Kisah Kelam Eks Pemain Chelsea yang Trauma Usai Orang Tuanya Dibunuh

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
7 Desember 2020 20:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Victor Moses beraksi bersama Inter Milan di laga Liga Europa melawan Ludogorets. Foto: AFP/Nikolai Doychinov
zoom-in-whitePerbesar
Victor Moses beraksi bersama Inter Milan di laga Liga Europa melawan Ludogorets. Foto: AFP/Nikolai Doychinov
ADVERTISEMENT
Victor Moses, kembali dipinjamkan untuk ke-6 kalinya pada musim panas ini. Kali ini Moses dipinjamkan ke tim Rusia, Spartak Moscow.
ADVERTISEMENT
Moses bergabung dengan Chelsea pada 2012 lalu. Kala itu, Moses dibeli dari Wigan Athletic dengan nilai transfer 9 juta poundsterling (sekitar Rp 168 miliar). Dia menggunakan nomor punggung 13, yang terakhir kali digunakan oleh Michael Ballack.
Meski posisinya nyaris tak pernah aman di Stamford Bridge, Moses mengaku senang bergabung bersama Chelsea dan berada di puncak kariernya.
"Saya melihat trofi Liga Champions di tempat latihan. Semua orang berfoto dengannya (trofi Liga Champions), tetapi saya tidak. Saya berpikir, semoga kami akan memenangkannya lagi,” ucap Moses saat diwawancara oleh The Guardian pada 2012.
Victor Moses saat berseragam Chelse. Foto: Glyn KIRK/AFP
Siapa sangka, pria kelahiran 12 Desember 1990 ini ternyata memiliki trauma masa kecil ketika harus mengetahui kedua orang tuanya dibunuh.
ADVERTISEMENT
Ayahnya, Austin, adalah seorang pendeta Kristen di Kaduna. Sementara itu, ibunya, Josephine juga membantu pekerjaan ayahnya.
Kekerasan sangat akrab di kampung halaman Moses, Kaduna, Nigeria. Perpecahan antara mayoritas Muslim dan minoritas Kristen kemudian meletus menjadi kerusuhan pada 21 Februari hingga 23 Mei 2000.
Sekitar 5 ribu kematian tercatat dalam kerusuhan tersebut, termasuk kedua orang tua Moses yang diserang di rumah mereka dan dibunuh.
Saat itu, Moses berusia 11 tahun dan dia mendapat kabar tersebut ketika bermain sepak bola di jalanan kota yang jauh. Moses yang juga menjadi target, kemudian disembunyikan oleh temannya selama seminggu. Setelah itu barulah Moses dikirim ke Inggris untuk mencari suaka.
Setibanya di negara itu, dia tidak mengenal siapa pun. Moses kemudian tinggal bersama orang tua angkatnya di London selatan. Berada di London, Moses melanjutkan mimpinya untuk menjadi bintang sepak bola.
ADVERTISEMENT
Saat bersekolah di Stanley Technical High School, dia ditemukan para pemandu bakat dari Crystal Palace, yang letak stadion kandangnya tidak jauh dari sekolah Moses. Mereka terkesan dengan kemampuan Moses kemudian menawarkannya untuk bergabung ke akademi The Eagles, Moses pun setuju.
Victor Moses. Foto: AFP/Miguel Medina
Kemampuannya semakin menonjol setelah berhasil mencetak 50 gol untuk tim U-14 Crystal Palace.
Moses membuat debut liga Championship pada laga tandang menghadapi Cardiff City. Dia mampu beradaptasi dengan tim utama Crystal Palace dan berhasil mencetak tiga gol di musim perdananya. Pada akhir musim 2007-2008, Moses menandatangani kontrak berdurasi empat tahun bersama Palace.
Kemudian pada musim 2010, dia bergabung dengan Wigan Athletic. Bersama Wigan, Moses berhasil catatkan 73 penampilan dan mengoleksi 8 gol. Setelah itu, barulah Moses dilirik oleh Chelsea.
ADVERTISEMENT
Pada awal kepindahannya ke Chelsea, Moses sempat mengenang masa-masa sulitnya ketika bermain sepak bola jalanan.
"Tidak ada sepatu, cukup dengan kaki telanjang, bola kecil masuk dan kami mulai bermain," kenang Moses.
Moses juga yakin bahwa kedua orang tuanya saat ini bangga terhadap apa yang telah dirinya capai.
"Pastinya, di mana pun mereka berada saat ini, mereka harus bangga pada saya, memandang saya menjadikan mereka bangga," kata Moses tentang orang tuanya.
Sejauh ini, Moses telah mengoleksi 128 penampilan bersama Chelsea. Moses juga berhasil catatkan 18 gol dan 13 assist.
Sebelum dipinjamkan ke Spartak Moscow, Moses juga pernah dipinjamkan ke Liverpool, Stoke City, West Ham United, Fenerbahce, dan Inter Milan.
Untuk kariernya di tim nasional, Moses sempat membela tim nasional Inggris U-16, U-17, U-19, dan U-21.
ADVERTISEMENT
Namun pada 2012, Moses memutuskan untuk membela tim nasional negara kelahirannya, Nigeria. Bersama tim nasional Nigeria, Moses berhasil catatkan 12 gol dari 38 pertandingan.