Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Profil Bruno Fernandes, Kiper yang Mutilasi Pacarnya & Dijadikan Makanan Anjing
9 April 2021 15:28 WIB
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada 2013 silam, dunia sepak bola Brasil dihebohkan oleh perilaku keji Bruno Fernandes. Bagaimana tidak, pemain yang berposisi sebagai kiper ini membunuh serta memutilasi kekasihnya bernama Eliza Samudio.
ADVERTISEMENT
Tak sampai di situ, Bruno bahkan memberikan potongan tubuh Samudio untuk makanan anjing. Atas perbuatan sadisnya itu, ia harus merasakan dinginnya jeruji besi selama 22 tahun.
Lantas, siapa sebenarnya Bruno Fernandes dan bagaimana perjalanan kariernya di dunia sepak bola?
Bernama lengkap Bruno Fernandes das Dores de Souza, pria yang lebih dikenal dengan panggilan Bruno ini lahir di salah satu negara bagian di Brasil, Minas Gerais, pada 23 Desember 1984.
Saat masih remaja, Bruno tercatat pernah bergabung bersama Tombense FC (2001) dan Atletico Mineiro B (2002). Sempat bermain untuk tim kedua Atletico Mineiro, Bruno baru mendapatkan promosi ke tim utama pada Januari 2003.
Selama berseragam putih-hitam garis-garis khas Atletico Mineiro, Bruno tercatat mengisi pos penjaga gawang sebanyak 59 kali. Namun, dirinya harus meninggalkan klub yang berbasis di Belo Horizonte, Brasil itu setelah ditandatangani oleh SC Corinthians pada 2006.
ADVERTISEMENT
Dikabarkan, kiper setinggi 190 cm itu dibeli seharga 2 juta euro atau setara dengan Rp 34,7 miliar menggunakan dana investasi Media Sports Investments (MSI) yang saat itu menjadi salah satu mitra SC Corinthians.
Namun, manajer Corinthians saat itu, Emerson Leao, enggan untuk menurunkan Bruno sebagai penjaga gawang utama. Akibatnya, Bruno yang merasa kecewa dengan keputusan tersebut dipinjamkan ke Flamengo.
Hoki baginya, saat dia tiba di markas Flamengo, sang kiper andalan klub, Diego, tengah mengalami cedera. Akhirnya Bruno dipilih untuk mengisi kekosongan tersebut dan menjadi penjaga gawang utama.
Debutnya dimulai saat bertanding melawan Internacional. Tak disangka, dirinya sukses menampilkan beberapa penampilan yang mengesankan yang turut memperkuat posisinya sebagai penjaga gawang utama selama sisa musim 2006.
ADVERTISEMENT
Barulah pada musim berikutnya, Bruno sukses menjadi favorit publik Olimpiade Joao Havelange karena penampilannya yang luar biasa, terutama dalam drama adu penalti di final Kejuaraan Negara Bagian Rio de Janeiro 2007 melawan Botafogo.
Dalam laga final tersebut, Bruno Fernandes tercatat sukses melakukan tiga penyelamatan dan membantu mengantarkan Flamengo menjadi juara.
Sepanjang tahun tersebut publik Brasil dibuat berspekulasi dengan kabar kepindahan Bruno ke liga top Eropa. Terlebih karena pihak MSI terlihat ingin mendapatkan keuntungan besar dari penjualannya. Di saat yang bersamaan, Bruno sempat dikaitkan dengan raksasa Catalan, Barcelona.
Alih-alih merantau ke liga top Eropa, Bruno Fernandes menetap bersama klub yang melambungkan namanya tersebut setelah Flamengo menandatanganinya dengan kontrak permanen pada 2008 silam.
ADVERTISEMENT
Bruno pergi meninggalkan klub lamanya, SC Corinthians, dengan catatan 0 penampilan. Sementara itu Flamengo harus merogoh kocek sebesar 3 juta euro (sekitar Rp52 miliar).
Bersama Flamengo Bruno bahkan bisa mencetak beberapa gol, sebuah hal yang tak biasa dilakukan oleh kiper. Gol debutnya dicetak pada 23 April 2008 dari skema tendangan bebas. Berkat golnya itu, Flamengo menang 2-0 atas Coronel Bolognesi di ajang Copa Libertadores.
Seakan ketagihan, Bruno kembali mencetak gol pada 23 Oktober 2008 melalui tendangan penalti saat melawan Coritiba. Sedangkan gol ketiganya untuk Flamengo dicetak dari tendangan bebas saat melawan Mesquita pada 4 Februari 2009.
Selain kerap mencetak gol, Bruno juga dinobatkan sebagai kapten tim setelah Fabio Luciano pensiun pada Mei 2009. Masih di tahun yang sama, tepatnya pada Juli 2009, Bruno juga sukses menyelesaikan pertandingannya yang ke-100 untuk Flamengo di Serie A Brasil.
Setahun setelahnya, Bruno ternyata masih haus untuk menambah pundi-pundi golnya. Masih dari tendangan bebas, kali ini gol keempatnya tercipta dalam pertandingan Campeonato Brasileiro dimana Flamengo harus gigit jari setelah kalah 2-1 dari Fluminense
ADVERTISEMENT
Namun, pada Juli 2010, Flamengo mengumumkan bahwa pihak klub telah menangguhkan kontrak Bruno sebagai pemain akibat adanya penyelidikan pembunuhan kekasihnya, Eliza Samudio, ditambah pengacara klub sudah tidak lagi bertindak untuk membela Bruno.
Setahun sebelumnya, pada 2009, kekasih Bruno, Samudio, yang juga merupakan bintang film porno ini, diketahui telah dihamili oleh Bruno saat bertemu di pesta seks. Kiper 36 tahun itu kemudian memberikan keterangan bahwa dirinya telah berpisah usai Samudio menolak untuk melakukan aborsi.
Sebelum meninggal, Samudio sempat memberitahu polisi bahwa Bruno dan beberapa temannya, telah menculiknya dan memaksanya minum obat untuk melakukan aborsi. Selama proses pencarian jasad Samudio, Bruno juga diketahui menyembunyikan bayinya bernama Bruninho di salah satu temannya.
Setelah menjalani kurungan sejak 2013, Bruno kemudian dibebaskan pada Februari 2017 dan langsung bergabung ke salah satu klub divisi bawah Brasil, Boa Sporte. Namun, pengadilan tinggi Brasil memerintahkan dia kembali ke penjara beberapa minggu kemudian.
ADVERTISEMENT
Kembalinya Bruno Fernandes ke lapangan hijau juga menuai protes dari ibu Samudio dan beberapa aktivis hak asasi manusia di Brasil. Bahkan, sempat terjadi protes nasional saat Bruno bertanding sebelum putusan Mahkamah Agung mengembalikannya ke penjara.
“Dia melakukan kejahatan keji dan tidak masuk akal bahwa dia sekarang bisa menjadi idola bagi anak-anak dan remaja,” ujar ibu Samudio kepada majalah Brasil Epoca.
“Pengadilan mengizinkan dia semua keinginannya sementara aku bahkan tidak dapat menemukan jenazah putriku,” katanya.
Meski telah dijatuhi hukuman 22 tahun, Bruno tidak pernah mengaku menjadi pelaku pembunuhan Samudio. Sedangkan, Romao menerima hukuman 15 tahun dan Marcos Aparecido, polisi yang terlibat pembunuhan, dihukum 36 tahun penjara.