3 Sebab Manchester United Bermain Imbang 1-1 Kontra Wolves

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
21 Agustus 2019 15:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemain United dan Wolves berduel. Foto: REUTERS/Andrew Yates
zoom-in-whitePerbesar
Pemain United dan Wolves berduel. Foto: REUTERS/Andrew Yates
ADVERTISEMENT
Setelah di pekan pertama sukses mengemas poin penuh dengan tampil impresif, Manchester United gagal mendapat tiga poin kala menghadapi Wolverhampton di laga kedua Liga 1 2019/20. Bermain di Stadion Molineux, Rabu dini hari WIB (20/8/2019), United yang bermain imbang 1-1 terpaksa berbagi poin dengan Wolves.
ADVERTISEMENT
Sejatinya Anthony Martial sempat membuat United unggul lebih dulu, lewat gol yang diciptakannya di menit ke-27. Namun, Wolves yang kemudian lebih mengancam di babak kedua membuat tim tamu bungkam. Tepatnya di menit ke-55, sepakan Ruben Neves dari luar kotak penalti berbuah gol.
Hasil tersebut membuat United kini menempati peringkat empat klasemen sementara, mengoleksi empat poin. Sementara Wolves berada di peringkat ke-13 dengan dua hasil imbangnya.
Menggelontorkan dana besar untuk membenahi lini belakang, sebelumnya United sukses membuktikan pembeliannya punya peran penting pada pekan perdana. Harry Maguire bersama Victor Lindelof tampil solid menjaga pertahanan, sementara Aaron Wan-Bissaka juga impresif mengawal pertahanan di sisi kanan.
Namun, kala mengganti gaya main saat menghadapi Wolves, penampilan United benar-benar kontras. Lini belakang United tampil cukup bagus, tapi tak seefektif kala menghadapi Chelsea. Terutama saat ditugaskan membendung pergerakan Diogo Jota dan Raul Jimenez yang kerap mengancam.
ADVERTISEMENT
Lini tengah Wolves tak kalah merepotkan. Kombinasi Joao Moutinho dan Ruben Neves yang jadi pengalir bola saat serangan balik membuat Wolves semakin mengancam di lini tengah, terutama pada babak kedua.
Hasil tersebut tentu mengecewakan buat United. Berambisi untuk bangkit sebagai tim papan atas Liga Inggris, tim besutan Ole Gunnar Solskjaer tersebut justru membuktikan mereka belum siap. Pasalnya, Solskjaer dinilai masih belum punya rencana yang matang kala menghadapi tim dengan karakter yang cenderung mirip: Mengandalkan serangan balik.
Berangkat dari sana, berikut tiga hal yang menyebabkan Manchester United bermain imbang 1-1 dengan Wolverhampton Wanderers.
1. Lini tengah tidak efektif
Ekspresi Pogba setelah penaltinya gagal. Foto: Reuters/Carl Recine
Seperti yang disebutkan sebelumnya, pekan pertama United sukses membenamkan Chelsea dengan skor telak 4-0. Pada laga tersebut, salah satu sebab United bisa menang lantaran mendominasi permainan di lini tengah. Kala itu Paul Pogba dan Scott McTominay tak membiarkan lini tengah Chelsea mendapat celah.
ADVERTISEMENT
Namun, menghadapi Wolves yang cenderung menunggu peluang serangan balik, skema yang disiapkan Solskjaer ternyata tak efektif, terutama di lini tengah. Tak seperti Chelsea yang bermain possesion football, Pogba dan McTominay akhirnya tak banyak berperan lantaran menghadapi gelandang yang punya karakter berbeda.
Kedua gelandang United cenderung lebih pragmatis. Pogba jarang maju ke depan, sementara McTominay jarang melakukan pressing. Hasilnya, walau unggul penguasaan bola di sepanjang laga, United gagal merusak ketenangan lini tengah Wolves yang diisi duet Joao Moutinho dan Ruben Neves.
2. Tidak terbiasa bermain possession football
Ole Gunnar Solskjaer saat mendengar kritik yang menerpanya. Foto: REUTERS/Andrew Yates
Menghadapi Chelsea, gaya bermain Solskjaer yang mengandalkan serangan balik cepat terbukti efektif. Punya gelandang yang bisa mengirim bola dengan akurat, serta penyerang yang dibekali kecepatan dan kemampuan melewati lawan membuat skema tersebut bisa berjalan dengan baik.
ADVERTISEMENT
Namun, menghadapi Wolves yang punya gaya bermain serupa, United jelas tak bisa memakai taktik yang sama. Pasalnya, Wolves yang punya pertahanan rapat tentu tak memberi banyak celah untuk United menyerang. Karena itu, Solskjaer pun berinisiatif mengganti taktik jadi possession football.
Meski keputusan tersebut tidak salah, terbukti dengan United yang bisa unggul penguasaan bola, tapi United masih jelas terlihat tak terbiasa. Terutama kala menyerang, United tak efektif dan kesulitan menembus pertahanan ketat Wolves. Terbukti, dari 60 persen penguasaan dan tujuh tembakkan, hanya satu yang mengarah ke gawang.
3. Minim pressing
Gelandang andalan Wolverhampton, Ruben Neves. Foto: Reuters/Craig Brough
Bakal bermain serangan balik cepat dengan melakukan pressing untuk memperkecil ruang gerak lawan, Solskjaer pun menggembleng skuad asuhannya untuk meningkatkan stamina. Usaha tersebut pun membuahkan hasil, usai taktik pressing Solskjaer bekerja dengan baik kala menghadapi Chelsea.
ADVERTISEMENT
Namun, kala bermain possession football menghadapi Wolverhampton, United justru tidak melakukan banyak pressing. Hal tersebut kemudian jadi bumerang, setelah babak kedua Wolves yang semakin percaya diri sukses menciptakan banyak peluang berbahaya. Tak ada pressing, Moutinho dan Neves bisa bergerak bebas di tengah.
Kedua gelandang Wolves tersebut kerap menciptakan peluang berbahaya dengan berhasil menemukan celah dari permainan pasif United. Bahkan, gol Wolves sejatinya bisa dicegah bila United melakukan pressing. Tak terkawal, Neves yang menemukan sudut tembak pun melesatkan bola dengan sempurna ke gawang yang dikawal David de Gea. (bob)
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh/info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.
ADVERTISEMENT