Konten dari Pengguna

Benarkah Micin Bikin Bodoh?

2 Maret 2020 10:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Benarkah Micin Bikin Bodoh?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Istilah “Generasi Micin” sempat menjadi trending topik di kalangan anak-anak sampai orang dewasa. Secara umum “Generasi Micin” mempunyai konotasi yang negatif. Mulai dari kebiasaan mengonsumsi makanan dengan kandungan micin, hingga dikaitkan dengan proses berpikir yang lambat atau bodoh.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, micin itu apa sih?
Micin atau monosodium glutamat (MSG) merupakan zat yang ditambahkan sebagai penguat rasa pada makanan. Zat ini berfungsi untuk memberikan rasa gurih atau umami, yang merupakan rasa ke lima setelah manis, asin, pahit, dan asam.
https://commons.m.wikimedia.org/wiki/File:Seafood_Fried_Instant_Noodle_with_XO_Sauce.jpg
Penggunaan micin dulunya terbatas pada makanan berkuah seperti sup dan masakan-masakan di restoran Cina. Beberapa gejala seperti sesak napas, pusing, nyeri dada diduga muncul setelah seseorang mengonsumsi makanan yang ditambahkan micin. Gejala tersebut dinamakan Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Belakangan ini muncul dugaan baru bahwa micin cenderung mempengaruhi kinerja otak. Kejadian hiperaktif dan sulit konsentrasi pada anak-anak sering dikaitkan dengan konsumsi makanan bermicin. Istilah medisnya disebut dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Apakah benar micin sangat berbahaya dan akan berpengaruh pada perkembangan otak?
Jika dilihat lebih detail, monosodium glutamat adalah sejenis asam amino. Secara alami, tubuh kita juga memproduksi asam glutamat di saluran pencernaan. Proses ini terjadi pada saat hidrolisis protein dibantu oleh enzim exopeptidase. Lembaga FDA (Food and Drug Administration) di Amerika mengkategorikan MSG sebagai substansi berlabel GRAS (Generally Recognized as Safe) atau aman dikonsumsi sebagai bahan tambahan makanan. Beberapa penelitian juga menyebutkan, MSG cukup membantu untuk penanganan kasus malnutrisi. Dalam hal ini, MSG berfungsi untuk meningkatkan cita rasa makanan sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan nafsu makan. Hal ini berlaku juga untuk kelompok usia lanjut yang sudah mengalami penurunan indera pengecap, sehingga sensitivitas terhadap rasa semakin menurun. Pada organ mulut, glutamat juga berfungsi untuk membantu produksi air ludah yang berguna untuk mencerna makanan dan menjaga kesehatan mulut secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Dapat disimpulkan, sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan micin berpengaruh terhadap perkembangan otak, sulit konsentrasi, maupun membuat anak menjadi hiperaktif. Tentunya, banyak faktor yang akan mempengaruhi kecerdasan seseorang termasuk asupan nutrisi dan stimulasi (rangsangan) dari lingkungan sekitar.
Meskipun aman dikonsumsi, konsumsi micin sebaiknya tetap dibatasi pada level aman, tidak berlebihan. Penelitian terbaru menyatakan dosis MSG yang dapat memicu kematian pada tikus adalah 15-18 g/kg berat badan tikus. Dosis ini lima kali lebih tinggi dari dosis garam yang dapat memicu kematian pada tikus, yaitu 3 g/kg berat badan.