Konten dari Pengguna

Cara Kerja Shockbreaker Depan Motor

20 Juli 2021 6:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi shockbreaker (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi shockbreaker (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Shockbreaker atau biasa dikenal sebagai suspensi berfungsi sebagai peredam kejut yang meredam hentakan ketika motor melewati jalanan yang keras atau berlubang. Komponen pada motor ini menunjang kenyaman saat berkendara.
ADVERTISEMENT
Jika motor tidak memiliki shockbreaker, pengendara bisa mengeluhkan sakit di bagian-bagian tubuhnya. Oleh sebab itu, baik roda depan maupun belakang motor, wajib melengkapi kendaraannya dengan suspensi yang berkualitas.
Shockbreaker menggunakan material elastis yang memiliki toleransi terhadap tekanan secara tiba-tiba. Tujuan penggunaan material elastis ini agar saat salah satu ujung suspensi tertekan secara tiba-tiba, maka ujung lainnya tidak terpengaruh atau pengaruhnya lebih minim.
Selain itu, material yang digunakan harus kuat dan tahan terhadap deformasi akibat gaya tekan yang dikenakan secara terus menerus. Untuk itulah, suspensi biasanya menggunakan bahan baja elastis yang dibuat khusus dengan campuran beberapa logam lain.
Sistem suspensi depan ini memiliki 3 jenis dan tipe yang berbeda-beda cara kerjanya. Lalu apa sajakah itu?
ADVERTISEMENT

Cara Kerja Shockbreaker Depan Pada motor

Dikutip dari autoexposem, ada 3 jenis shockbreaker depan pada sepeda motor. Berikut informasinya.
1. Pararel Fork
Ilustrasi shockbreaker tipe pararel fork (Foto: Flickr)
Jenis pararel fork ini merupakan jenis shockbreaker yang digunakan pada motor keluaran masa perang dunia pertama. Shockbreaker jenis pararel fork ini dapat ditemukan pada Vespa classic, di mana pada satu sisi suspensi depan ada dua buah tangkai.
Tungkai pertama yang letaknya di bagian belakang memiliki sifat solid. Ini karena fungsinya sebagai penyangga dari seluruh rangkaian roda depan. Pada tungkai depan terhubung dengan poros roda yang dilengkapi sebuah pegas yang mengelilingi tangkai tersebut. Pegas inilah yang bertugas menyerap semua getaran jalan.
Namun, tipe ini tidak lagi digunakan karena konstruksinya yang rumit dan gaya suspensinya tidak sejajar dengan tungkai penahan roda yang memungkinkan terjadinya out of way.
ADVERTISEMENT
2. Telescopic Fork
Ilustrasi Shockbreaker (Foto: Pixabay)
Jenis yang kedua ini merupakan jenis yang paling sering dijumpai di semua jenis motor. Ciri utama pada shockbreaker teleskopik adalah sistem peredaman terjadi di dalam tungkai penahan roda. Dalam satu sisi roda, hanya ada sebuah tungkai yang terdiri dari dua tabung.
Tabung yang berada di bawah disebut slider. Fungsinya sebagai tabung suspensi yang diisi oleh per dan fluida shock absorber. Sementara itu, tabung di atasnya yang berwarna mengkilap bernama fork tube yang terhubung dengan kemudi motor.
3. Telescopic Up Side Down
Ilustrasi shockbreaker depan Telescopic Up Side Down (Foto: Pixabay)
Dan yang terakhir lebih dikenal sebagai suspensi USD. Masih dalam tipe telescopic suspension, namun perbedaannya suspensi USD ini terletak terbalik. Artinya slider yang awalnya ada di bawah menjadi di atas dan fork tube yang memiliki diameter lebih kecil ada di bawah, tepat pada sumbu roda.
ADVERTISEMENT
Kelebihan dari shockbreaker ini adalah handling yang lebih baik, namun harga yang perlu dikeluarkan lebih mahal dari sistem suspensi telescopic biasa.
(HDZ)