Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Biodiesel Adalah Bahan Bakar Bio yang Dihasilkan dari Tanaman Ini
3 Februari 2022 13:16 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Aplikasi Penggunaan Biodiesel B-100 pada Kereta Pembangkit Listrik. Foto; Dok. Pribadi](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1643776363/ojjvuoxrathehtbbk6v8.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Kementerian ESDM, Program Mandatori Biodiesel sudah mulai diimplementasikan pada tahun 2008 dengan kadar campuran biodiesel sebesar 2,5%. Kadar Biodiesel kemudian ditingkatkan secara bertahap hingga 20% (B20) pada tahun 2016.
Program ini berjalan baik hingga akhirnya Kementerian ESDM menerbitkan penggunaan biodiesel dengan kadar 30% pada tahun 2019 dengan uji jalan menggunakan alat berat, alusista, mobil bus, hingga kereta api. Pada bulan Januari 2020, Pemerintah meresmikan penggunaan biodiesel dengan kadar 30%.
Dilansir dari Kementerian ESDM, biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi pada mesin atau motor diesel berupa ester metil asal lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Dilansir dari BPPT/BRIN pula, biodiesel adalah bahan bakar nabati yang memiliki sifat fisik yang sama seperti dengan minyak solar sehingga dapat digunakan untuk pengganti bahan bakar pengganti untuk kendaraan bermesin diesel. Biodiesel mudah digunakan, dapat diuraikan secara alami, dan tidak beracun.
ADVERTISEMENT
Bahan baku pembuatan biodiesel dapat kita temukan sehari-hari. Bahan baku tersebut dapat berupa tanaman, hewan, maupun bahan pokok yang sering kita gunakan. Bahan baku tersebut nantinya akan diproses lebih lanjut dengan reaksi kimia oleh produsen Biodiesel. Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan pada produksi biodiesel.
Biodiesel Adalah Bahan Bakar Bio yang Dihasilkan dari Minyak Sawit (CPO)
Minyak sawit merupakan produk olahan yang didapatkan dari tanaman kelapa sawit. Menurut Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi, kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika Barat terutama dari sekitar Angola hingga Senegal. Kelapa sawit merupakan salah satu jenis dari minyak makan yang diperdagangkan secara global dengan standar mutu dan keamanan yang diatur oleh FAO dan WHO.
ADVERTISEMENT
Minyak yang diproduksi dari buah kelapa sawit memiliki karakteristik yang unik dan unggul. Karakteristik yang pertama adalah tanaman kelapa sawit memiliki produktivitas tinggi dalam menghasilkan minyak.
Tanaman kelapa sawit memiliki efisiensi yang tinggi dalam memanen energi sinar matahari dan mengkonversikannya dalam bentuk minyak. Tanaman kelapa sawit lebih unggul dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lainnya seperti kedelai dan bunga matahari dalam produksi minyak dengan penggunaan lahan yang lebih sedikit.
Kelapa sawit dapat menghasilkan dua jenis minyak yang berbeda dari buah yang sama. Ketika kelapa sawit dilakukan pengepresan, daging buah sawit akan menghasilkan minyak sawit kasar atau dikenal sebagai crude palm oil (CPO). Sedangkan, inti sawit akan menghasilkan minyak inti sawit kasar atau dikenal dengan crude palm kernel oil (CPKO). CPO ini nantinya yang akan digunakan sebagai bahan baku Biodiesel.
ADVERTISEMENT
CPO nantinya akan dilakukan pemurnian sebelum dilakukan proses transeterifikasi. Produk yang dihasilkan dari pemurnian tersebut diproses menjadi Refined, Bleached dan Deodorised Palm Oil (RBDPO). Setelah itu proses transeterifikasi dilakukan hingga tercipta biodiesel.
Biodiesel Adalah Bahan Bakar Bio yang Dihasilkan dari Minyak Jelantah
Dilansir dari Kementerian ESDM, minyak goreng bekas atau minyak jelantah dapat digunakan sebagai biodiesel. Beberapa negara telah menggunakan minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel. Minyak jelantah mampu memenuhi 32% kebutuhan biodiesel nasional dan menghemat biaya produksi hingga 35% jika dibandingkan dengan CPO. Selain itu, minyak jelantah juga mampu mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 91.7 %.
Menurut Kementerian ESDM, Siklus pengolahan minyak jelantah menjadi Biodiesel diawali dengan proses pemurnian kemudian disaring lalu dicampur dengan arang aktif dan dinetralkan. Setelah itu, minyak jelantah diproses menggunakan transeterifikasi. Dari proses ini, biodiesel kasar akan tercipta. Selanjutnya. biodiesel kasar dimurnikan agar dapat digunakan. Proses ini menggunakan prinsip zero process .
ADVERTISEMENT
(RFN)