Karena Mohamed Salah, Riyad Mahrez Batal ke Liverpool

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
12 Mei 2020 12:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Riyad Mahrez tampak menahan diri tidak menunjukkan ekspresi senang berlebihan usai jebol gawang Leicester City. Foto: REUTERS/Andrew Yates
zoom-in-whitePerbesar
Riyad Mahrez tampak menahan diri tidak menunjukkan ekspresi senang berlebihan usai jebol gawang Leicester City. Foto: REUTERS/Andrew Yates
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Winger Manchester City, Riyad Mahrez, mengungkapkan bahwa Liverpool pernah tertarik untuk membelinya. Namun, hal tersebut tidak berlanjut karena The Reds memboyong Mohamed Salah terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Setelah tampil impresif dan ikut berperan membantu Leicester City menjadi juara Premier League pada musim 2015/16, Mahrez sempat menjadi rebutan banyak klub besar Eropa. Liverpool menjadi salah satu klub yang menaruh minat kepada pemain Aljazair itu.
Akan tetapi, pada akhirnya Mahrez tak jadi hijrah ke tim besutan Juergen Klopp tersebut. Pasalnya, Liverpool justru mendatangkan Mohamed Salah dari AS Roma dengan nilai transfer 37 juta pounds (sekitar 681 miliar rupiah) pada tahun 2017.
Setahun berselang, Mahrez kemudian baru hengkang dari King Power Stadium. Pemain berusia 29 tahun itu menerima pinangan Man City dengan biaya senilai 61 juta pounds (sekitar 1,1 triliun rupiah).
Gestur Riyad Mahrez usai jebol gawang Leicester City. Apa ini bisa disebut selebrasi? Foto: REUTERS/Andrew Yates
"Sebelum menandatangani kontrak dengan Manchester City, ada ketertarikan dari Liverpool pada saya. Namun, begitu mereka mendatangkan Mohamed Salah, semuanya selesai," ujar Mahrez, dikutip dari DZ Foot.
ADVERTISEMENT
Riyad Mahrez kemudian angkat bicara soal pelaksanaan Piala Afrika yang akan dihelat pada bulan Januari tahun 2021 mendatang. Ia menganggap perlunya ada perubahan jadwal turnamen tersebut.
Sebab jika tidak diubah, ada potensi besar turnamen itu akan mengganggu jadwal tanding klub-klub Eropa. Selain itu jadwal tersebut juga akan membebani fisik pemain.
"Mari kita membuat AFCON setiap empat tahun sekali dan di musim panas. Kami mencintai Mesir, tidak terlalu panas," ucapnya.
"Setiap dua tahun dan di musim dingin, itulah mengapa sepak bola Afrika tidak dihormati. Anda memiliki aksi gila-gilaan di klub Anda sendiri, lalu Anda pergi selama dua bulan," tandasnya.