Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bahan Baku Biodiesel, dari Kelapa Sawit hingga Minyak Jelantah
18 Januari 2022 12:21 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bahan baku biodiesel dapat kita temukan sehari-hari. Bahan baku tersebut dapat berupa tanaman, hewan, maupun bahan pokok yang sering kita gunakan. Bahan baku tersebut nantinya akan diproses lebih lanjut dengan reaksi kimia oleh produsen Biodiesel.
ADVERTISEMENT
Biodiesel merupakan bahan bakar nabati pengganti solar . Dilansir dari BPPT/BRIN, biodiesel adalah bahan bakar nabati yang memiliki sifat fisis yang sama seperti dengan minyak solar sehingga dapat digunakan untuk pengganti bahan bakar pengganti untuk kendaraan bermesin diesel. Biodiesel mudah digunakan, dapat diuraikan secara alami, dan tidak beracun.
Pemerintah saat ini sedang menggalakkan penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar utama pengganti solar. Dilansir dari laman Kementerian ESDM, Kementerian ESDM telah menerbitkan penggunaan biodiesel dengan kadar 30% pada tahun 2019 dengan uji jalan menggunakan alat berat, alutsista, mobil bus, hingga kereta api. Pada bulan Januari 2020, pemerintah meresmikan penggunaan Biodiesel dengan kadar 30%.
Lalu apa saja bahan baku biodiesel? Berikut pembahasannya.
Beragam Jenis Bahan Baku Biodiesel
1. Minyak Sawit (CPO)
ADVERTISEMENT
Minyak yang diproduksi dari buah kelapa sawit memiliki karakteristik yang unik dan unggul. Tanaman kelapa sawit memiliki produktivitas tinggi dalam menghasilkan minyak. Tanaman kelapa sawit memiliki efisiensi yang tinggi dalam memanen energi sinar matahari dan mengkonversikannya dalam bentuk minyak. Tanaman kelapa sawit lebih unggul dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya seperti kedelai dan bunga matahari dalam produksi minyak dengan penggunaan lahan yang lebih sedikit.
Selain itu, minyak kelapa sawit juga dipercaya masyarakat sebagai minyak yang aman. Minyak kelapa sawit memiliki sejarah yang panjang yakni telah digunakan oleh manusia sejak 5.000 tahun yang lalu. Karena rekam jejak keamanannya yang terpercaya, minyak ini menjadi minyak utama yang diperdagangkan secara global.
Kelapa sawit juga dapat menghasilkan dua jenis minyak yang berbeda dari buah yang sama. Ketika kelapa sawit dilakukan pengepresan, daging buah sawit akan menghasilkan minyak sawit kasar atau dikenal sebagai Crude Palm Oil (CPO ). Sedangkan, inti sawit akan menghasilkan minyak inti sawit kasar atau dikenal dengan Crude Palm Kernel Oil (CPKO). CPO ini nantinya yang akan digunakan sebagai bahan baku Biodiesel.
ADVERTISEMENT
CPO nantinya akan dilakukan pemurnian sebelum dilakukan proses transesterifikasi. Produk yang dihasilkan dari pemurnian tersebut diproses menjadi Refined, Bleached dan Deodorised Palm Oil (RBDPO). Setelah itu proses transesterifikasi dilakukan hingga tercipta biodiesel.
2. Minyak Jelantah
Dilansir dari Kementerian ESDM, minyak goreng bekas atau minyak jelantah dapat digunakan sebagai biodiesel. Beberapa negara telah menggunakan minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel. Minyak jelantah mampu memenuhi 32% kebutuhan biodiesel nasional dan menghemat biaya produksi hingga 35% jika dibandingkan dengan CPO. Selain itu, minyak jelantah juga mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 91.7 %.
Menurut Kementerian ESDM, Siklus pengolahan minyak jelantah menjadi Biodiesel diawali dengan proses pemurnian kemudian disaring lalu dicampur dengan arang aktif dan dinetralkan. Setelah itu, minyak jelantah diproses menggunakan transesterifikasi. Dari proses ini, biodiesel kasar akan tercipta. Selanjutnya. biodiesel kasar dimurnikan agar dapat digunakan. Proses ini menggunakan prinsip zero process .
ADVERTISEMENT
(RFN)