaran sekolah anak saya ketika itu (dan sampai sekarang!).
Ada beberapa fakta di balik kemeriahan Festival Film Cannes yang jarang diketahui oleh khalayak umum:
1. Banyaknya kategori penghargaan
Trofi Palm d'Or. Foto: Website Chopard
Tidak banyak yang tahu, bahwa Festival Film Cannes memiliki beberapa kategori penghargaan. Kategori yang paling bergengsi yang sering kita dengar, adalah Palem Emas (Palm d’or).
ADVERTISEMENT
Konon untuk dapat bersaing di kategori ini, dibutuhkan lobby yang sangat intens dengan Presiden Festival Cannes, yang saat ini masih dijabat Thierry Fremaux. Semacam politik perfilman.
Belum pernah ada film Indonesia yang mampu menembus kategori ini, namun saya yakin suatu saat pasti ada dan bahkan menang seperti film “Parasite” dari Korea Selatan.
2. Tidak semudah membeli tiket bioskop
Contoh Tiket Festival Film Cannes. Foto: Pinterest
Selain itu, menonton film yang ditayangkan di Festival Film Cannes, tidaklah semudah pergi ke bioskop dan membeli tiket.
Untuk menonton film, kita harus melalui sejumlah proses verifikasi: registrasi online, menunjukkan bahwa kita berkepentingan untuk menonton film tersebut (misalnya pelaku industri perfilman), dan berapa jumlah undangan yang kita butuhkan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana jika kita menuliskan kebutuhan jumlah undangan sebanyak-banyaknya dan ternyata tidak terpakai? Jangan bersedih jika tahun depan, jatah undangan anda berkurang! Karena Panitia melacak jumlah undangan yang dibagikan, dan jumlah undangan yang benar-benar digunakan jadi tidak boleh “kemaruk”.
3. Tidak boleh menggunakan sendal dan swafoto
Juri Festival Film Cannes 2015. Foto: Google Images
Ketika anda menghadiri pemutaran perdana (red carpet) malam hari, pria diwajibkan untuk memakai tuxedo/ black tie, sementara perempuan cukup dengan gaun malam semi-formal dan sepatu hak tinggi.
Selain itu, tidak diperkenankan untuk melakukan swafoto di karpet merah. Namun jangan khawatir, banyak fotografer dadakan yang bersedia untuk memfoto anda melenggang di karpet merah… gratis, tapi pada akhirnya harus bayar untuk mengunduh foto.
Foto: Flickr/Bex Walton
Selain itu, jangan heran jika anda melihat jajaran tangga yang rapi berbaris di depan red carpet.
ADVERTISEMENT
Para fotografer ini biasanya sudah mengambil tempat strategis dari beberapa hari sebelumnya, dengan menaruh tangga yang diberi nama dan kemudian digembok satu sama lain atau bahkan digembok pada pohon supaya tidak hilang. Semua demi mendapatkan foto terbaik para selebriti.
4. Harga melambung tinggi saat periode Festival
Gambar Menu Hari Ini. Foto: Google Images
Jika anda hendak backpacking ke kota Cannes, hindari saat periode Festival Film Cannes. Kenapa? Karena harga akomodasi bisa melambung sampai tiga kali lipat pada saat itu. Bahkan restoran pun punya buku menu yang khusus dikeluarkan pada saat Festival, dengan harga makanan yang “khusus” pula.
Memang pada saat pelaksanaan Festival, kota ini benar-benar menggeliat dan mendapat penghasilannya. Di luar bulan Mei? Sangatlah sepi.
Monaco saat pelaksanaan Grand Prix Formula 1. Foto: Wikipedia
Hingar-bingar festival kemudian disudahi dengan berpindahnya para selebriti ke Monaco, sekitar 30km dari Cannes, untuk menutup akhir pekan dengan menonton balap Formula 1 (aha!).
ADVERTISEMENT
Suatu fakta yang saya yakin bukan kebetulan, kenapa Formula 1 Monaco selalu berlangsung tepat setelah Festival Film Cannes selesai.
Poster Film Prenjak. Foto: IMDB
Itulah beberapa fakta di balik layar pelaksanaan Festival Cannes. Ingin tahu bagaimana rasanya menyaksikan film Indonesia yang pada akhirnya mendapat penghargaan? Nantikan kelanjutannya!