5 Faktor yang Menyebabkan MU Kalah Telak 4-0 dari Everton

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
22 April 2019 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Selebrasi Theo Walcott usai mencetak gol keempat untuk Everton. Foto: REUTERS/Andrew Yates
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Theo Walcott usai mencetak gol keempat untuk Everton. Foto: REUTERS/Andrew Yates
ADVERTISEMENT
Kembali lagi Manchester United pada keterpurukan usai menelan kekalahan dari Everton pada laga Liga Inggris pekan ke-35, Minggu malam (21/4). Bermain di Stadion Goodison Park, ‘The Toffees’ tak hanya menang, tetapi juga sukses mencetak empat gol tanpa balas ke gawang ‘setan merah’.
ADVERTISEMENT
Everton menurunkan kekuatan penuh. Memakai pakem 4-2-3-1, Marco Silva memainkan Dominic Calvert-Lewin di depan bersama Bernard, Sigurdsson, dan Richarlison tepat di belakangnya. Peran double pivot diberikan pada Morgan Schneiderlin dan Idrissa Gueye. Adapun empat bek diisi Seamus Coleman, Lucas Digne, Kurt Zouma, dan Michael Keane.
Sementara United kembali memakai formasi 4-3-3. Tiga posisi terdepan dipercayakan pada Anthony Martial, Romelu Lukaku, dan Marcus Rashford. Lini kedua kemudian diisi Paul Pogba, Nemanja Matic, dan Fred. Sementara deretan empat bek di lini belakang diisi Diogo Dalot, Phil Jones dan Chris Smalling sebagai bek tengah dan Victor Lindelof di kanan.
Protagonis kala Everton menundukkan United tak lain adalah Richarlison yang mencetak gol pembuka menit ke-13, Gylfi Sigurdsson lewat sepakan jarak jauhnya menit 28, Lucas Digne yang melepas sepakan voli dari luar kotak penalti menit ke-56, dan terakhir menit ke-64 via aksi solo penyerang cepat Theo Walcott.
ADVERTISEMENT
Sayang, kekalahan membuat Manchester United semakin berat menuju Liga Champions. Hasil negatif tersebut membuat United tetap berada di posisi keenam dengan koleksi poin 64. Sementara Everton, tambahan tiga poin buat mereka naik ke posisi tujuh dari sebelumnya di tempat kesepuluh, mengoleksi 49 poin.
Solskjaer sebelum pertandingan melawan Fulham. Foto: Reuters/Andrew Couldridge
Menurut Ole Gunnar Solskjaer pascalaga, tim asuhannya sudah bermain tak sesuai rencana sedari peluit dimulainya babak pertama ditiupkan. “Saya hanya ingin meminta maaf kepada pendukung. Hanya mereka orang-orang yang punya lambang di baju hari ini yang bisa menegakkan kepala, karena kami tidak,” ungkap Solskjaer dilansir dari situs resmi klub.
Walau kalah, Solskjaer kini langsung memusatkan perhatian kepada lawan selanjutnya, yaitu rival sekota mereka Manchester City. Bakal bermain di Old Trafford, jelas City bukan lawan yang mudah. Pasalnya, musim lalu saja United harus kalah 1-2 di ‘Theater of Dream’ kala menjamu ‘The Citizen’ .
ADVERTISEMENT
“Dalam jangka pendek, kami harus fokus dengan dua laga besar. Bila kami menang pada laga tersebut, kami masih punya harapan. Masih ada 12 poin lagi yang bisa dimenangi. Itu terlihat mudah untuk dinantikan tapi kami tak bisa santai. Jangka panjang bakal kami pikirkan, jangka pendek, kami melihat City dan Chelsea,” kata pelatih asal Norwegia itu.
Berangkat dari kekalahan telak United terhadap Everton, ada lima faktor penyebabnya. Berikut kelima faktor tersebut.
1. Performa individu kurang maksimal
Gawang United kebobolan lagi. Foto: REUTERS/Andrew Yates
Performa individu para pemain jadi salah satu faktor kekalahan telak United dari Everton. Walau Solskjaer menurunkan pemain yang cukup memberi perlawanan kepada tuan rumah, sayang beberapa bintang tampil tak seperti yang diharapkan. Selain pemain bertahan yang tampil mengecewakan membiarkan empat bola masuk, lini tengah pun bermain buruk.
ADVERTISEMENT
Matic jadi bulan-bulanan penyerang Everton, sedangkan Fred gagal berperan penting walau tampil eksplosif. Pogba terlihat kebingungan di lini tengah walau beberapa kali mengirim bola berbahaya. Ketenangan para penyerang United pun buruk, hanya menghasilkan satu tembakan tepat sasaran. Tentu performa tersebut wajib diperbaiki Solskjaer.
2. Minim permainan dari sayap
Selebrasi dari Marcus Rashford kontra PSG di Liga Champions. Foto: Reuters/John Sibley
Memainkan Lindelof sebagai bek kanan dan Dalot di kiri jadi bumerang. United kehilangan peran bek sayap seperti pada laga-laga sebelumnya. Lindelof terlihat tak nyaman bermain jadi bek sayap. Sedangkan Dalot beberapa kali melakukan kesalahan serta terlalu sering main menyerang.
Solskjaer membuat perubahan dengan memasukkan Young menggantikan Jones. Lindelof pun kembali ke tengah, tapi ternyata tetap tak membawa banyak perubahan. Young malah kembali tampil buruk dan gagal memberi efek pada laga tersebut. Duo sayap Martial dan Rashford sama buruknya, terisolasi dan gagal memberi umpan matang pada Lukaku.
ADVERTISEMENT
3. Pertahanan yang buruk
Sigurdsson berduel dengan Dalot dan Matic. Foto: REUTERS/Andrew Yates
Seperti yang sebelumnya disebutkan, pertahanan United jadi salah satu yang paling disorot lantaran membiarkan empat bola masuk. Jelas United sudah tahu bagian mana yang wajib dibenahi pada bursa transfer musim panas nanti. Jones dan Smalling gagal membendung penyerangan dari Richarlison dan kolega sehingga terdominasi di kotak penalti sendiri.
Selain bek yang buruk, gelandang bertahan pun tak memberikan dukungan dengan baik. Matic bermain buruk dan mudah dilewati, sementara Fred memang naik turun membantu pergerakan bola, tapi dirinya tak punya visi main yang jelas. Alhasil Everton kerap mengeksploitasi celah yang dibuka United.
4. Tidak bermain pressing
Pelatih Everton, Marco Silva. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Belakangan tim asuhan Solskjaer terlihat ragu untuk melakukan permainan pressing dan itu justru yang jadi kelemahan mendalam United. Permainan tersebut pun dilakukan juga kala bersua Everton. United terlalu lama membiarkan lawan memegang bola dan kerap membuka ruang yang bisa dimanfaatkan tuan rumah.
ADVERTISEMENT
Tiap kali Everton memegang bola, mereka seakan diundang untuk melakukan penetrasi ke wilayah United. Sigurdsson dan kolega pun melakukan pressing dan mengancam lewat skema bola mati. Beberapa gol pun lantaran pemain United gagal menutup pergerakan dengan cepat, salah satunya Matic yang gagal menekan Sigurdsson yang akhirnya bisa mencoba sepakan jarak jauh.
5. Pilihan pemain yang terbatas
David Silva mencetak gol Manchester City ke gawang Manchester United. Foto: Darren Staples/Reuters
Berangkat ke Stadion Goodison Park, Solskjaer memang dipusingkan dengan beberapa pemain kelelahan dan jadwal sulit. Baru menghadapi Barcelona di tengah pekan jelas menguras tenaga. Belum lagi mereka harus menghemat stamina pemain andalan demi menjamu Manchester City tengah pekan nanti.
Luke Shaw yang terkena sanksi dan performa inkonsisten Young dalam beberapa laga terakhir membuat Solskjaer memilih Dalot dan Lindelof sebagai dua bek sayap. Hasilnya jadi malapetaka. Lindelof yang notabene bek tengah terbaik United jadi bek terburuk pada laga tersebut. Tak beda dengan Dalot yang terlihat gugup di sisi kiri. Gol pertama pun jadi tanggung jawabnya. (bob)
ADVERTISEMENT
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh/info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.