Lansia dan Gangguan Makan, Apa Sebabnya?

Info Geriatri
Geriatri.id memberikan informasi dan edukasi mempersiapkan diri dalam menyongsong usia lanjut serta memahami orang tua kita dalam bentuk artikel dan video. Geriatri.id dipandu oleh sejumlah dokter subspesialis geriatri.
Konten dari Pengguna
4 Januari 2021 7:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Geriatri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

dr. Wiwit Agung SNC, Sp.PD, K-Ger mengatakan, memperhatikan asupan nutrisi pada lansia menjadi penting karena lansia sering mengalami masalah dengan makan.

Foto ilustrasi mengenai faktor yang menyebabkan gangguan makan pada lansia/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Foto ilustrasi mengenai faktor yang menyebabkan gangguan makan pada lansia/Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Geriatri.id - Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi lansia yang semakin meningkat seiring meningkatnya angka harapan hidup. Karenanya memperhatikan kualitas hidup lansia menjadi sangat penting, agar Indonesia mendapatkan lansia yang sehat dan aktif.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan memperhatikan faktor asupan nutrisi atau makan pada lansia. Mengapa? dr. Wiwit Agung SNC, Sp.PD, K-Ger mengatakan, memperhatikan asupan nutrisi pada lansia menjadi penting karena lansia sering mengalami masalah dengan makan.
"Ada banyak faktor yang mempengaruhi pola makan pada lansia, bukan hanya faktor menu, tetapi juga menyangkut organ tubuh, dan suasana, hal itu yang menjadi faktor penentu lansia mau makan," ujar dr Wiwit dalam webinar bertajuk 'Kiat menyusun Menu untuk Lansia' pada sesi webinar untuk awam, pada rangkaian acara Temu Ilmiah Geriatri 2020.
Dari sisi fisiologis, banyak perubahan fisiologis yang dialami lansia yang bisa berpengaruh pada selera makan. Pertama, adanya penurunan massa otot dan kekuatan otot (sarcopenia).
ADVERTISEMENT
Manusia, memasuki usia di atas 50 tahun, secara signifikan akan mengalami penurunan massa otot dan digantikan dengan lemak. "Kekuatan otot, massa otot dan fungsi otot berkurang, menyebabkan metabolisme menurun, penurunan metabolisme akan mengakibatkan penurunan aktivitas lansia," jelas dr. Wiwit.
Lansia dengan sarkopenia mengalami keterbatasan mobilitas atau berkurangnya aktivitas yang bisa membuat kebutuhan kalori juga menurun. "Padahal, dampak dari kehilangan massa otot ini akan menurunkan imunitas sehingga risiko infeksi meningkat, dan untuk mencegahnya lansa memerlukan asupa nutrisi yang cukup seperti protein," ujar dr. Wiwit.
Kedua, gangguan tulang dan sendi serta gigi geligi. Gangguan pada gigi seperti gigi mulai tanggal, berkurangnya kemampuan menggigit, mengunyah, atau sulit menelan."Padahal di sisi lain, lansia membutuhkan asupan nutrisi berupa kalsium untuk memperkuat tulang dan gigi," kata dr. Wiwit.
ADVERTISEMENT
Ketiga adalah penurunan kekebalan tubuh dan sistem imun. Keempat, gangguan penyerapan laktosa, kalsium, vitamin seperti B12, zat besi di lambung. Kelima gangguan kesehatan dan memori.
Beragam gangguan makan ini dapat menimbulkan bahaya kekurangan nutrisi pada lansia. Dampaknya, salah satunya pada lansia adalah mudah jatuh. "Karenanya peran nutrisi makro pada lansia menjadi sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit pada lansia," kata dr. Wiwit. (mag)
Sumber: Geriatri.id