5 Alasan yang Membuat Performa Liverpool Merosot di Semua Kompetisi

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
5 Maret 2019 15:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kesedihan pemain Liverpool. (Foto: REUTERS / Kai Pfaffenbach)
zoom-in-whitePerbesar
Kesedihan pemain Liverpool. (Foto: REUTERS / Kai Pfaffenbach)
ADVERTISEMENT
Hasil imbang tanpa gol pada derbi Merseyside membuat Liverpool kembali gagal menyalip Manchester City di puncak klasemen sementara Liga Inggris. City kini mengoleksi 71 poin dari 29 laga, unggul satu angka dari Liverpool di urutan kedua. Hal tersebut didasari penurunan performa ‘The Reds’ dalam beberapa pekan terakhir.
ADVERTISEMENT
Sejatinya, armada Juergen Klopp bisa unggul 10 poin pada beberapa pekan yang lalu, tapi kini justru mereka yang harus mengekor pasukan Pep Guardiola. Penurunan performa itu terjadi sejak kalah saat bertandang ke markas Manchester City. Kala itu Liverpool dipaksa tunduk dengan skor 2-1.
Seketika setelah laga tersebut, Mohamed Salah dan kolega terdepak oleh Wolverhampton dari ajang Piala FA. Tercatat sejak kalah dari City, walau sesudahnya belum pernah kalah lagi, mereka hanya meraih tiga kemenangan dan lima hasil imbang, di semua kompetisi termasuk imbang dari Bayern Muenchen di Liga Champions.
Juergen Klopp mendekap erat Xerdhan Shaqiri usai Liverpool disingkirkan Wolverhampton Wanderers di babak ketiga Piala FA. (Foto: REUTERS/Darren Staples)
Musim ini capaian Juergen Klopp memang lebih baik daripada musim lalu. Mereka baru kalah sekali, yaitu kontra City seperti yang disebutkan sebelumnya. Namun, hasil empat dari enam laga imbang di Liga Inggris membuat publik Anfield naik tensi.
ADVERTISEMENT
Liverpool memang diketahui punya penyakit di akhir musim. Walau tampil brilian sepanjang musim, performa klub asal kota Merseyside tersebut kerap kali anjlok ketika sudah dekat perebutan trofi.
Seperti saat bersama Brendan Rodgers, kekalahan 2-0 dari Chelsea membuat mereka mengubur mimpi menjuarai Liga Inggris. Musim lalu pun demikian. Walau tampil impresif hampir sepanjang musim, Liverpool sempat nyaris tak lolos ke Liga Champions. Beruntung kala itu Chelsea sedang dalam kondisi buruk.
Tak hanya di Liga Inggris, musim lalu juga Liverpool tinggal selangkah lagi menjuarai Liga Champions. Sayangnya, dua blunder yang dilakukan Loris Karius membuat Real Madrid yang mengangkat ‘si kuping besar’.
Mulai menunjukkan penurunan di akhir musim, berikut lima alasan merosotnya performa Liverpool di semua kompetisi musim ini.
ADVERTISEMENT
1. Pilar penting gagal memenuhi harapan
Klopp dan Salah usai laga. (Foto: Reuters/Lee Smith)
Salah satu alasan Liverpool kerap gagal kala memasuki akhir kompetisi, lantaran beberapa pilar andalan tampil tak sesuai harapan. Seperti pada musim 2013/14, kala Liverpool bersama Brendan Rodgers hampir menjuarai Liga Inggris, kapten Liverpool, Steven Gerrard, justru terpeleset dan menyebabkan kekalahan 2-0 atas Chelsea.
Musim ini, Liverpool punya trisula maut Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino. Ketiganya jadi salah satu alasan Liverpool bisa bersaing gelar dengan Manchester City. Namun, ketiganya pula yang jadi alasan penurunan performa Liverpool. Terutama Mohamed Salah, penyerang asal Mesir tersebut belakangan kehilangan konsistensinya.
2. Mentalitas juara perlu diasah
Real Madrid vs Liverpool (Foto: Kai Pfaffenbach/Reuters)
Memang mengejutkan buat Liverpool yang sepanjang musim bermain bagus, tapi malah merosot di akhir musim. Sering kali kehilangan kepercayaan diri merupakan faktor utama pemain ‘The Reds’ mendapatkan kegagalan. Mental juara belum terbentuk dalam diri Liverpool, padahal hal tersebut begitu diperlukan.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, ketika babak final Liga Champions, Real Madrid sejatinya merupakan lawan yang bisa dikalahkan, walau mereka sudah menang dua kali beruntun. Hanya perbedaan mental yang memisahkan kedua klub, seperti yang dibuktikan Karius yang melakukan dua blunder.
3. Kekurangan jam terbang pada kompetisi tertinggi
Eksekusi tendangan bebas Trent Alexander-Arnold. Foto: Action Images via Reuters/Carl Recine
Liverpool memang punya skuat yang mumpuni, tapi faktanya para pemain tersebut dinilai masih kekurangan pengalaman bermain di kompetisi kasta tertinggi. Jam terbang memang tak bisa didapatkan secara instan, jelas perlu waktu buat mengasahnya. Kadang, penentuan perebutan gelar ditentukan oleh jam terbang sebuah tim.
Kedua bek sayap Liverpool saat ini, Trent Alexander Arnold dan Andrew Robertson masih terlalu muda dan belum lama merasakan pentas tertinggi. Pemain senior seperti Naby Keita, Fabinho, Xherdan Shaqiri, Firmino masih kalah jam terbang dengan pemain klub top Eropa. Berbeda dengan Kylian Mbappe, walau muda dirinya sudah punya jam terbang dan mental yang cukup.
ADVERTISEMENT
4. Jadwal padat sebabkan kelelahan
Milner cedera, korban pekan padat Liga Inggris. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
Liga Inggris terkenal dengan pekan-pekan padatnya. Bahkan, ketika liga-liga lain memutuskan libur beberapa pekan pada musim dingin, kompetisi paling bergengsi di tanah Britania Raya tersebut malah tetap jalan terus. Tak khayal bila beberapa pemain bisa cedera dan banyak yang kelelahan.
Faktor itu pula yang disebut jadi penyebab klub Inggris belakangan tak berprestasi di pentas Eropa, termasuk pula Liverpool. Menghadapi Bayern Muenchen, Liverpool kesulitan menembus pertahanan ketat sang raksasa Jerman. Laga yang berkesudahan 0-0 tersebut bakal dilanjutkan di Allianz Arena dan tentu Liverpool wajib was-was.
5. Faktor diganggu oleh angin
Klopp harus bergegas. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Selain faktor sepak bola, ternyata merosotnya performa Liverpool juga disebabkan faktor lingkungan. Pelatih Liverpool, Juergen Klopp menyatakan hal tersebut usai ditahan imbang oleh Everton pada pekan ke-29 Liga Inggris 2018/19. Kala itu kedua tim gagal mencetak angka dan Salah jadi sorotan ketika gagal berhadapan satu lawan satu dengan kiper.
ADVERTISEMENT
Usai laga Derbi Merseyside tersebut, dilansir dari Sky Sport, Klopp mengatakan: “Laga tersebut sangat-sangat sulit, dengan beberapa alasan. Saya tahu orang-orang tidak suka ketika saya mengatakannya, tapi angin datang dari berbagai arah. Itu tidak seperti yang kami inginkan.” (bob)