Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Catalytic Converter dan Cara Kerjanya
14 Juni 2021 9:03 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Catalytic Converter bukan lah hal umum yang mudah dipahami oleh orang awam. Perangkat khusus ini mulai digunakan di setiap mobil baru di Indonesia pada 2007.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, perangkat ini merupakan bagian dari standar Euro2 untuk gas buang pada mobil. Untuk memenuhi standar Euro2, maka kendaraan bermesin diesel dan bensin wajib menggunakan Catalytic Converter, termasuk di Indonesia.
Catalytic Converter berjalan di latar belakang menggunakan reaksi kimia untuk membersihkan gas berbahaya dari emisi gas buang mobil Anda.
Dalam artikel ini, infootomotif akan menjelaskan semua yang perlu Anda ketahui tentang catalytic converter, mulai dari cara kerjanya hingga bahan dan logam mulia yang digunakan di dalamnya.
Bagaimana Cara Kerja Catalytic Converter?
Dikutip dari autoexpress.co.uk, Catalytic Converter ini mengubah zat berbahaya dalam gas buang mobil, seperti karbon monoksida, oksida nitrat, nitrogen dioksida dan hidrokarbon, menjadi zat yang kurang berbahaya seperti karbon dioksida dan uap air melalui reaksi kimia.
ADVERTISEMENT
Bagian dalamnya tersebut biasanya diisi dengan struktur sarang lebah di mana lapisan diterapkan yang mengandung katalis, zat yang menciptakan reaksi dengan gas buang, mengubah struktur kimianya.
Logam mulia seperti paladium, rhodium, dan platinum biasanya digunakan sebagai katalis dan ini memiliki nilai intrinsik yang berarti mereka layak diselamatkan dan didaur ulang saat mobil dibuang. Sayangnya, logam mulia ini juga membuat catalytic converter menjadi target pencuri.
Catalytic Converter ini perlu bekerja pada suhu tinggi hingga 400 derajat untuk memaksimalkan efisiensinya.
Untuk mencapai suhu operasi optimal ini, unit pertama diposisikan dekat dengan mesin mobil tetapi ini menyebabkan masalah tersendiri secara bertahap dipindahkan lebih jauh ke bawah sistem pembuangan, jauh dari sumber panas mesin.
ADVERTISEMENT
Pada mobil keluaran sekarang, catalytic converter ditemukan di bawah kendaraan menuju outlet knalpot, posisi yang membuatnya dapat diakses oleh pencuri yang dapat memotong seluruh unit dari bawah mobil.
Tipe pada Catalytic Converter
Ada berbagai jenis catalytic converter. Ada oksidasi 'dua arah' sederhana yang bekerja untuk mengubah karbon monoksida (CO) menjadi karbon dioksida (CO2) dan hidrokarbon. Pada dasarnya tipe ini merupakan partikel bahan bakar yang tidak terbakar, menjadi karbon dioksida dan air.
Selanjutnya, konverter katalitik 'tiga arah' yang lebih canggih dipasang pada mobil modern.
Selain mengubah karbon monoksida, converter ini juga berfungsi mengurangi emisi oksida nitrat (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) yang bersama-sama lebih dikenal sebagai NOx, yang menjadi penyebab terlokalisasinya sebuah polusi.
ADVERTISEMENT
Untuk mobil diesel biasanya memiliki catalytic converter khusus untuk mengatasi emisi spesifik dari mesin diesel penyalaan kompresi.
Unit Katalis Oksidasi Diesel ini secara rutin dipasangkan dengan teknologi pengolahan gas buang tambahan seperti resirkulasi gas buang,
Filter Partikulat Diesel untuk menjebak jelaga dan Pengurangan Katalitik Selektif yang menggunakan injeksi larutan urea AdBlue untuk menghilangkan NOx.
(HDZ)