Hiperkolesterolemia: Komplikasi, Faktor Risiko, dan Pencegahan

Konten dari Pengguna
13 Februari 2020 19:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://newsarchive.heart.org/familial-hypercholesterolemia-is-a-silent-menace-for-those-who-have-the-condition/
zoom-in-whitePerbesar
https://newsarchive.heart.org/familial-hypercholesterolemia-is-a-silent-menace-for-those-who-have-the-condition/
ADVERTISEMENT
Kolesterol merupakan senyawa lemak, seperti lilin, berwarna kuning, dan terdapat di dalam pembuluh darah. Terdapat dua sumber kolesterol, diproduksi di dalam hati dan dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Dalam jumlah cukup, kolestrol masih berfungsi untuk pembentukan beberapa hormon, pembentukan vitamin D, dan pembentukan sel saraf. Dalam jumlah berlebih, kolesterol akan memicu kondisi hiperkolesterolemia (kadar kolesterol di atas batas normal, bisa memicu komplikasi penyakit degeneratif lain).
ADVERTISEMENT
Kadar kolesterol yang tinggi bisa memicu penumpukan lemak pada pembuluh darah atau disebut aterosklerosis. Jika penumpukan terus berlanjut, pembuluh darah akan menyempit dan aliran darah akan melambat. Ketika aliran darah melambat, suplai nutrisi dan oksigen pada sel-sel tubuh akan terhambat. Selain itu, penyumbatan pembuluh darah dapat mengakibatkan pecah pembuluh darah. Terdapat dua kemungkinan, jika penyumbatan atau pecah pembuluh darah terjadi pada alirah darah yang menuju jantung, maka akan mengakibatkan terjadinya serangan jantung atau penyakit jantung koroner (PJK). PJK termasuk silent disease atau penyakit yang datang tiba-tiba. Gejalanya mendadak nyeri di bagian dada dan sekitarnya. Kedua, jika penyumbatan atau pecah pembuluh darah terjadi pada alirah darah yang menuju otak, maka akan menyebabkan terjadinya stroke. Baik PJK maupun stroke keduanya berakibat cukup fatal dan bisa membatasi kemampuan seseorang dalam beraktivitas. Tentunya, keduanya juga membutuhkan penanganan dengan biaya yang tidak sedikit.
http://p2ptm.kemkes.go.id/preview/infografhic/berapa-nilai-kolesterol-total-anda
Kadar Kolesterol
ADVERTISEMENT
Menurut Kementrian Kesehatan RI, terdapat tiga kategori untuk menetukan kadar kolesterol. Pertama, baik jika kurang dari 200 mg/dL. Kedua, agak tinggi jika hasil pengukuran 200-239 mg/dL. Ketiga, dikatakan tinggi jika hasil pengukuran 240 mg/dL ke atas.
Faktor Risiko Kolesterol
Faktor risiko kolesterol bisa berasal dari genetik atau riwayat keluarga. Hanya saja, tidak menutup kemungkinan seseorang terkena kolesterol karena faktor gaya hidup yang tidak sehat. Mulai dari kurang olahraga, konsumsi makanan tidak sehat, merokok, dan konsumsi minuman beralkohol. Selain itu, obesitas (kegemukan) dan diabetes tipe dua juga cukup berkontribusi terhadap kejadian hiperkolesterolemia. Jumlah sel lemak yang berlebih dan hormon insulin yang tidak seimbang dapat memicu produksi kolesterol yang berlebih.
Ilustrasi tekanan darah Foto: dok.shutterstock
Pencegahan Kolesterol
ADVERTISEMENT
Seperti pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Pencegahan awal bisa dimulai dari rutin berolahraga, minimal tiga kali dalam satu minggu, durasi masing-masing 30 menit. Menurut badan kesehatan dunia (WHO), seseorang sebaiknya beraktivitas fisik selama 150 menit dalam satu minggu. Selain olahrga, kita juga harus batasi konsumsi makanan dengan kandungan lemak jenuh maupun kolesterol tinggi. Berikut makanan yang harus mulai kita batasi konsumsinya, gorengan, jerohan, otak sapi, kuning telur, daging merah, seafood, mentega, dan makanan cepat saji.