Nicklas Bendtner Buka-bukaan di Buku Barunya: Dari Supersub ke Pecandu Alkohol

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
28 Oktober 2020 17:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Nicklas Bendtner saat masih membela Arsenal Foto: AFP/ANDREW YATES
zoom-in-whitePerbesar
Nicklas Bendtner saat masih membela Arsenal Foto: AFP/ANDREW YATES
ADVERTISEMENT
Bagi Nicklas Bendtner muda yang memiliki gaya hidup hedon dengan minuman dan berjudi sebanyak lima kali dalam seminggu, menjalani karantina selama 50 hari di Kopenhagen akan terasa seperti sebuah hukuman.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika wabah virus corona membuat kehidupan terhenti di Ibukota Denmark pada bulan Maret, Bendtner menggunakan waktu yang melambat itu untuk merenung. Bersama dengan jurnalis Rune Skyum-Nielsen, dia menulis sebuah otobiografi.
"(karantina) Ini memberi kami banyak waktu untuk dapat mendalami proyek tanpa gangguan," kata Bendtner kepada Sky Sports.
"Kami mengerjakan banyak hal selama 50 hari itu. Waktu yang kami habiskan untuk itu berjam-jam, meskipun mungkin Rune bekerja lebih lama karena dia harus menulisnya, sedangkan saya hanya bicara."
Mulai dari momen yang tak terlupakan, seperti masuk dari bangku cadangan dan mencetak gol kemenangan dalam Derbi London Utara di stadion Emirates saat usianya 19 tahun, sampai titik terendah yang menyedihkan ketika kariernya mulai menguap akibat alkohol dan pergulatan dengan diri sendiri, semuanya tercatat secara terus terang dalam buku Both Sides.
ADVERTISEMENT
"Sangat penting bagi saya untuk jujur. Saya tidak ingin membuat potret diri lain di mana saya hanya berbicara tentang hal-hal baik dalam hidup dan semua yang telah saya capai. Saya ingin memberikan gambaran tentang apa yang terjadi di luar dan di dalam lapangan,” ungkap Bendtner.
Dia mengaku untuk mengulangi semuanya sekali lagi adalah pengalaman yang sangat menguras tenaga.
Bendtner berbicara tentang rasa hormat dan terima kasihnya kepada Arsene Wenger, Steve Bruce, dan bos lama Denmark, Morten Olsen. Tapi dia tidak memiliki seseorang yang bisa memandunya dalam hidup. Ayahnya sudah tidak bicara lagi dengannya.
"Saya pikir penting untuk memiliki orang dewasa bersamamu di awal karier, saat kamu beralih dari akademi menjadi pemain profesional. Seseorang yang memberitahu bagaimana mengatur hidup, waktu, uang. Seseorang yang dapat menentukan arah,” ucap Bendtner.
ADVERTISEMENT
Bendtner mengaku bahwa dia adalah pemuda yang sangat ingin tahu dalam banyak aspek. Ketika rasa keingintahuannya muncul berbarengan dengan sepak bola, dia merasa kewalahan.
“Jadi, akan sangat menyenangkan memiliki seseorang yang berkata, 'Tidak apa-apa menjadi penasaran, tapi ingat gambaran besarnya',” tambah Bendtner.
Bendtner ingin menunjukkan bahwa tidak semuanya buruk. Pada periode 2007/08-2010/11, meski sering bermain sebagai pengganti, dia mencetak 43 gol dalam 153 pertandingan bersama Wenger. Dia juga mencetak 30 gol dalam 81 penampilan Timnas Denmark.
"Orang sering mengasosiasikan saya dengan hal-hal negatif, tetapi ada juga beberapa momen hebat dan tak terlupakan di lapangan. Penting untuk mengatakan bahwa saya bangga dengan apa yang saya capai,” ungkap Bendtner.
Bendtner mengungkapkan tujuan selanjutnya adalah menjadi pelatih, bahkan pemain berusia 32 tahun ini telah mendaftarkan diri untuk mendapatkan lisensi kepelatihan bulan Desember nanti.
ADVERTISEMENT
"Jadi, saya berencana untuk bertahan di sepakbola, jika bukan sebagai pemain, maka mungkin sebagai manajer," tuturnya.
Ini tentunya prospek yang menarik, striker muda liar dengan jatuh bangunnya selama berkarier yang kemudian mengambil kesempatan menangani tim.
"Sangat mengasyikkan. Saya sangat beruntung telah dilatih oleh beberapa manajer hebat, jadi jika saya ragu atau ingin berbicara tentang sesuatu yang berkaitan dengan pembinaan, saya memiliki beberapa nomor di buku telepon yang dapat saya hubungi,” tutup Bendtner.