3 Alasan Arsenal Menelan Kekalahan 1-3 dari Wolverhampton

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
25 April 2019 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ekspresi kecewa para penggawa Arsenal. Foto: Reuters/Andrew Boyers
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi kecewa para penggawa Arsenal. Foto: Reuters/Andrew Boyers
ADVERTISEMENT
Arsenal kembali gagal meraih tiga poin, usai tumbang kala bersua Wolverhampton Wanderers pada Liga Inggris pekan ke-35, Kamis (25/4/2019) dini hari WIB. Bermain di Stadion Molineux, ‘The Gunners’ takluk dengan skor cukup telak, 3-1 dari tuan rumah ‘The Wanderers’ Wanderers.
ADVERTISEMENT
Sebelum mencetak gol lewat Sokratis Papastathopoulos di pertengahan babak kedua, Arsenal sempat tertinggal tiga gol lebih dulu di babak pertama. Aktor yang mencetak tiga gol untuk Wolves tak lain Ruben Neves pada menit ke-28, Matt Doherty menit ke-37, dan Diogo Jota menit 45+2.
Kekalahan membuat Arsenal tetap berada di posisi kelima dengan koleksi 66 poin, gagal menyusul Chelsea yang hanya unggul satu poin di peringkat keempat. Sementara kemenangan tersebut mendongkrak posisi Wolves ke peringkat tujuh, mengumpulkan total 51 poin dari 35 pertandingan.
Unai Emery memberi instruksi pada pemain Arsenal saat menghadapi Vorskla di Liga Europa. (Foto: Reuters/Peter Cziborra)
Usai laga, Unai Emery mengaku kecewa lantaran timnya tak bermain sesuai rencana yang telah disusun. Walau begitu, Emery menolak untuk menyalahkan anak asuhnya. "Saya biasanya begitu disiplin dengan diri sendiri, (tapi) saya marah dengan diri sendiri," ucap Emery dilansir dari situs resmi Arsenal.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak marah kepada para pemain, saya marah kepada diri sendiri. Ide saya dan gaya saya adalah untuk melihat ke depan dan mencari solusi. Bukan untuk mencari siapa pemain yang bermain lebih buruk atau kenapa mereka tidak melakukan semua yang kami bicarakan sebelumnya,” ungkap Emery.
Kini Emery mengaku tengah mencari jalan keluar untuk kembali pada performa terbaik Minggu mendatang. Pelatih asal Spanyol tersebut jelas ingin kembali meraih poin penuh setelah dua kali beruntun gagal.
"Ketika kami menang, kami menang bersama, dan ketika kalah, kami kalah bersama. Secara umum, saya rasa kami masih mungkin untuk finis empat besar dan hari ini kami gagal. Kami harus melanjutkan dan mengambil kesempatan pada Minggu,” kata Emery.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari pertandingan tersebut, ini tiga alasan Arsenal bisa tunduk dari tuan rumah Wolverhampton Wanderers.
1. Tidak bisa menahan serangan balik Wolves
Para pemain Wolves merayakan gol Diogo Jota ke gawang Chelsea. (Foto: REUTERS/Eddie Keogh )
Boleh saja armada Unai Emery menguasai jalannya laga pada babak pertama dan Mesut Oezil mulai punya peran penting pada laga tersebut, tapi satu peluang Wolves yang didapat dari tendangan bebas berhasil dimanfaatkan Ruben Neves jadi gol. Sejak kebobolan tersebut performa Arsenal mulai goyah
Henrikh Mkhitaryan gagal memberi kontribusi maksimal dan kehilangan bola di tempat krusial. Kombinasi Ruben Neves dan Diogo Jota yang melakukan serangan balik pun jadi mimpi buruk buat lini bertahan Arsenal. Mereka gagal mengimbangi kecepatan yang dimiliki Neves dan Jota. Biasanya Emery bisa buat perubahan di babak kedua, tapi kali ini gagal.
ADVERTISEMENT
Tanpa Pierre-Emerick Aubameyang, Arsenal kekurangan opsi di lini depan. Alhasil, lini depan menyisakan Lacazette yang bermain sebagai false nine dan jelas tak efektif. Kini menjadi salah satu penyebab kekalahan, Arsenal yang minim penyerang pun disinyalir bakal membeli striker pada musim panas nanti.
2. Maitland-Niles dan Mkhitaryan jadi kelemahan fatal
Unai Emery dan Henrikh Mkhitaryan di laga Arsenal vs Liverpool. (Foto: REUTERS/David Klein)
Dipercaya menjaga sisi kanan pertahanan, Ainsley Maitland-Niles justru gagal membendung gempuran dari Diogo Jota dan Jonny Otto. Walau bermain cukup bagus selama ini, posisi asli Maitland-Niles memang bukan sebagai bek kanan.
Sejatinya Mkhitaryan punya peran untuk melindungi Maitland-Niles dari gempuran, tapi kemudian gelandang Armenia tersebut gagal tampil sesuai harapan. Mkhitaryan bermain buruk di sisi kanan Arsenal. Berdua bersama Maitland-Niles jadi kelemahan yang kerap dimanfaatkan pemain Wolves ketika melancarkan serangan balik.
ADVERTISEMENT
Menyusul performa bagus, Arsenal sepertinya bakal mempertahankan Mesut Oezil yang sebelumnya disebut sudah habis. Kini justru Mkhitaryan jadi pemain yang kemungkinan bakal dilego musim depan. Gelandang serang berusia 30 tahun tersebut tak efektif kala dengan bola dan gagal membantu pertahanan saat tanpa bola.
3. Ruben Neves yang brilian
Gelandang andalan Wolverhampton, Ruben Neves. (Foto: Reuters/Craig Brough)
Bermain bagus pada laga-laga sebelumnya, kini Granit Xhaka dan Lucas Torreira justru bermain buruk dan gagal membendung Ruben Neves di lini tengah. Torreira membuat beberapa tekel ceroboh dan Xhaka gagal mendistribusikan bola dengan baik.
Sementara justru Ruben Neves bermain luar biasa bisa, menemukan kesempatan menusuk pertahanan Arsenal. Neves jadi gelandang yang lebih bermain bertahan diantara tiga yang lainnya. Neves berkemampuan untuk meredam permainan pressing.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kemampuan Neves juga untuk menjaga bola dan mencari pelari yang bisa melakukan penetrasi ke arah gawang lawan. Kemampuan tersebut jelas membantu skuatnya dan satu gol jadi penentu kemenangan Wolves. (bob)
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh/info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.