Kisah Pilu Josip Ilicic, Tak Mengenal Sosok Ayah hingga Hidup Jadi Imigran

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
26 Februari 2021 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pertandingan Liga Champions Babak 16 Besar Pertama antara Atalanta melawan Real Madrid di Stadio Atleti Azzurri, Bergamo, Italia, Rabu (24/2/2021. Foto: Alberto Lingria/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan Liga Champions Babak 16 Besar Pertama antara Atalanta melawan Real Madrid di Stadio Atleti Azzurri, Bergamo, Italia, Rabu (24/2/2021. Foto: Alberto Lingria/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama Josip Ilicic semakin melambung khususnya saat tampil garang bersama Atalanta di ajang Liga Champions 2019/20. Momen tak terlupakannya di ajang tersebut terlihat ketika dirinya sukses membukukan empat gol ke gawang Valencia pada Rabu (11/3/20).
ADVERTISEMENT
Sayang, sihir pemain berusia 33 tahun itu belum terlihat kala berhadapan dengan Real Madrid di leg pertama babak 16 besar Liga Champions 2020/21.
Terlepas dari penampilannya di lapangan hijau, ternyata Josip Ilicic menyimpan beberapa kisah sedih dalam hidupnya, termasuk tidak adanya figur ayah dalam hidup pemain berkebangsaan Slovenia itu.
Josip Ilicic merayakan gol di laga Valencia vs Atalanta pada Liga Champions 2019/20. Foto: UEFA Pool/Handout via REUTERS
Ilicic kecil tumbuh dan berkembang tanpa mengenal sosok sang ayah. Ketika Ilicic masih berusia tujuh bulan, sang ayah meninggal setelah melawan penyakit yang dideritanya.
Bahkan, saking tak kenal dan mengertinya tentang sosok ayah, Ilicic sampai harus mengandalkan temannya untuk memberinya penjelasan bagaimana sosok dan peran seorang ayah sebenarnya.
"Saya tidak tahu apa kata 'ayah', teman sekolah saya yang menjelaskannya kepada saya tentang apa itu ayah," jelas Ilicic dalam sebuah wawancara saat pertama kali tiba di Italia, dilansir dari Marca.
Josip Ilicic. Foto: UEFA Pool/Handout via REUTERS
Masa kecilnya itu yang membuatnya harus meninggalkan tanah airnya di Bosnia, diperparah pula dengan adanya Perang Balkan yang terjadi. Ilicic menyeberangi tanah Bosnia dan Kroasia bersama sang ibu, Ana dan kakaknya, Igor, sampai akhirnya mereka menemukan tempat yang aman di Slovenia.
ADVERTISEMENT
Hidup sebagai pengungsi, Ilicic memilih sepak bola sebagai kegiatan untuk melepas penatnya. Hingga pada akhirnya saat dia menginjak usia 6-7 tahun, Ilicic mengikuti jejak sang kakak untuk bergabung dengan klub lokal, Triglav Kranj.
Sejak saat itulah dia berpikir bahwa sepak bola adalah olah raga yang tepat untuknya. Sempat bergabung bersama beberapa klub lokal lainnya, seperti Bonifika dan NK Interblock. Namun, kebuntuan menghampiri karier Ilicic saat bermain untuk NK Interblock.
Pada musim 2009/10, NK Interblock yang bermain di divisi teratas Slovenia sempat mengalami degradasi. Degradasi itulah yang membuat posisi Ilicic sebagai pemain utama berubah menjadi pemain cadangan. Tepat di umur 21 tahun dirinya diambang rasa frustrasi dan berniat untuk mengakhiri karier profesionalnya.
ADVERTISEMENT
Beruntung datang panggilan dari Direktur Sepak Bola Maribor saat itu, Zlatko Zahovic. Ilicic pun dikontrak dengan kesepakatan 80 ribu euro (sekitar Rp1,3 miliar). Bermain bersama Maribor yang berstatus raksasa Slovenia benar-benar membuka peluang besar bagi kemajuan kariernya. Masih di tahun yang sama, Palermo langsung mengamankan jasa Ilicic dan memboyongnya ke Italia.
Petualangan Ilicic di Italia berlanjut bersama Fiorentina sebelum akhirnya bergabung dengan klubnya saat ini, Atalanta sejak 2017 lalu.
Namun, di balik kariernya bersama Atalanta, Ilicic ternyata masih menyimpan ketakutan dalam hidup. Hal itu terjadi saat dirinya didiagnosis menderita limfadenitis, sebuah penyakit radang kelenjar getah bening yang membuatnya menjadi lebih sensitif dan takut akan hal buruk.
Dia bahkan mengingat mantan rekan setimnya di Fiorentina, Davide Astori, yang meninggal pada 4 Maret 2018 di sebuah hotel di Udine, Italia saat sedang beristirahat menjelang pertandingan.
ADVERTISEMENT
"Pada hari-hari itu saya banyak memikirkan Davide Astori, saya takut untuk tidur dan tiba-tiba tidak bangun lagi, tidak bisa melihat orang yang saya cintai lagi," jelas Ilicic kepada media Kroasia, 24Sata.
Ilicic dan kekasihnya, Tina Polovina. Foto: Instagram/@ilicic72
Selain itu, pandemi COVID-19 dan kabar perselingkuhan kekasihnya, Tina Polovina, pada 2020 lalu juga sempat membuat psikologis pemain berusia 33 tahun itu terganggu.
Apakah Josip Ilicic sanggup bangkit dan melawan segala ketakutan yang ada dalam hidupnya tersebut? Mengingat di usianya yang sudah kepala tiga ini dia sedang moncer-moncernya bersama Atalanta. Patut untuk dinantikan kembalinya sihir Ilicic di leg kedua babak 16 besar Liga Champions 2020/21 nanti.