Ada Mane & Van Dijk, Ngerinya Starting XI Southampton Jika Tak Jual Bintangnya

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
26 Oktober 2020 12:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemain Southampton, Dany Ings, saat melawan Everton di St. Mary's Stadium. Foto: Andy Rain/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Southampton, Dany Ings, saat melawan Everton di St. Mary's Stadium. Foto: Andy Rain/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Southampton sukses meraih tiga poin dalam lanjutan Liga Inggris 2020/21 setelah mengalahkan pemuncak klasemen sementara, Everton, di St. Mary’s Stadium, Minggu (25/10) dengan skor 2-0. Torehan ini membuat 'The Saints' bercokol di posisi enam.
ADVERTISEMENT
Southampton sejatinya bisa dikategorikan sebagai tim semenjana. Kehadirannya dalam kompetisi hanya meramaikan papan tengah Liga Inggris. Tak jarang, klub yang berdiri pada 1898 ini bergelut di jurang degradasi.
Bagaimanapun, daerah pesisir selatan Inggris adalah pelabuhan pertama bagi klub-klub papan atas liga yang sedang mencari pemain untuk memperkuat pasukan. Liverpool, Manchester United dan Arsenal adalah beberapa klub yang pernah menjarah St. Mary’s.
Puncaknya di akhir musim 2013/14, musim kedua setelah mendapatkan promosi kembali ke Premier League, Southampton mengakhiri liga dengan mengesankan. Tim yang diasuh Mauricio Pochettino saat itu memainkan gaya sepak bola yang mengagumkan, membuat para pemainnya menjadi incaran.
Mantan pelatih Southampton, Mauricio Pochettino. Foto: Marko Djurica/Reuters
Nama-nama besar seperti Gareth Bale, Adam Lallana, Luke Shaw dan Dejan Lovren kini bermain untuk klub-klub yang memenangkan Liga Champions atau Liga Europa dalam beberapa musim terakhir.
ADVERTISEMENT
Jika Southampton tidak melepas beberapa pemainnya, mungkin saat ini mereka sedang merajai Inggris dengan pemain bintang yang mengisi posisi di setiap lini.
Berikut perkiraan starting XI Southampton:
Penjaga Gawang: Paulo Gazzaniga
Gazzaniga bergabung dengan Tottenham dari Southampton pada musim panas 2017, di awal musim ia sempat kesulitan untuk mendapatkan waktu bermain sebagai penjaga gawang pilihan ketiga.
Kiper Tottenham Hotspur, Paulo Gazzaniga. Foto: Phil Noble/Reuters
Meskipun dia belum memiliki kualitas yang baik dari anggota tim lainnya, Gazzaniga sempat menunjukkan potensi besar untuk Tottenham. Dia menjaga gawang Spurs saat pertandingan Piala FA melawan Watford (26/9/2018) dan berhasil menyelamatkan dua penalti.
Di musim ini Gazzaniga masih kalah saing dengan Hugo Lloris yang jadi pilihan utama. Penampilan terbanyak pemain asal Argentina ini terjadi di musim lalu dengan 18 pertandingan.
ADVERTISEMENT
Bek Kanan: Calum Chambers
Produk lain dari akademi Southampton yang terkenal, Calum Chambers, dibeli oleh Arsenal seharga 16 juta pounds pada musim panas 2014 setelah menjalani musim yang mengesankan bermain sebagai bek kanan.
Calum Chambers saat berseragam Arsenal. Foto: Carl Recine/Reuters
Chambers telah membukukan 101 penampilan bersama ‘Meriam London’ dengan catatan 4 gol dan 7 assist. Pemain kelahiran Petersfield ini juga sempat dipinjamkan ke Fulham selama semusim.
Saat ini, bek 24 tahun itu harus menjalani istirahat panjang untuk pemulihan setelah mengalami cedera saat menghadapi Chelsea di akhir tahun lalu.
Bek Tengah: Dejan Lovren
Lovren tampak kokoh di jantung pertahanan pada musim 2013/14 dan Liverpool tertarik membayar 20 juta pounds untuk pemain yang harganya kurang dari setengah jumlah itu satu tahun sebelumnya.
Dejan Lovren saat merapat ke Liverpool. Foto: Finney/Getty Images
Pemain Timnas Kroasia ini tampil dalam 185 pertandingan bersama ‘The Reds’ dan berhasil memenangkan satu Liga Inggris dan satu Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Bek Tengah: Virgil van Dijk
Southampton jelas tidak ingin menjual Van Dijk, namun, mereka terbujuk ketika Liverpool menawarkan nilai 75 juta pounds untuk bek tengah itu pada Januari 2018.
Van Dijk menjadi bek termahal sepanjang masa. Harganya tampaknya membengkak dan tidak masuk akal, tetapi penampilannya untuk Liverpool, terutama dalam perjalanan mereka ke final Liga Champions, membuktikan bahwa dia amat bernilai.
Van Dijk belum berjodoh dengan Liverpool. Foto: AP Photo/Matt Dunham
Ketenangan, kecepatan kilat dan keterampilan kepemimpinannya telah sangat meningkatkan pertahanan Liverpool membuat bek asal Belanda ini dianggap sebagai salah satu bek tengah terbaik dunia.
Bek Kiri: Luke Shaw
Bek kiri muda sangat luar biasa untuk Southampton di 2013/14, menyerang di sayap dari posisi bertahan dengan efek yang sering menghancurkan, Manchester United diyakinkan untuk meminang dengan 30 juta pounds untuk pemain berusia 18 tahun itu.
Luke Shaw dengan seragam merah khas Manchester United. Foto: Jason Cairncuff/Reuters
Kariernya di Old Trafford sepertinya akan segera berakhir setelah dikritik oleh manajer José Mourinho saat itu. Namun, ia telah bangkit kembali dan memastikan tempatnya sebagai bek kiri pilihan pertama United dalam asuhan Solskjaer, dan mendapatkan kembali tempatnya di skuad Inggris.
ADVERTISEMENT
Saat ini kontraknya masih berlaku hingga Juni 2023 mendatang dan Luke Shaw diketahui menerima gaji sebesar 6,24 juta pounds per tahun dari United.
Gelandang: Pierre-Emile Hojberg
Hojbjerg membuat 134 penampilan untuk Southampton setelah bergabung dari Bayern Munchen pada 2016, dan pemain Denmark itu kemudian diangkat menjadi kapten The Saints sebelum dicopot dari jabatan kapten pada Juni lalu ketika dia mengonfirmasi keinginannya untuk meninggalkan klub.
Rekrutan anyar Tottenham Hotspur, Pierre-Emile Hojberg. Foto: Mike Hewitt/Pool via Reuters
Gelandang asal Denmark ini menandatangani kontrak lima tahun dengan Tottenham Hotspur dan menjadi rekrutan musim panas pertama Jose Mourinho dengan bayaran sekitar 20 juta pounds.
Yang menarik, Hojbjerg tergolong pemain yang jarang cedera. Tercatat, kali terakhir ia absen karena cedera yakni pada 2013 silam.
Gelandang Tengah: Alex Oxlade-Chamberlain
ADVERTISEMENT
Oxlade-Chamberlain berkembang melalui tim junior Southampton sebelum bergabung dengan Arsenal dengan bandrol 15 juta pounds pada 2015.
'The Ox' membuat 132 penampilan untuk Arsenal, memenangkan tiga Piala FA, sebelum pindah ke Liverpool pada 2017. Pemain internasional Inggris, yang bisa bermain di lini tengah, di sayap atau bahkan di bek sayap, mengalami masalah dengan cedera sepanjang karirnya.
Chamberlain bersama Klopp. Foto: Andrew Yates/Reuters
Oxlade-Chamberlain adalah pemain yang cepat, kuat, dan dapat menyebabkan malapetaka bagi pertahanan mana pun di dunia pada masanya.
Gelandang Serang: Adam Lallana
Lallana juga berasal dari akademi Southampton dan merupakan favorit penggemar di St Mary's.
Pada 18 April 2014, ia dinobatkan sebagai salah satu dari enam pemain dalam daftar pendek penghargaan Pemain Terbaik PFA bersama rekan setimnya saat itu, Luke Shaw.
Aksi Adam Lallana bersama Liverpool. Foto: David Klein/Reuters
Penampilan Lallana untuk The Saints membuatnya pindah ke Liverpool dengan 25 juta pounds, di mana ia membentuk kemitraan yang kuat dengan sesama penyerang Raheem Sterling, Philippe Coutinho, dan Daniel Sturridge.
ADVERTISEMENT
Namun, Lallana juga menderita masalah cedera, yang membuatnya absen dari skuad Piala Dunia Inggris. Saat ini, pemain berusia 32 tahun itu bermain bersama Brighton.
Sayap Kiri: Sadio Mane
Seperti Van Dijk, Mane telah berkembang menjadi pemain yang lebih baik daripada yang dibayangkan banyak orang di Liverpool. Pemain sayap itu mengantongi hat-trick melawan Manchester City dalam pertandingan kandang terakhirnya untuk Southampton, sebuah penampilan yang mengkonfirmasi potensinya dan menggoda Liverpool untuk pindah musim panas 2016.
Aksi Sadio Mane saat membobol gawang Norwich City. Foto: Action Images via Reuters/John Sibley
Mane sekarang menjadi salah satu bagian dari tiga penyerang The Reds yang menakutkan, mencetak 85 gol di semua kompetisi untuk membantu Liverpool memenangkan Liga Champions 2018/19 dan Liga Premier 2019/20, sementara secara pribadi, ia finis keempat di Ballon d'Or 2019.
ADVERTISEMENT
Sayap Kanan: Gareth Bale
Gareth Bale bergabung ke Tottenham Hotspur pada 25 Mei 2007, usianya masih 18 tahun kala itu. Biaya transfer awal untuk memboyong sang pemain dari Southampton saat itu adalah 5 juta pounds.
Bale pada akhirnya menjadi bagian penting dari The Lilywhites kendati musim-musim awalnya cukup sulit. Di musim debutnya bareng Spurs, 2007/2008, Bale hanya tampil di 8 pertandingan Premier League dengan menyumbangkan 2 gol.
Gareth Bale di laga Tottenham vs West Ham. Foto: Matt Dunham/Reuters
Selama 6 musim memperkuat Spurs, Bale menorehkan 203 pertandingan di semua ajang dengan koleksi 55 gol. Jumlah gol ini terbilang bagus karena Bale pada awalnya bukan sosok winger atau striker sayap seperti ia dikenal sekarang.
Penyerang: Dusan Tadic
Tadic bisa saja bergabung dengan klub papan atas Inggris selama periode terbaik dalam karirnya di Southampton. Sebaliknya, dia pergi ke Ajax musim panas 2018.
Mesin gol Ajax, Dusan Tadic. Foto: Aris Messinis/AFP
Pemain internasional Serbia tampil sangat cemerlang di Amsterdam, mencetak 58 gol dalam 105 penampilan di semua kompetisi. Dia telah membantu Ajax memenangkan satu gelar Liga Belanda, satu Piala KNVB, satu Super Cup, dan dinobatkan sebagai pemain terbaik Serbia 2019.
ADVERTISEMENT