Mengenang Karier Maradona di Barcelona: Pesta, Cedera, Perkelahian & Obat-obatan

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
27 November 2020 16:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Diego Maradona saat berkostum FC Barcelona.  Foto: AFP/JOEL ROBINE
zoom-in-whitePerbesar
Diego Maradona saat berkostum FC Barcelona. Foto: AFP/JOEL ROBINE
ADVERTISEMENT
Diego Maradona menandatangani kontrak dengan Barcelona pada musim panas 1982. Kepindahannya saat itu memecahkan rekor transfer termahal dengan nilai 7,2 juta euro atau setara Rp 121,2 miliar.
ADVERTISEMENT
Itu adalah sebuah pertaruhan bagi presiden klub, Jose Luis Nunez, yang saat itu berjuang melawan seluruh Argentina untuk merekrut Maradona.
Pasalnya, Federasi Sepak Bola Argentina melakukan segala cara yang bisa mereka coba untuk mencegah transaksi itu, tetapi pada akhirnya, Maradona tetap terbang ke Spanyol.
Diego Maradona saat berkostum FC Barcelona. Foto: AFP/JOEL ROBINE
Dua musim mengenakan seragam Blaugrana, Maradona sukses memenangi Copa del Rey, Supercopa de Espana, dan Copa de la Liga.
Meski begitu, kariernya di 'Negeri Matador' mungkin akan lebih dikenang karena masalah yang diciptakannya di luar lapangan daripada prestasinya di atas rumput.
Di kedua musim, Maradona absen di banyak pertandingan. Alasan yang pertama, karena hepatitis, meski banyak yang mengira itu sebenarnya penyakit kelamin. Selanjutnya, karena cedera serius.
ADVERTISEMENT
Di kota ini pula Maradona mulai terlibat dengan obat-obatan, masalah yang akhirnya tetap bersamanya selama sisa hidupnya.
Kehidupan malamnya diyakini membuat Cesar Luis Menotti memindahkan sesi latihan ke sore hari sehingga para pemain bisa datang tepat waktu dan telah pulih dari sisa pesta malam sebelumnya.
Hal ini, bagaimanapun, tidak luput dari perhatian dan dewan akhirnya memutuskan untuk menjual bintang Argentina itu pada akhir musim keduanya di Spanyol.
Puncaknya terjadi pada malam final Copa del Rey 1984 kala melawan Athletic Bilbao setelah pertandingan berakhir dengan perkelahian massal antar pemain dari kedua tim.
Maradona berada di garis depan keributan, persona yang dia tampilkan dalam kekacauan di hadapan Raja Spanyol hari itu akhirnya mendorong klub untuk menjualnya ke Napoli.
ADVERTISEMENT
Meski Maradona menunjukkan banyak performa kelas atas di Barcelona, itu tidak cukup untuk membantu Barca memenangkan gelar La Liga atau Liga Champions.
Iring-iringan mobil yang membawa jenazah legenda sepak bola Diego Maradona melaju ke pemakaman di Buenos Aires, Argentina, (26/11). Foto: Magali Druscovich/REUTERS
Kini sang pemilik gol 'tangan tuhan' telah berpulang karena mengalami serangan jantung di usia 60 pada Rabu (25/11) lalu.
Ribuan orang di Argentina mengantar kepergian Maradona ke peristirahatan terakhirnya di pemakaman Jardin Bella Vista, Buenos Aires, Jumat (27/11) WIB.