5 Fakta Jelang Laga Derby della Madonnina, AC Milan vs Inter Milan

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
17 Maret 2019 9:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ivan Perisic berduel dengan Lucas Biglia dan Davide Calabria. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
zoom-in-whitePerbesar
Ivan Perisic berduel dengan Lucas Biglia dan Davide Calabria. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Laga seru bertajuk Derby della Madonnina yang mempertemukan AC Milan dan Inter Milan, bakal tersaji pada pekan ke-28 Liga Italia, pukul 02.30 WIB, Senin (18/3). Bermain di San Siro, Milan bakal tampil sebagai tuan rumah yang ingin mempertahankan rekor kemenangan beruntun, sedangkan Inter berusaha bangkit dari keterpurukan beberapa pekan terakhir.
ADVERTISEMENT
Milan sukses mengoleksi tiga poin kala bertandang ke markas Chievo Verona. Penyerang anyar Rossoneri, Krzysztof Piatek, kembali mencetak angka, membuat 19 golnya bersaing ketat dengan Cristiano Ronaldo yang juga mencetak 19 gol dan top skor sementara, Fabio Quagliarella, yang sudah dengan 20 golnya.
Sedangkan Inter Milan baru kalah dan harus terdepak dari Eintracht Frankfurt di Europa League. Setelah bermain imbang dengan skor kacamata, La Beneamata gugur di kandang sendiri dengan skor 1-0. Gol tersebut diciptakan wonderkid Luka Jovic saat laga baru berjalan lima menit.
Jelang laga tersebut, dilansir situs resmi klub, pelatih AC Milan, Gennaro Gattuso, mengatakan klubnya harus melupakan laga pertama. Hal tersebut lantaran menurutnya itu merupakan laga yang berbeda. “Beberapa hari terakhir, saya mendengar orang mengatakan kami favorit dan Inter telah mati. Favorit itu enggak ada dalam derbi,” ucap Gattuso.
Pekik puas Gattuso usai Milan menang. (Foto: Alessandro Garofalo/Reuters)
Bagi Gattuso, sebuah keharusan buat timnya untuk menghormati lawan. Pelatih berusia 41 tahun tersebut pun berharap anak asuhnya bermain dengan hati, kecerdasan dan hasrat. “San Siro bakal penuh dan penonton harus jadi pemain ke-12,” katanya.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah laga di mana kami punya banyak yang harus dimainkan, tapi, kami tak boleh lupa kalau laga tersebut hanya menawarkan tiga poin. Saya khawatir dengan kondisi mental usai laga bila tak berjalan mulus. Namun, menang tentu akan meningkatkan mental," ungkap pelatih yang terkenal mudah naik darah tersebut.
Sementara Luciano Spalletti, dilansir situs resmi Inter, mengaku masih kecewa dengan hasil yang diraih anak asuhnya di Europa League. Menurutnya, derbi menghadapi Milan bakal jadi laga yang vital dan bisa jadi lecutan buat timnya untuk kembali tampil bagus.
Pelatih Internazionale, Luciano Spalletti. (Foto: AFP/Miguel Medina)
Namun, Spalletti sepakat dengan Gattuso kalau laga derbi tersebut tak bisa diprediksikan. Menurutnya, kedua tim punya kekuatan yang seimbang dan hasil hanya bisa diketahui pada menit akhir saja. “Derbi bukan sesuatu yang bisa kita prediksikan, bagaimana kamu main adalah yang terpenting dan hasil tergantung dengan itu, tak peduli apa yang kalian ingin,” ujar pelatih berkepala plontos tersebut.
ADVERTISEMENT
Mengenai peluang finis di atas Milan pada akhir musim, Spalletti optimis timnya bisa masuk empat besar. "Kepastian kamu datang dari baju yang dikenakan, nama dan angka poin yang dimenangkan. Kami punya peluang, hanya satu poin yang memisahkan kami. Jaraknya tak begitu besar, yang sakit ketika kamu tak berpikir ke arah sana dan itu bukan kami,” ungkapnya.
Mantan pemilik klub, Massimo Moratti, dilansir Football Italia menyebut Inter kehilangan kendali lantaran para pemain ketakutan dengan start buruk. Menurut pengusaha berusia 72 tahun tersebut, Inter harus melakoni derbi dengan pendekatan yang lebih tenang. “Ingat, Milan yang bakal mereka lawan itu bukan Real Madrid," ujar Moratti.
Mantan bos besar Inter, Massimo Moratti. Foto: OLIVIER MORIN / AFP
"Segala sesuatunya diawali dengan buruk dan sekarang mereka merasa kesulitan untuk keluar. Tapi, itu tergantung pada bagaimana kinerja orang-orang yang terlibat dalamnya. Situasi ini memang menguras banyak energi, tapi tim harus tetap teguh pada posisinya," jelas Moratti.
ADVERTISEMENT
Menurut Moratti, kini Luciano Spalletti berada Ini menjadi momen krisis. Namun, menurutnya semuanya perlu kesabaran. “Bicara sebagai profesional, mereka harus mengesampingkan alasan soal terpecahnya tim. Bagaimanapun sejarah Inter dan suporter jauh lebih penting ketimbang alasan-alasan konyol mereka," ucap pemilik Inter era 1995-2016.
Jelang laga sengit AC Milan menghadapi Inter, berikut lima fakta menarik dalam Derby della Madonnina.
1. Rekor tak terkalahkan Inter di Liga Italia
Para pemain Inter merayakan kemenangan. (Foto: REUTERS/Daniele Mascolo)
Laga nanti bakal jadi edisi ke-170 di Liga Italia. Inter Milan sudah menang dua kali dan seri tiga kali dalam pertemuan sejak AC Milan menang pada Januari 2016 silam.
2. Produktivitas gol Milan
Piatek merayakan gol ke gawang Empoli. Foto: AFP/Marco Bertorello
AC Milan gagal mencetak angka pada dua pertemuan terakhir Derby della Madonnina di Liga Italia. Hanya dua kali dalam sejarah kompetisi Rossoneri gagal mencetak gol ke gawang Nerazzurri selama tiga pertemuan beruntun, terakhir di antara tahun 1979 dan 1981.
ADVERTISEMENT
3. Rekor kandang AC Milan
Alessio Romagnoli di laga vs Inter Milan. (Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo)
Di semua kompetisi, AC Milan tak terkalahkan dalam enam Derby della Madonnina sebagai tuan rumah, dengan rincian masing-masing tiga menang dan imbang. Terakhir mereka kalah pada Oktober 2012 (0-1).
4. Momen gol Derby della Madonnina
Gol Icardi antar Inter pada kemenangan di Derby della Madonnina. (Foto: REUTERS/Alberto Lingria)
Tujuh dari delapan gol kala AC Milan dan Inter bersua di Liga Italia datang pada babak kedua.
5. Kemenangan beruntun AC Milan
Pemain-pemain Milan merayakan gol. Foto: Marco BERTORELLO / AFP
AC Milan menang dalam lima laga terakhir di Liga Italia. Il Diavolo Rosso tidak pernah menang lebih dari itu sejak tahun 2006, saat mereka menang sembilan laga beruntun.