Konten dari Pengguna

Bensin dan Solar Merupakan Sumber Daya Alam Tak Terbarukan, Ini Penjelasannya

28 Oktober 2021 14:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pengisian bensin (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengisian bensin (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Bensin dan solar adalah sumber daya yang selalu kita gunakan untuk mengisi energi kendaraan kita.
ADVERTISEMENT
Bensin sendiri adalah salah satu jenis bahan bahan bakar minyak dimaksudkan untuk kendaraan bermotor. Untuk solar penggunaannya untuk jenis kendaraan bermotor transportasi dan mesin industri. Solar atau high Speed Diesel atau HSD ini dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic injection.
Kedua bahan bakar ini tentunya sangat sering digunakan oleh semua orang di muka bumi ini. Lantas, bensin dan solar merupakan sumber daya alam apa?
Ilustrasi pengisian bensin (Foto: Pixabay)
Dikutip dari laman resmi National Geographic, Bensin dan solar merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui merupakan sumber daya alam yang akan habis jika digunakan terus menerus.
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui berasal dari mikroplankton di perairan yang mati. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui tidak disediakan oleh alam.
ADVERTISEMENT

Perbedaan Bensin dan Solar

Setelah mengetahui terkait sumber daya bensin dan fosil, berikut perbedaan antara bensin dengan solar yang dikutip dari autoexpose.org.
1. Titik penguapan solar dan bensin
Titik penguapan bensin terbilang rendah, yakni dalam suhu 40 derajat celsius saja bensin mulai menguap. Dalam proses destilasi, bensin akan diperoleh dengan memanaskan minyak mentah pada suhu 40 hingga 250 derajat celsius.
Sementara titik penguapan solar itu lebih tinggi, dalam suhu kamar solar lebih tahan karena solar mulai menguap pada suhu 149 derajat celsius. Namun pada proses destilasi, minyak mentah akan dipanaskan dari 250 – 350 derajat celsius untuk mendapatkan bahan bakar solar.
2. Kandungan solar dan bensin
Secara umum, dalam 159 liter minyak mentah akan didapatkan 72 liter bensin murni. Namun, bensin murni tidak dapat digunakan secara langsung sebagai bahan bakar mesin karena kandungannya tidak cocok. Oleh sebab itu, bensin harus ditambahkan beberapa bahan tambahan.
ADVERTISEMENT
3. Jumlah energi yang terkandung pada bensin dan solar
Tiap liter bensin, memiliki kandungan energi sekitar 33.7 MJ. Sementara tiap satu liter solar memiliki kandungan 36.9 MJ.
4. Kandungan CO2
Kandungan karbondioksida pada bensin ternyata lebih rendah, tiap kilogram memiliki kandungan CO2 sekitar 2.3 Kg. sementara solar memiliki kandungan CO2 2.65 Kg per liter.
5. Titik nyala bahan bakar bensin vs solar
Bensin memiliki titik nyala yang rendah, namun titik nyala spontan (self ignition) ini dapat diperbesar dengan memperbesar RON. Untuk mengukurnya, maka pada bensin kita mengenal nilai oktan. Nilai oktan sendiri ada suatu bilangan yang menunjukkan kadar isooktana pada bensin.
Misal untuk bensin oktane 90 maka mengandung 90% oktana dan 10% heptana. Semakin tinggi kandungan oktana maka self ignition bensin akan semakin tinggi.
ADVERTISEMENT
Untuk solar tidak ada nilai oktan, melainkan nilai cetane. Nilai cetane ini juga hampir sama seperti nilai oktane yang menunjukkan titik nyala spontan solar pada tekanan kompresi tertentu.
6. Penggunaan
Bensin banyak digunakan pada kendaraan-kendaraan yang membutuhkan kecepatan dibandingkan power. Sehingga banyak dipakai pada kendaraan berukuran kompak seperti sepeda motor, MPV, mini SUV dan sedan.
Sementara solar, dengan kandungan energi lebih tinggi dan torsinya juga besar maka cocok dipakai pada mobil yang lebih membutuhkan power dibandingkan kecepatan. Diesel dipakai pada truk, bus, alat berat, kereta api, mesin kapal, dan mesin-mesin industri.
(HDZ)