5 Laga Paling Mengejutkan di Liga Champions sejak Tahun 2000-an

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
20 Maret 2019 9:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dani Carvajal membayang-bayangi David Neres. Foto: AFP/Javier Soriano
zoom-in-whitePerbesar
Dani Carvajal membayang-bayangi David Neres. Foto: AFP/Javier Soriano
ADVERTISEMENT
Memasuki jeda internasional, pemain yang terpilih bakal meninggalkan klub untuk sementara membela timnas negara masing-masing. Kompetisi klub, baik level domestik maupun benua pun diliburkan. Kini, Liga Champions sudah memasuki perempat final, menyisakan delapan klub terbaik yang bersaing meraih ‘si kuping lebar’.
ADVERTISEMENT
Bakal kembali 10 April mendatang, musim ini Liga Champions menyajikan laga-laga seru dan dramatis. Sejauh ini, klub kuda hitam mampu memberikan kejutan kepada favorit juara. Salah satunya Lyon yang sempat menahan imbang Barcelona dengan skor kacamata, walau akhirnya tetap kalah 5-1 pada leg kedua, siapa lagi kalau bukan berkat Lionel Messi.
Juventus pun sempat keteteran menghadapi Atletico Madrid. Sempat kalah di leg pertama dengan skor 2-0, pertemuan kedua ‘si nyonya tua’ sukses membalikkan keadaan lewat hattrick yang diciptakan mega bintang Cristiano Ronaldo. Laga tersebut pun jadi salah satu yang paling dramatis musim ini, membuat Ronaldo jadi pemain terbaik babak 16 besar.
Gol Ronaldo ke gawang Atletico Madrid. Foto: REUTERS/Massimo Pinca
Manchester United melakukan comeback serupa dari Paris Saint-Germain, usai tertinggal 0-2 di Old Trafford. Misi United lebih berat karena mengejar selisih gol tandang, tapi mereka sukses menyelesaikannya dengan baik. Dua gol Romelu Lukaku dan penalti Marcus Rashford sukses loloskan ‘setan merah’ dengan agregat 3-3, unggul gol tandang.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun belakangan, Liga Champions memang menghadirkan momen luar biasa. Kompetisi tersebut jadi tempat untuk pemain bintang menampilkan permainan terbaiknya. Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo jadi pemain yang bisa konsisten berada di performa terbaik tiap musimnya. Hanya dua nama tersebut yang mampu mencapai 100 gol.
Satu dekade terakhir jadi masanya klub asal Spanyol mendominasi Liga Champions. Dari 10 edisi, tujuh diantaranya merupakan klub Spanyol. Terakhir Real Madrid sukses jadi kampiun dalam tiga musim beruntun bersama Zinedine Zidane, klub pertama yang melakukannya sejak format kejuaraan berubah.
Selama masa itu pula beberapa kuda hitam bisa membuat kejutan di Liga Champions, dengan mendepak klub yang lebih diunggulkan. Berikut lima laga yang paling mengejutkan sepanjang Liga Champions tahun 2000-an.
ADVERTISEMENT
1. Barcelona 2-2 Chelsea, semifinal tahun 2012
Berakhir dengan skor imbang 2-2, tapi Chelsea sukses lolos usai menang agregat. Pada leg pertama, ‘The Blues’ mengunci kemenangan tipis 1-0 di Stamford Bridge. Alhasil kala bertandang ke Camp Nou mereka lebih percaya diri dengan keunggulan tersebut. Namun, saat itu mereka jelas tak diunggulkan menghadapi skuat masa keemasan Barcelona.
Tuan rumah kala itu unggul lebih dulu lewat gol Sergio Busquets. Tak lama John Terry dapat kartu merah dan Andres Iniesta mencetak gol kedua buat Barcelona. Namun, beberapa detik jelang bubaran babak pertama, Chelsea berbalik unggul agregat dengan gol Ramires.
Babak kedua Chelsea bertahan dengan baik. Lionel Messi sempat mendapat hadiah penalti, tapi tendangan Messi membentur mistar gawang. Terus digempur, barulah armada Roberto di Matteo mengamankan tiket ke babak final, setelah pada menit 90+2 Fernando Torres yang berhadapan satu lawan satu dengan Victor Valdes mencetak gol kemenangan.
ADVERTISEMENT
2. Manchester United 1-1 Porto, babak 16 besar tahun 2004
Usai menang 2-1 pada leg pertama berkat dua gol Benni McCarthy yang hanya bisa dibalas Quinton Fortune, pertemuan kedua jadi laga yang melejitkan nama Jose Mourinho di dunia sepak bola. Kala itu, bersama Porto dirinya sukses memulangkan raksasa Inggris Manchester United dengan bermain imbang 1-1 di Old Trafford.
United terlihat sebagai tim yang lebih meyakinkan untuk lolos. Apalagi ketika mereka unggul lebih dulu lewat gol Paul Scholes pada menit ke-31. Unggul agregat, United malah kecolongan di menit-menit akhir, usai tepisan Tim Howard menghalau tendangan bebas McCarthy bisa disambar Francisco Costinha.
Gol tersebut disambut dengan selebrasi ikonik Jose Mourinho, berlari ke arah pemain untuk bersama merayakan gol.
ADVERTISEMENT
3. Real Madrid 1-4 Ajax, babak 16 besar tahun 2019
Pemain-pemain Ajax merayakan gol Dusan Tadic ke gawang Real Madrid Foto: REUTERS/Susana Vera
Terjadi pada musim ini, Ajax yang datang sebagai kuda hitam sukses membungkam sang juara bertahan kompetisi, Real Madrid di kandang sendiri. Tak tanggung-tanggung, raksasa Belanda tersebut menang dengan skor telak 4-1. Tentu hal tersebut kemudian mengejutkan publik. Pasalnya, walau tanpa Ronaldo, di atas kertas skuat El Real masih lebih bagus.
Saat kalah 1-2 pada pertemuan pertama di Johan Cruyff Arena, Ajax sejatinya bermain lebih berbahaya dari Real Madrid. Leg kedua di kandang Madrid, ‘Godenzonen’ membuktikan dirinya lebih baik, dengan performa luar biasa yang dilakukan Dusan Tadic, mencetak satu gol dua assist. Lasse Schone pun memberi kejutan dengan tendangan bebasnya.
Menyusul kekalahan tersebut, Madrid pun memecat Santiago Solari dan kemudian kembali menunjuk Zinedine Zidane sebagai pelatih. Sedangkan Ajax kini dipertimbangkan sebagai kuda hitam yang perlu diwaspadai.
ADVERTISEMENT
4. Celtic 2-1 Barcelona, fase grup tahun 2012
Messi dikelilingi pemain Sporting CP (Foto: REUTERS/Pedro Nunes)
Kejutan Liga Champions memang lebih banyak pada babak gugur, tapi kekalahan Barcelona atas Celtic pada fase grup tahun 2012 silam tentu jadi salah satu yang paling mengejutkan. Kala itu, Barcelona lebih dulu menang 2-1 pada pertemuan pertama di Camp Nou, dengan gol Iniesta dan Alba membalas gol Georgios Samaras.
Namun, pada leg kedua Celtic yang menjadi tuan rumah mengejutkan Barcelona dengan menang 2-1. Sebelum laga, di atas kertas Celtic punya kualitas yang jauh berada di bawah Blaugrana. Jalannya laga pun membuktikan hal tersebut, setelah tuan rumah hanya mampu menguasai bola sebanyak 16 persen.
Hanya 4 tembakan yang dilepas Celtic sepanjang laga, dua diantaranya oleh Victor Wanyama dan Tony Watt membuat The Bhoys unggul 2-0. Messi kemudian memperkecil ketinggalan jadi 2-1, tapi terlambat dan jadi kemenangan buat tuan rumah. Selain kalah penguasaan bola, Celtic juga hanya melepas 166 operan, kalah jauh dibandingkan 955 kali oleh Barcelona.
ADVERTISEMENT
5. Roma 3-0 Barcelona, perempat final tahun 2018
De Rossi cetak gol untuk Roma. (Foto: REUTERS/Alessandro Bianchi)
Kejutan yang bisa dibilang terbaik adalah kala musim lalu AS Roma sukses membalikkan keadaan kontra Barcelona. Leg pertama di Camp Nou, Blaugrana sukses menaklukkan I Giallorossi 4-1. Gol bunuh diri Daniele De Rossi dan Kostas Manolas, serta gol Gerard Pique dan Luis Suarez hanya bisa dibalas sekali oleh Edin Dzeko.
Selisih tiga gol, Roma sudah seperti tanpa harapan. Walau begitu, raksasa Italia tersebut tetap bermain menekan dan secara mengejutkan berhasil membalikkan keadaan. Edin Dzeko membuat publik bergemuruh dengan gol pembukanya, disusul penalti Daniele de Rossi sesaat setelah jeda.
Kostas Manolas kemudian jadi pahlawan AS Roma. Bek asal Yunani tersebut mencetak gol kemenangan tuan rumah, delapan menit jelang waktu normal usai. Roma pun melaju ke babak semifinal, sementara Barcelona yang sepanjang laga hanya mengincar serangan balik menerima kekalahan yang sepantasnya. (bob)
ADVERTISEMENT