Bahasa Pendalungan: Pencampuran Bahasa Jawa dan Madura Khas Kota Jember

Ines Zilma Aolafasila
Mahasiswa Universitas Jember
Konten dari Pengguna
11 April 2022 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ines Zilma Aolafasila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Farano Gunawan dari Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Farano Gunawan dari Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pendalungan merupakan suatu istilah untuk menyebut hasil dari akulturasi dan asimilasi kebudayaan antara budaya suku Jawa dan Madura. Masyarakat pendalungan banyak terdapat di wilayah Tapal Kuda, khususnya di Kabupaten Jember. Jember merupakan sebuah Kabupaten yang terletak di Provisi Jawa Timur. Secara geografis Jember berbatasan langsung dengan Kabupaten Banyuwangi di sebelah timur, di sebelah barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Lumajang, berbatasan dengan Kabupaten Bondowoso dan Probolinggo di sebelah utara, serta berbatasan langsung dengan samudera Hindia di sebelah selatan.
ADVERTISEMENT
Kehadiran pendalungan di Jember tidak terlepas dari aspek sejarahnya. Setelah berdirinya Jember sebagai afdeling sendiri dan dengan dibukanya perkebunan swasta, hal ini menyebabkan pembangunan berbagai jenis infrastruktur dan gelombang imigrasi dari berbagai kelompok etnis seperti Jawa, Madura, Tionghoa, Arab dan kelompok etnis lainnya.
Jawa dan Madura merupakan kelompok etnis terbesar yang mendominasi wilayah Jember. Kedua etnis tersebut masing-masing membawa dan mengembangkan kebudayaannya di Jember. Kebudayaan dari kedua etnis tersebut mengalami akulturasi dan asimilasi sehingga menghasilkan sebuah kebudayaan baru yang disebut budaya Pendalungan. Kebudayaan yang dihasilkan dari budaya Pendalungan terdiri dari berbagai bidang yang bersifat kontemporer dan unik. Salah satunya yaitu dalam bidang bahasa. Etnis Madura dan Jawa memiliki cara bertutur yang berbeda sehingga ketika mereka bertemu, mereka tidak bisa melepaskan bahasa ibu mereka. Pada saat dua kelompok etnis ini hidup dalam lingkungan yang sama, mereka saling mempengaruhi secara budaya dan bahasa.
ADVERTISEMENT
Bahasa sehari-hari yang digunakan sebagai komunikasi oleh masyarakat Jember yaitu Bahasa Jawa dan Bahasa Madura. Selain Bahasa Jawa dan Bahasa Madura, masyarakat Jember juga berkomunikasi menggunakan Bahasa Jemberan, yaitu Bahasa Jawa Ngoko yang disisipi bahasa Madura dengan logat khas Jember. Bahasa Jemberan tercipta dan berkembang sebagai hasil dari interaksi dan kontak sosial antara orang Jawa dan Madura yang mendiami wilayah Jember. Bahasa Jemberan ini mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri dibandingkan dengan bahasa yang ada di daerah Tapal Kuda lainnya.
Keunikan dalam Bahasa Jemberan ada beberapa pengulangan kata dalam yang pengucapannya tidak ucapkan secara lengkap, misal lun-alun (alun-alun), ku-mlaku (jalan-jalan), dan lain sebagainya. Terdapat Keunikan lain dari Bahasa Jemberan dalam menciptakan kosa kata baru seperti mad (sapaan akrab untuk teman), cek engga`e (ungkapan kata tidak), boh (ungkapan keterkejutan), metaoh (sok tahu), beno rah (biarkan), leter (lebay), sengak (ungakapan ancaman), salbut (rumit), crème (cerewet) dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT