Konten dari Pengguna

Peran Khusus Amigdala: Emosi Takut dan Marah dalam Otak

Ineas Chairun Nisa
Mahasiswa Kedokteran Universitas Islam Negeri Jakarta
26 November 2023 14:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ineas Chairun Nisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
istockphoto.com
Istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
Istockphoto.com
ADVERTISEMENT
Ternyata ada ‘lokasi’ khusus pada otak yang berperan pada rasa takut dan marah yang kita alami sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Terdapat satu struktur pada otak yang berperan khusus pada emosi, yaitu amigdala. Amigdala terletak di dalam lobus temporalis di bagian medial otak. Nama 'amigdala' diambil dari bahasa Yunani yang artinya 'almond' karena bentuknya. Amigdala manusia terdiri dari nukleus yang kompleks dan dibagi menjadi tiga kelompok: nukleus basolateral, nukleus corticomedial, nukleus sentral yang juga berhubungan dengan thalamus.
Pada fMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging), dapat memperlihatkan gambaran aktivitas otak terhadap emosi yang berbeda, yaitu senang, sedih, marah, takut, dan jijik. Namun, gambaran tersebut tidak dapat menunjukkan proses dan area yang berkontribusi terhadap pengalaman dan ekspresi dari suatu emosi.
Terdapat beberapa penelitian dan eksperimen pada hewan terhadap rasa takut dan marah pada manusia menunjukkan asosiasi terhadapat pentingnya kontribusi dari amigdala.
Istockphoto.com
Penelitian bilateral amygdalotomy (tindakan operasi yang menghancurkan dan menyingkirkan amigdala) dilakukan pada hewan, kemudian didapatkan efek berupa penurunan rasa takut dan agresi.
ADVERTISEMENT
Terdapat kasus seorang wanita 30 tahun yang mengalami destruksi bilateral pada amigdala karena sindrom Urbach-Wiethe. Indikasi yang ia alami berupa penurunan rasa takut, tidak mampu mendeskripsikan ekspresi marah dan takut pada seseorang. Menariknya, wanita ini dapat mengenali ekspresi rasa takut melalui nada bicara seseorang.
Jadi, para peneliti memberikan hipotesis bahwa ekspresi rasa takut dapat dikenali melalui interaksi dua arah, yaitu antara amigdala dan korteks visual sebagai perannya mengenali ekspresi wajah dengan visualisasi.
Pixabay.com
Selain lesi yang terjadi di amigdala, stimulasi yang diberikan di bagian ini juga menunjukkan hasil yang menarik.
Stimulasi pada bagian lateral amigdala pada kucing menunjukkan kombinasi rasa takut dan agresi, sedangkan stimulasi elektrik pada manusia menunjukkan rasa cemas dan ketakutan. Jadi berdasarkan penelitian yang ada amigdala merupakan kunci dalam mendeteki rasa takut dan stimulasi yang bersifat mengancam.
ADVERTISEMENT
Perasaan takut ini juga dibentuk dari memori yang bersikap jangka panjang.
Pengalaman yang dianggap menyakitkan dalam lingkup sosial akan menimbulkan efek rasa takut. Contohnya, ketika terluka waktu kecil karena memasukkan jari ke stop kontak dan kita tidak ingin mengulangi kejadian itu lagi.
Perubahan sinaps pada amigdala menunjukkan peran terhadap pembentukan memori yang bersifat jangka panjang. Rasa takut ini juga dibentuk dari memori yang bersikap jangka panjang.
Kemudian rasa takut ini meimbulkan respon tubuh.
Eksperimen pada kelinci yang dilakukan Bruce Kapp dan koleganya menunjukkan respon ketakutan berupa aktivasi sistem otonom, yaitu peningkatan detak jantung terhadap stimulus syok elektrik yang diberikan.
Syok elektrik direspon di amigdala berupa perubahan sinaps pada nucleus basolateral dan mengirim sinyal melalui akson ke nukleus sentral dan dihantarkan 3 lokasi yaitu thalamus sebagai respon autonom, Periaqueductal grey sebagai respon perilaku, dan korteksi serebri sebagai ekspresi emosi.
ADVERTISEMENT
Penelitian terkini menunjukkan bahwa peran amigdala dalam mengenali ketakutan, dikaji pertama kali pada kelinci dan tikus, juga berlaku pada manusia. Dalam satu studi, subjek diperlihatkan sejumlah stimulus visual dan dilatih untuk mengharapkan sengatan listrik ringan ketika suatu stimulus visual tertentu ditampilkan. Mesin fMRI memantau aktivitas otak. Gambar fMRI menunjukkan bahwa stimulus visual yang "ditakuti" mengaktifkan amigdala secara signifikan lebih banyak daripada stimulus visual yang tidak terkait dengan sengatan.
Dalam studi lain menggunakan pencitraan PET aktivitas otak yang dilakukan oleh Hamann dkk., subjek pertama-tama melihat serangkaian gambar. Beberapa gambar bersifat menyenangkan (hewan yang lucu, adegan yang membangkitkan gairah seksual, makanan yang menggugah selera); beberapa menakutkan atau menimbulkan ketidaksenangan (hewan yang menakutkan, tubuh mutilasi, kekerasan); dan beberapa gambar netral (pemandangan rumah tangga, tanaman). Dibandingkan dengan objek netral, baik stimuli menyenangkan maupun tidak menyenangkan memengaruhi ukuran fisiologis seperti denyut jantung dan konduktans kulit, dan mereka memicu aktivitas yang lebih besar di amigdala.
ADVERTISEMENT
Rasa marah sendiri juga dipicu oleh peran penting amigdala. Kita merasakan amarah jika sedang frustasi, disakiti, stres, dan hal menyakitkan lainnya. Namun dalam eksperimen pada hewan emosi marah ini sulit diidentifikasi karena kita tidak bisa menanyakan hewan apa yang mereka rasakan layaknya manusia. Sehingga para peneliti hanya dapat mengenali rasa marah tersebut melalui perilaku agresif seperti membuat suara keras, ekspresidan postur yang mengancam.
Beberapa peneliti menunjukkan bahwa amigdala berperan dalam perilaku agresif.
Pada tahun 1954, ilmuwan Amerika Karl Pribram dan timnya menemukan bahwa lesi pada amigdala berdampak besar pada interaksi sosial dalam koloni delapan monyet rhesus jantan. Setelah hidup bersama, hewan-hewan tersebut membentuk hierarki sosial. Langkah pertama peneliti adalah melakukan lesi pada amigdala otak monyet dominan tertinggi. Setelah kembali ke koloni, monyet ini turun ke peringkat terbawah hierarki, dan monyet sebelumnya yang berada di peringkat kedua menjadi yang dominan. Diperkirakan, monyet kedua mengetahui bahwa monyet dominan menjadi lebih tenang dan lebih mudah ditantang. Setelah amigdalectomy dilakukan pada monyet dominan yang baru, ia juga turun ke peringkat terbawah hierarki. Pola ini menunjukkan bahwa amigdala memiliki peran penting dalam agresi yang umumnya terlibat dalam mempertahankan posisi dalam hierarki sosial. Temuan ini sejalan dengan fakta bahwa stimulasi listrik pada amigdala dapat menghasilkan keadaan gelisah atau agresi afektif.
ADVERTISEMENT
Pada penelitian dan kasus yang ada, maka amigdala mempunyai peran penting terhadap emosi, terutama pada rasa takut dan marah.