Kisah Alphonso Davies: Berawal dari Pengungsi, Kini Jadi Duta PBB

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
26 Maret 2021 10:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Alphonso Davies bersama trofi Liga Champions. Foto: Reuters/Pool
zoom-in-whitePerbesar
Alphonso Davies bersama trofi Liga Champions. Foto: Reuters/Pool
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meski baru berusia 20 tahun, Alphonso Davies telah mencicipi rasanya meraih treble winner bersama Bayern Muenchen. Tak sampai di situ, baru-baru ini dirinya juga dinobatkan sebagai pesepak bola pertama yang menjadi duta untuk PBB.
ADVERTISEMENT
Secara spesifik, Davies dinobatkan menjadi duta untuk Komisariat Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan mendapat gelar Global Goodwill Ambassador. Penyematan gelar kepada pemain berpaspor Kanada itu bukanlah tanpa alasan.
Davies tercatat sudah aktif membantu UNHCR sejak 2020 lalu. Pada saat itu dirinya tergabung dalam pertandingan gim sepak bola yang dilakukan secara live streaming dengan tujuan untuk menggalang dana bagi para pengungsi.
Aksi Alphonso Davies saat Bayern Muenchen melawan Chelsea. Foto: Toby Melville/REUTERS
Selain itu, pada Februari 2021, Davies juga membantu peluncuran gerakan dari Pemerintah Kanada yang disebut “Together for Learning” dengan tujuan mempromosikan akses pendidikan berkualitas bagi para pengungsi di seluruh dunia.
“Alphonso Davies melambangkan kekuatan olahraga dan kami [UNHCR] benar-benar merasa terhormat dia bisa bergabung dengan kami,” ucap Filippo Grandi, Kepala Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR), dilansir dari Mirror.
ADVERTISEMENT
“Kisah pribadinya, bakat, dan kejayaannya sebagai pesepakbola profesional serta komitmennya untuk membantu pengungsi sangat mengesankan. Saya tidak sabar untuk bekerja sama dengannya," tambahnya.
Jika menilik lebih dalam lagi, kedekatan Davies dengan para pengungsi layaknya mengenang masa lalu. Pasalnya, dia memang berasal dari awal yang sederhana dan lahir di kamp pengungsian setelah keluarganya terpaksa melarikan diri dari perang sipil di Liberia.
"Saya sendiri tahu bagaimana rasanya menjadi pengungsi," kata Davies dalam sebuah video di akun Twitter pribadinya yang mengumumkan peran barunya sebagai duta untuk UNHCR.
Alphonso Davies dari Bayern Muenchen membawa trofi Piala Dunia Antarklub. Foto: Ibraheem Al Omari/Reuters
Davies kecil dan keluarganya melakukan perjalanan ratusan mil melintasi Afrika Barat untuk mencari tempat perlindungan di kamp pengungsian yang berada di Ghana. Kemudian keluarganya dipindahkan ke Kanada ketika Davies menginjak usia lima tahun.
ADVERTISEMENT
Setelah tiba di Kanada, kedua orang tuanya bekerja berjam-jam untuk memenuhi kebutuhan keluarga tersebut. Di momen itulah Davies harus menyeimbangkan karier sepak bolanya dengan kewajiban menjaga adik-adiknya.
“Kami membangun kehidupan baru dan saya bekerja keras untuk mencapai posisi saya sekarang, tetapi saya tidak akan pernah melupakan dari mana saya berasal," tambahnya.
Davies saat masih bermain untuk Vancouver Whitecaps di MLS. Foto: Christopher Morris - Corbis/Corbis via Getty Images
Dirinya berharap kisahnya tersebut dapat menginspirasi dan menjadi sebuah contoh bagi para pengungsi lain.
“Saya ingin orang tahu tentang pentingnya membantu pengungsi, di mana pun mereka berada, di kamp atau kota, di negara tetangga atau negara pemukiman kembali (resettlement) seperti Kanada,” terang Davies.
“Pengungsi membutuhkan dukungan kita untuk bertahan hidup, selain itu mereka juga butuh akses pendidikan dan olahraga agar dapat mengembangkan potensi mereka,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT