3 Sebab Inter Kalah 1-2 dari Juventus di Laga Derby d’Italia Serie A

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
7 Oktober 2019 12:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Inter Milan vs Juventus Foto: REUTERS/Daniele Mascolo
zoom-in-whitePerbesar
Inter Milan vs Juventus Foto: REUTERS/Daniele Mascolo
ADVERTISEMENT
Inter Milan akhirnya menderita kekalahan pertama Serie A, dalam laga bertajuk 'Derby d’Italia' menghadapi sang rival Juventus di pekan ketujuh. Bermain di Stadion Giuseppe Meazza, pada dini hari WIB, Senin (7/10), ‘La Beneamata’ kalah dari ‘I Bianconeri’ dengan skor tipis 1-2.
ADVERTISEMENT
Tak ada nama Alexis Sanchez di line up Inter, usai pekan lalu penyerang asal Cile tersebut kena kartu merah. Antonio Conte yang turun dengan formasi 3-5-2 pun mengandalkan Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez di depan.
Sementara Juventus, Maurizio Sarri memilih tak menurunkan Gonzalo Higuain dan Aaron Ramsey di awal. Formasi 4-3-1-2 pun akhirnya diisi oleh Paulo Dybala dan Cristiano Ronaldo di depan, kemudian Federico Bernardeschi tepat di belakang keduanya.
Laga pun berjalan sengit, tapi tuan rumah langsung bungkam ketika empat menit waktu yang baru berjalan. Menerima umpan jarak jauh matang Miralem Pjanic, Paulo Dybala lewat sepakan kaki kirinya sukses memperdaya Milan Skriniar dan Samir Handanovic untuk membuka keunggulan tim tamu.
ADVERTISEMENT
Kemelut antara Lautaro Martinez dan Matthijs de Ligt membuat wasit menunjuk titik putih. Bek asal Belanda tersebut dinilai melakukan handball oleh pengadil lapangan. Inter pun tak menyia-nyiakan hadiah penalti tersebut, usai Martinez yang jadi algojo sukses mengonversikannya jadi gol di menit ke-18.
Laga kemudian imbang hingga waktu menunjukkan menit ke-80. Kala itu, kombinasi operan pendek Ronaldo dan Bentancur menemukan Gonzalo Higuain yang masuk menggantikan Bernardeschi. Penyerang asal Argentina tersebut pun mencetak gol kemenangan, mengakhiri pertandingan dengan skor 1-2.
Setelah menang enam kali beruntun, kekalahan pertama di Serie A tersebut membuat Lautaro Martinez dan kolega harus turun dari puncak klasemen, menempati peringkat dua dengan torehan 18 poin dari tujuh pertandingan.
ADVERTISEMENT
Sementara kemenangan membuat Juventus naik ke puncak, mengoleksi 19 poin dari tujuh laga Serie A. Peraih scudetto delapan musim beruntun itu kini jadi satu-satunya klub yang belum menelan kekalahan di kompetisi kasta tertinggi Liga Italia tersebut.
Berangkat dari pertandingan tersebut, berikut tiga sebab yang membuat Inter kalah dari Juventus di Derby d’Italia.
1. Taktik Maurizio Sarri
Selebrasi Gonzalo Higuain. Foto: REUTERS/Daniele Mascolo
Beberapa pekan terakhir Maurizio Sarri mencoba memainkan Paulo Dybala dengan Cristiano Ronaldo sebagai duet penyerang. Aaron Ramsey kemudian jadi pemain yang biasanya mengisi pos di belakang dua penyerang tersebut. Namun, pada laga tersebut Sarri memilih untuk memainkan Bernardeschi ketimbang Ramsey.
Meski tak menurunkan Ramsey juga Gonzalo Higuain sedari awal, padahal keduanya sedang dalam performa terbaik, keputusan Sarri tak membuat Juventus kehilangan sentuhan. Salah satunya Dybala yang kemudian sukses mencetak gol di laga tersebut. Kombinasinya bersama Ronaldo pun beberapa kali sukses mengancam pertahanan lawan.
ADVERTISEMENT
Sarri pun dengan cepat mengganti Bernardeschi yang tidak efektif dengan Higuain, Khedira yang sudah kelelahan dengan Rodrigo Bentancur, kemudian memundurkan Dybala untuk main di belakang dua penyerang. Hasilnya, kombinasi Ronaldo dan Bentancur sukses menciptakan peluang matang yang dimanfaatkan Higuain jadi gol.
2. Penampilan Cristiano Ronaldo
Ronaldo menarik dua sampai tiga pemain Inter. (Foto: Reuters)
Memang pada laga tersebut Cristiano Ronaldo akhirnya gagal mencetak gol. Namun, penyerang asal Portugal tersebut tetap jadi salah satu pemain paling bersinar ketika menghadapi Inter Milan. Pasalnya, Ronaldo hampir selalu terlibat di setiap proses penyerangan Juventus di depan dan bahkan beberapa kali mengancam.
Babak pertama, setelah gol dari Paulo Dybala, usai mendapat umpan jarak jauh dari De Ligt, Ronaldo yang melakukan solo run ke tengah sempat melepaskan sepakan keras terarah yang sayangnya masih membentur mistar gawang. Kemudian Ronaldo mencetak gol usai kombinasi apik dengan Pjanic dan Dybala, tapi harus dianulir lantaran offside.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Ronaldo tetap jadi sosok andalan sepanjang laga. Penyerang berusia 34 tahun tersebut sukses menarik pemain bertahan lawan sehingga menciptakan ruan buat pemain Juventus lainnya. Kombinasinya bersama pemain lain pun semakin matang, membuat Ronaldo tak hanya jadi mesin gol, tapi juga pencipta peluang.
3. Inter buang-buang peluang
Kekecewaan Matias Vecino. (Foto: Reuters)
Memang pada laga tersebut Juventus langsung memulai dengan mulus. Namun, Inter pun melancarkan serangan balik yang berbahaya, terutama lewat Lautaro Martinez yang punya kecepatan dan Romelu Lukaku yang bertugas menarik pertahanan lawan. Sayangnya, kedua penyerang tersebut tak memanfaatkan peluang dengan baik.
Salah satunya adalah ketika Lukaku sukses mengecoh De Ligt, kemudian mengirim umpan kepada Lautaro Martinez yang lepas dari penjagaan Bonucci. Namun, penyerang asal Argentina tersebut justru berlari ke kanan dan melepas tembakan dari sudut sempit yang bisa diantisipasi oleh Szczesny.
ADVERTISEMENT
Ketika Stefano Sensi meninggalkan lapangan lantaran cedera, Inter semakin kesulitan untuk membangun penyerangan. Meski begitu, sektor sayap masih beberapa kali menciptakan peluang yang seharusnya bisa dimaksimalkan Lukaku, tapi sayangnya selalu bisa diantisipasi pertahanan Juventus. (bob)