Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
11 Komponen Sistem Pengapian Sepeda Motor
12 Juli 2021 20:48 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:02 WIB
Tulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Lebih jelasnya, sistem pengapian ini berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi.
Salah satu jenis sistem pengapian ini adalah sistem pengapian CDI. yang terdiri dari dua macam yaitu CDI AC menggunakan arus langsung yang dihasilkan dari spul atau pembangkit listrik pada motor yang masih memiliki arus AC. Semenetara itu, CDI DC menggunakan arus yang sudah disearahkan oleh kiprok.
Lalu, bagaimana dengan sistem pengapian sepeda motor? Dikutip dari autoexpose.org, cara kerja dari sistem pengapian pada sepeda motor dijelaskan ketika api pada busi bisa muncul apabila sumber arus positif memiliki tegangan cukup tinggi (sampai 20KV).
Nah, agar menghasilkan tegangan yang tinggi, ternyata membutuhkan komponen pada sistem pengapian. Apa sajakah itu?
Komponen Sistem Pengapian Sepeda Motor
Dikutip dari autoexpose.org, ada 11 komponen sistem pengapian pada sepeda motor ini.
ADVERTISEMENT
1. Baterai
Baterai berfungsi sebagai penyimpan arus listrik. terutama pada motor injeksi. Hal ini terjadi karena baterai merupakan komponen yang penting untuk mengaktifkan ECU.
2. Spul & Rotor magnet
Selanjutnya ada Spul & Rotor magnet. Tujuan komponen ini mengubah putaran dari poros engkol mesin menjadi listrik AC. Listrik ini yang menjadi sumber tenaga dari sistem pengapian.
Spul adalah komponen berbentuk kumparan statis yang terletak didalam rotor magnet, sementara rotor magnet adalah magnet berbentuk tromol yang terhubung ke poros engkol mesin.
Sementara itu Rotor ini memiliki magnet permanen sehingga ketika poros mesin hidup, spul akan langsung meghasilkan arus.
3. Pulse igniter/pick up coil
Fungsi komponen ini berfungsi sebagai penjemput sinyal yang menunjukan timming pengapian mesin.
ADVERTISEMENT
Cara kerjanya hampir sama seperti spul. Namun fungsinya lebih sederhana. Dalam satu putaran engkol, itu hanya terjadi satu kali perpotongan.
Sehingga bukan arus listrik yang dikirimkan, melainkan sebuah sinyal PWM yang menunjukan RPM mesin dan timming pengapian.
4. Voltage converter
Pengkonversi tegangan diperlukan untuk memaksimalkan arus discharge. Hal ini terjadi karena pengapian CDI motor, induksi akan terjadi justru ketika arus primer dialiri oleh arus discharger.
Namun agar induksi berjalan dengan maksimal dan cepat, maka arus discharge yang mengalir ke kumparan primer juga harus bertegangan lebih tinggi.
5. CDI unit
CDI unit ini bisa dibilang menjadi modul utama dari sistem pengapian CDI. Fungsinya yaitu sebagai penyalur tegangan ke coil melalui prinsip discharge.
ADVERTISEMENT
Di dalam CDI unit terdapat komponen capasitor, kita tahu kalau capasitor itu mampu menyerap arus listrik, mampu menyimpan arus listrik yang diserap dan mampu melepaskannya dengan spontan.
6. Kunci kontak
Selanjutnya kunci kontak yang berfungsi sebagai saklar utama sistem pengapian.
Untuk lebih jelasnya kunci kontak ini berada di tempat Anda memasangkan kunci motor Anda di motor.
Saat kunci kontak off, apa bisa kita hidupkan mesin ? tentu tidak. Meski spul menghasilkan arus listrik namun karena kunci kontak masih off maka CDI tidak akan memperloleh arus listrik.
7. Sekering
Fungsi komponen ini sebagai pengaman rangkaian kelistrikan dari short to ground atau kosleting. Termasuk pada sistem pengapian.
Cara kerja dari sekering ini adalah dengan memutuskan kawat tipis di dalam fuse secara otomatis ketika arus yang melewati melebihi batas kemampuan fuse.
ADVERTISEMENT
Misal tertera fuse 10 A, artinya kalau arus listrik yang mengalir melebihi 10 A maka sekering akan putus dan skema kelistrikan akan mati.
8. Ignition coil
Ignition coil ini berfungsi menaikan tegangan kelistrikan motor, menjadi tegangan super tinggi mencapai 200 KV melalui proses induksi spontan. Prinsip kerjanya hampir sama dengan trafo step up.
9. Kabel busi
Selanjutnya fungsi dari kabel busi ini sebagai penyalur listrik bertegangan tinggi dari ignition coil.
Kabel busi memang memiliki bentuk seperti kabel pada umumnya, namun kabel ini memiliki diameter lebih besar.
Mungkin bisa sampai 5 mm. Biasanya kabel busi menggunakan satu helai kawat tembaga dengan diameter besar, dan ada beberapa helai serabut tembaga yang mengitarinya.
ADVERTISEMENT
Kawat tersebut digunakan untuk mengalirkan tegangan dari coil dan serabut tembaga disekitar kawat utama digunakan untuk mencegah terjadinya penurunan tegangan.
10. Cop busi
Cop busi ini adalah ujung dari kabel busi yang ditempelkan pada ujung busi. Meski fungsinya hanya sebagai penghubung antara kabel busi dan busi, bentuk cop busi ini tidak boleh sembarangan.
Karena kalau kawat dari kabel busi tidak melekat dengan sempurna ke konduktor didalam cop busi maka tegangan yang sampai ke busi menjadi lebih kecil.
11. Busi
Fungsi busi adalah untuk memercikan api didalam ruang bakar yang didapat dari skema induksi elektromagnet pada coil.
Cara kerja busi adalah dengan mendekatkan elektroda yang bermuatan positif ke masa yang bermuatan negatif.
ADVERTISEMENT
Itulah beberapa pengetahuan terkait sistem pengapian pada sepeda motor . Semoga dapat menambah ilmu pengetahuan Anda dalam dunia otomotif.
(HDZ)