Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
5 Pelatih yang Layak Gantikan Bima Sakti di Timnas Indonesia
27 November 2018 9:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Calon pengganti bila Bima Sakti tak lagi melatih Timnas Indonesia.
ADVERTISEMENT
Seperti yang diketahui, Timnas Indonesia tak berhasil lolos dari fase grup Piala AFF 2018. Kegagalan Tim Garuda itu merupakan yang keempat kalinya sepanjang keikutsertaan dalam kompetisi tertinggi Asia Tenggara Tersebut. Kritikan dari suporter pun menghujani PSSI yang dinilai sebagai dalang utama gagal totalnya Tim Merah-Putih.
Melawan Filipina di laga terakhir Grup B Piala AFF, sekaligus penutup laga internasional tahun 2018, Timnas Indonesia antiklimaks. Bermain di depan suporter ‘Merah-Putih’, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (25/11/2018) pukul 19.00 WIB, Hansamu Yama dan kolega hanya bisa bermain imbang 0-0.
Dengan hasil tersebut Timnas resmi mengakhiri perjalanannya di Piala AFF dengan di urutan keempat, dengan koleksi empat poin. Sedangkan Filipina, tambahan satu poin sudah cukup buat The Azkals lolos dari Grup B, dikarenakan pada pertandingan di tempat lain Singapura kalah 3-0 dari Thailand.
ADVERTISEMENT
Usai laga, pelatih kepala Timnas Indonesia, Bima Sakti menyampaikan permintaan maaf kepada semua insan sepak bola atas kegagalannya. Walau begitu, dirinya mengaku terharu dengan suporter yang hadir. Pelatih berusia 42 tahun ini menyoroti salah satu spanduk, yang berbunyi: Menang kudukung, kalah kusanjung.
Bima Sakti, pelatih Timnas Indonesia. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Bima pun mengakui semua merupakan tanggung jawabnya, terutama dalam pemilihan pemain. Kendati begitu, dirinya merasa bersyukur bisa menjadi bagian dari skuat Tim Garuda. Bisa mengetahui karakter para pemain, menurut Bima sesuatu yang tak bisa dibayar dengan uang. "Saya seperti pelajar SMP yang diberi tes universitas.”
Walau gagal, sebenarnya tak semua kesalahan harus disematkan kepada Bima Sakti. Penunjukannya sedari awal memang dirasa kurang pas, lantaran Bima masih minim pengalaman sebagai pelatih tim senior. Terlebih, drama kontrak Luis Milla yang berkepanjangan membuat mantan kapten Timnas itu minim persiapan.
ADVERTISEMENT
Bima Sakti mungkin masih kurang berpengalaman, tapi performanya kala bersua Thailand menunjukkan potensi yang masih bisa digali sebagai pelatih hebat. Bila nantinya Bima diganti, ada lima nama alternatif yang cocok jadi pertimbangan PSSI. Kelima pelatih tersebut sudah punya jam terbang yang cukup. Berikut nama-nama tersebut.
1. Fachry Husaini
Pelatih Timnas Indonesia U-16, Fachry Husaini. (Dokumentasi PSSI)
Nama Fachry Husaini disebut-sebut cocok menangani Timnas Indonesia sebagai pelatih sementara. Pelatih Timnas Indonesia U-16 ini dinilai sudah punya pengalaman yang cukup di level internasional. Bahkan, beberapa prestasi telah ia tunjukkan dengan salah satunya menjuarai Piala AFF U-16 2018.
2. Milan Petrovic
Milan Petrovic, pelatih Arema FC. (foto: Dok. PT LIB)
Pelatih Arema FC, Milan Petrovic, adalah salah satu alternatif yang bisa dipertimbangkan PSSI. Punya lisensi UEFA Pro, kemampuan melatih Milan tidak perlu diragukan. Performa bersama Arema musim ini pun memuaskan, dengan bisa membuat Tim berjuluk Singo Edan ini bangkit dari dasar klasemen Liga Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Arema FC harus terdampar di dasar klasemen pada pekan kedelapan, dengan enam poin, dari satu menang, tiga seri, dan empat kalah. Milan pun ditunjuk menggantikan Joko Susilo. Kini, 11 kemenangan, 6 imbang, dan 4 kalah, Singo Edan bangkit dan berada di posisi ke sembilan sementara.
3. Simon McMenemy
Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
Sebelum Bima Sakti terpilih jadi pelatih Timnas, Simon McMenemy adalah nama yang santer dikabarkan sebagai juru taktik Tim Garuda. Kariernya di Indonesia bisa jadi pertimbangan penunjukkan Simon kelak. Pasalnya, bersama Bhayangkara FC, pelatih asal Skotlandia itu sukses meraih gelar Liga 1 Indonesia 2017.
Kemampuannya memadukan junior-senior di klub jadi modal besar. Pelatih berusia 40 tahun tersebut juga punya jam terbang melatih pemain Timnas di level klub. I Putu Gede, Ilham Udin, Awan Setho, Muhammad Hargianto, sampai Evan Dimas pernah merasakan dibina McMenemy.
ADVERTISEMENT
4. Widodo Cahyono Putro
Pelatih Bali United, Widodo C. Putro. (Foto: Dok. Persija)
Pelatih Bali United, Widodo Cahyono Putro, dinilai juga cocok menggantikan Bima Sakti. Selain pernah membela Timnas sebagai pemain, dirinya juga sempat jadi asisten pelatih Alfred Riedl pada tahun 2010 dan 2014. Widodo pun sudah punya pengalaman yang cukup sebagai pelatih utama.
Widodo pun bisa dibilang sebagai salah satu pelatih lokal dengan pencapaian tertinggi di Liga 1. Namun, belakangan Bali United mengalami penurunan performa. Serdadu Tridatu harus rela duduk di posisi ketujuh di klasemen. Walau begitu, ini justru jadi ajang pembuktian Widodo, membawa Lilipaly cs bangkit dari keterpurukan.
5. Robert Rene Albert
Robert Rene Albert, juru taktik PSM Makassar. (foto: Dok. PT LIB)
ADVERTISEMENT
Bisa dibilang jam terbang Robert Albert di Indonesia mumpuni. Karier kepelatihannya di Indonesia bisa sudah meninggalkan sejarah. Juru taktik asal Belanda tersebut bahkan pernah membawa mengangkat trofi ISL musim 2009-2010 bersama Arema. Pemahamannya terhadap sepak bola di Indonesia sudah tak perlu dipertanyakan.
Musim ini, bersama PSM Makassar, Robert Albert kembali membuktikan kelasnya. Juku Eja jadi salah satu kekuatan utama di Liga 1 2018, yaitu berkat andil tangan dinginnya. Kini, dengan sisa dua laga PSM dan Robert Albert masih sangat berpeluang menjadi juara. Karena itulah dirinya pantas menukangi Timnas saat ini. (bob)