Lampard dan Nasib 5 Legenda yang Melatih Mantan Klubnya

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
26 Juni 2019 15:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lampard akhirnya gantung sepatu. (Foto: Shaun Botterill/Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Lampard akhirnya gantung sepatu. (Foto: Shaun Botterill/Getty Images)
ADVERTISEMENT
Setelah ditinggal Maurizio Sarri ke Juventus, kini Chelsea harus tanpa pelatih. Beberapa nama masuk dalam kandidat pengganti pelatih asal Italia tersebut, seperti Massimiliano Allegri dan Jose Mourinho. Namun belakangan, legenda klub Frank Lampard jadi sosok yang paling dekat dengan kursi kepelatihan Chelsea.
ADVERTISEMENT
Bahkan dikabarkan klub yang saat ini dilatih Lampard, Derby County, sudah memberikan izin pada Chelsea untuk melakukan negosiasi. Nantinya, mantan penggawa ‘The Blues’ itu bisa saja kembali ke klub yang dibelanya selama 13 tahun tersebut.
Seperti diketahui sebelumnya, Lampard merupakan bintang andalan Chelsea selama lebih dari satu dekade. Bahkan, pelatih berusia 41 tahun tersebut merupakan pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah klub, dengan 211 kali menjebol gawang lawan.
Selepas gantung sepatu, Lampard langsung mengambil lisensi kepelatihan dan menukangi Derby County di musim 2018/19. Musim perdananya sebagai manajer ternyata sukses dengan mengantar Derby County ke babak play-off.
Nantinya, Lampard diharapkan bisa membangkitkan kembali antusiasme fans yang pasang surut kala bersama Sarri. Pasalnya, performa Chelsea yang tak konsisten kala itu membuat dukungan terpecah buat Sarri.
ADVERTISEMENT
Musim lalu, walau Chelsea sukses mencapai final Piala Liga Inggris dan memenangkan Liga Europa, para fans tetap kecewa dengan performa skuat arahan Maurizio Sarri. Seperti misalnya kala mereka kalah 6-0 dari Manchester City Februari lalu dan digilas 4-0 oleh Bournemouth sebulan sebelumnya.
Tugas berat bakal diemban oleh Lampard. Sebagai legenda, melatih mantan klub bisa saja mudah lantaran sudah tahu latar belakangnya. Namun, beberapa juga terbukti gagal. Karena itu, berikut 5 nasib legenda yang melatih mantan klubnya yang bisa jadi pelajaran buat Lampard.
1. Antonio Conte
Antonio Conte sukses besar bersama Juventus. (Foto: Dan Mullan/Getty Images)
Bermain selama 13 musim bersama Juventus, bahkan sempat jadi kapten, Antonio Conte sukses memenangkan segalanya. Sebanyak 5 gelar scudetto, 1 Coppa Italia, dan 1 Liga Champions serta satu Piala UEFA disumbangkan pemain yang beroperasi sebagai gelandang tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelah pensiun tahun 2004 lalu, Conte masuk dunia kepelatihan dua tahun setelahnya. Melatih Arezzo, Bari, Atalanta, dan Siena, Conte pun akhirnya kembali ke mantan klubnya, Juventus. Kala itu, di bawah arahan Conte, Juve sukses bangkit dengan menang 3 scudetto secara beruntun. Conte pun memulai dominasi Juventus di Serie A.
2. Filippo Inzaghi
Inzaghi saat masih membesut Milan. (Foto: AFP/Marcello Paternostro)
Menunjuk mantan legenda untuk menukangi klub sebelumnya terbukti sukses buat AC Milan. Ada Fabio Capello dan Carlo Ancelotti yang membuktikan bisa membawa kesuksesan kepada klub asal kota Milan tersebut. Namun, semua mulai terbalik setelah kegagalan Clarence Seedorf, yang kemudian Filippo Inzaghi ditunjuk sebagai pengganti.
Kedua mantan legenda tersebut gagal membawa Milan kembali kepada performa terbaik. Walau Inzaghi sukses menyumbang delapan piala bergengsi ketika jadi penyerang Milan, dirinya dicap gagal. Inzaghi hanya menang 14 kali dari 40 laga, membuat Milan harus rela berakhir di posisi 10, hasil terburuk kala itu dalam 17 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
3. Zinedine Zidane
Zidane dan trofi Liga Champions. (Foto: REUTERS/Andrew Boyers)
Merupakan salah satu pemain terbaik sepanjang masa, legenda Real Madrid Zinedine Zidane memutuskan gantung sepatu pada tahun 2006 silam. Lima musim membela Los Blancos, bermain 225 kali dan mencetak 49 gol di semua kompetisi, Zidane sukses menyumbang enam gelar termasuk Liga Champions dan Liga Spanyol.
Zidane pun memulai karier kepelatihannya dengan menukangi Real Madrid Castilla. Pelatih berkepala plontos tersebut baru menukangi tim senior kala menggantikan Rafael Benitez pada Januari 2016 silam. Walau kala itu minim pengalaman, Zidane sukses jadi pelatih pertama yang menang Liga Champions pada 3 musim beruntun di format baru.
4. Thierry Henry
Henry beri instruksi di pinggir lapangan. (Foto: REUTERS/Sergio Perez)
Memulai karier di AS Monaco, nama Henry melejit setelah main di tim utama tahun 1994 silam. Bakat besar Henry pun sukses dibuktikan dengan memenangi Piala Dunia dan jadi legenda Arsenal. Setelah beberapa musim melatih tim junior The Gunners, Henry kemudian ditunjuk sebagai asisten pelatih Timnas Belgia, mendampingi Roberto Martinez.
ADVERTISEMENT
Henry sempat dapat tawaran melatih dari Bordeaux dan Aston Villa, tapi kemudian dirinya menolak. Barulah Oktober 2018 lalu, Henry memutuskan menerima pinangan Monaco untuk menggantikan Leonardo Jardim. Namun, besarnya harapan tak sebanding dengan performa tim. Henry akhirnya dipecat setelah melatih tiga bulan dan menyumbang kalah 11 kali dari 20 laga.
5. Pep Guardiola
Karena Pep butuh kesempurnaan. (Foto: Reuters/Daniel Kramer)
Merupakan produk asli La Masia, Pep Guardiola menghabiskan 11 musim bersama tim utama Barcelona. Memainkan 382 laga, Pep menyumbangkan 14 gelar sebagai pemain, termasuk 6 Liga Spanyol dan 1 Liga Champions. Setelah pensiun tahun 2006 silam, setahun kemudian Pep kembali ke Barcelona sebagai pelatih La Masia.
Semusim kemudian, barulah Pep menangani tim utama Barcelona dan mulai membuktikan diri sebagai salah satu manajer terbaik sepanjang masa. Empat musim di Camp Nou, Pep mengantar Blaugrana menjuarai 14 trofi, termasuk 3 Liga Spanyol dan 2 Liga Champions. Guardiola kemudian kembali membuktikan kelasnya bersama Bayern Muenchen dan kini dengan Manchester City. (bob)
ADVERTISEMENT
Baca lebih banyak informasi mengenai berita artis/berita heboh/info bola/dan lifehack lebih nyaman di aplikasi kumparan.
Download aplikasi Android di sini.
Download aplikasi iOS di sini.