Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Mengenang Paolo Rossi, Pahlawan Piala Dunia Italia yang Tersangkut Skandal
10 Desember 2020 11:58 WIB
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Paolo Rossi sangat jauh dari sosok striker pada umumnya. Dia kecil, lemah, dan tidak memiliki teknik seperti penggedor lainnya. Dia bahkan tidak dianggap seorang juara sebelum membuat sejarah.
ADVERTISEMENT
Juventus adalah tempat semuanya bermula meskipun hal itu bertentangan dengan keinginan orang tuanya. Sang ayah bahkan pernah datangkan ketua komunitas gereja untuk halangi I Bianconeri.
Sejatinya, Rossi tidak memainkan satu pertandingan pun dengan seragam putih-hitam selama delapan tahun setelah dia pertama kali direkrut.
Setelah menjalani tiga kali operasi lutut di awal kariernya, penyerang kelahiran Prato itu dipinjamkan ke klub Serie A lain yang kemudian turun kasta, Como.
Hanya setahun setelah itu, Rossi mencetak 21 gol dan membantu klub barunya, Vicenza, untuk berlaga kembali di kasta teratas sepak bola Italia.
Musim selanjutnya, penyerang kelahiran 23 September 1956 ini kembali mengoleksi 24 gol. Torehan ini membuatnya menjadi pemain pertama yang dapatkan sepatu emas di dua divisi teratas selama dua musim berturut.
Saat itulah dia mulai menarik perhatian Timnas Italia. Rossi menunjukan potensinya sebagai pemain yang mampu membuat perbedaan di papan atas.
ADVERTISEMENT
Penampilan apiknya di laga domestik membuat Enzo Bearzot memanggilnya ke Timnas Italia selama Piala Dunia 1978, di mana dia kemudian bungkus tiga gol dalam kejuaraan tersebut.
Sayangnya, Rossi terlibat dalam sebuah skandal yang dikenal dengan nama 'Totonero' kala bermain untuk Perugia.
Skandal Totonero sendiri merupakan skandal perjudian atau pengaturan skor yang terjadi di kasta Serie A dan Serie B. Skandal ini terungkap pada 23 Maret 1980.
Para tokoh utama dalam skandal ini adalah Milan, Lazio, Perugia, Bologna, Avellino yang main di Serie A, serta Taranto dan Palermo yang berkutat di kompetisi Serie B.
Paolo Rossi yang diduga terlibat dalam skandal itu kemudian diskors selama tiga tahun dari sepak bola, tetapi hukumannya dipersingkat menjadi dua musim setelah mengajukan banding.
ADVERTISEMENT
Kasus ini membuat namanya dicoret dari skuad Gli Azzurri yang berjuang di Piala Eropa 1980. Meski banyak media yang memberitakan keburukannya, Rossi mengaku tidak pernah terlibat dalam skandal tersebut.
Tak lama kemudian, Rossi kembali menandatangani kontrak dengan Juventus dan ikut serta ke Spanyol untuk Piala Dunia 1982. Hasilnya, banyak media yang mengeluh atas pemanggilannya.
Kritik berdatangan silih berganti, media mengatakan dia kehilangan berat badan dan tidak cukup fit untuk bergabung dengan timnas.
Dalam tiga pertandingan pertama, seolah tersesat, Rossi berkeliaran tanpa tujuan di sekitar lapangan dan tidak memberikan pengaruh apa pun dalam permainan.
Setelah Italia mengalahkan Argentina, Rossi kemudian mencetak hattrick paling berkesan dalam sejarah kala melawan tim unggulan, Brasil. Pertandingan berakhir dengan skor 3-2.
ADVERTISEMENT
Italia sampai di semifinal dan menghadapi Polandia. Dalam laga itu, Rossi catat dua gol dan antarkan Italia ke final, bertemu dengan Jerman.
Dalam salah satu kisah paling luar biasa dalam sepak bola, Paolo Rossi, seorang striker yang sempat dilarang bermain sepak bola dan kehilangan bentuknya, mampu membuktikan kejayaannya.
Rossi mencetak gol pembuka dalam kemenangan 3-1 Italia atas Jerman di pertandingan final itu.
Dengan koleksi enam gol di kompetisi tersebut, Paolo Rossi memenangkan sepatu emas dan menjadikan dirinya salah satu bomber terbaik Italia.
Sepanjang kariernya, Rossi mencetak 20 gol dari total 48 pertandingan bersama timnas senior. Dia adalah pemain yang dikenal bersinar di Piala Dunia daripada di liga domestik.
Setelah tuntaskan tugas di Piala Dunia, Rossi yang membela La Vecchia Signora selama empat tahun berhasil sumbang gelar Serie A hingga Liga Champions Eropa.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, dia memutuskan untuk hengkang ke Milan dan mengakhiri karier sepak bola bersama Hellas Verona.
Sang legenda kini telah berpulang pada Kamis (10/12), pahlawan Piala Dunia itu mengembuskan napas terakhirnya di usia 64 tahun.