Perbedaan Miom dan Kista

Konten dari Pengguna
12 Februari 2020 14:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Kesehatan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi rahim. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rahim. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Istilah miom dan kista sering kali membuat kita bingung. Keduanya akan memicu perubahan pada rahim perempuan. Secara umum keduanya termasuk kategori tumor jinak, bukan kanker. Perbedaanya terletak pada konsistensinya. Miom berupa tumor padat sedangkan kista merupakan tumor cair.
ADVERTISEMENT

Miom

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/uterine-fibroids/symptoms-causes/syc-20354288
Merupakan tumor berisi jaringan padat (otot, lemak, atau rambut) yang tumbuh di rahim. Bisa di atas rahim, di otot rahim, atau di rongga rahim. Pada dasarnya sangat memungkinkan satu orang mempunyai miom di beberapa titik dalam satu waktu. Tidak semua gejala akan timbul pada penderita miom. Jika ada, kemungkinan beberapa perempuan akan merasakan gejala seperti pendarahan hebat ketika mestruasi, nyeri perut bagian bawah, frekuensi buang air kecil meningkat, sembelit, serta nyeri punggung dan kaki. Penyebab miom cukup bervariasi, mulai dari perubahan genetik, kadar hormon estrogen dan progesteron yang tidak seimbang, dan faktor pertumbuhan seperti hormon insulin.

Kista

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ovarian-cysts/symptoms-causes/syc-20353405
Merupakan tumor berisi cairan yang tumbuh pada ovarium atau indung telur, bisa di sebalah kanan maupun kiri. Semakin bertambah ukuran kista, semakin akan terasa gejala-gejalanya seperti, nyeri perut di bagian bawah, perasaan penuh, bahkan pada beberapa kasus disertai demam dan muntah. Sebagian kasus kista berhubungan dengan siklus menstruasi yang tidak teratur. Selain itu, penggunaan hormon untuk mingkatkan kesuburan (Hormon Clomid) juga lebih berisiko menyebabkan munculnya kista. Faktor lain yang memungkinkan terbentuk kista di ovarium adalah terjadinya peluruhan dinding rahim, infeksi di pelvis, dan adanya riwayat kista sebelumnya juga dapat memicu terbentuknya kembali kista di ovarium.
ADVERTISEMENT
Sebagai upaya pencegahan, kita dapat memilih pemeriksaan USG secara berkala. Penanganan pada miom dan kista sendiri harus di sesuaikan dengan keluhan yang dirasakan. Jika terjadi nyeri hebat dan perdarahan, dapat dilakukan tindakan pengangkatan miom atau kista, tanpa harus mengangkat rahim.